10 ; Play

1K 143 17
                                    


Juyeon terbangun saat merasakan belaian lembut di kepalanya.

Saat ia membuka mata, Felix baru saja beranjak pergi dengan membawa sebuah wadah di tangannya menuju ke kamar mandi yang berada di dalam kamar ini.

Juyeon mengangkat tangannya menyentuh kain kecil yang di menempel di atas dahinya.

Saat Juyeon menoleh ke arah nakas sebab mencium aroma yang sedap, rupanya telah tersaji semangkuk bubur di sana.

" Felix.." gumamnya.

Juyeon mengepalkan tangannya.

Saat Felix keluar dari kamar mandi membawa air kompres yang baru, ia tersenyum melihat Juyeon.

" Selamat pagi, Juyeon."

Juyeon mengalihkan pandangannya, "Kau tidak sopan sekali."

" Aku juga begitu dengan Minho."

" Jangan samakan kami."

Felix mendengus, "Oke oke, kakak sekarang makan ya? Adik suapi ya, oke?"

Juyeon merasa geli mendengarnya namun ia tidak menolak tawaran Felix untuk menyuapinya.

Sebenarnya Juyeon bisa makan sendiri, demam seperti ini adalah hal sepele baginya tapi─

Sesekali merasakan yang namanya dimanja itu tak masalah kan?

Juyeon pun duduk dibantu oleh Felix, ia sandarkan punggungnya pada headboard.

Setelah itu dengan telaten Felix suapi Juyeon dan membersihkan sudut bibir pria itu ketika ada bekas bubur yang menempel.

Juyeon menghela nafasnya, "Sudah, cukup."

" Eh? Sudah sisa sedikit, ayo habiskan. Kau tidak boleh buang-buang makanan, mubazir namanya."

Juyeon memincingkan matanya, "Ku bilang sudah cukup."

Namun Felix tetap sodorkan sendok itu ke arah mulut Juyeon.

" Kau kalau tidak mau ku pukul dengan mangkok ini lebih baik cepat buka mulutmu, nah seperti itu anak baik~"

Galak, Minho mendapat suami yang galak rupanya.

Setelah bubur itu habis, Felix tersenyum, ia usap kepala Juyeon dengan lembut namun segera di tepis oleh pemuda itu.

" Jangan bersikap kurang ajar."

" Itu bentuk apresiasi, aku tidak bermaksud untuk bersikap kurang ajar. Kau ini kenapa kaku sekali sih? Ingin jadi patung kah?"

Juyeon mendengus, "Berisik."

" Omong-omong pembicaraan kita semalam belum selesai." ucap Felix sembari mengambil obat demam yang sudah ia persiapkan.

" Pembicaraan apa? Lebih baik kau pergi dari sini sekarang." usir Juyeon.

Felix mengerutkan dahinya.

" Aku yakin semalam kepalamu tidak terbentur."

" Pergi, Felix."

Felix menghela nafasnya.

Keluarga Lee, lebih tepatnya keluarga Minho memang gila.

Tidak ada yang waras kecuali Minho, Minho sedikit lebih waras─ sepertinya.

" Setidaknya minum obat terlebih dahulu." ucap Felix berusaha sabar.

Juyeon meraih obat dan gelas yang Felix sodorkan padanya, setelah obat dan air itu ia minum, gelas itupun Juyeon letakkan di atas nakas.

" Sekarang kau bisa pergi kan?"

Felix menghela nafasnya, lagi.

" Baiklah."

rampant ; minlix'✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang