5

2.3K 208 22
                                    

Apa yang diharapkan dari seseorang yang hidup sebatang kara selama 20 tahun dalam hidupnya?

Membangun keluarga.

Itu adalah impian Jaehyun saat seseorang bertanya. Ia selalu memimpikannya.

Hidup sendirian tanpa ada dukungan orangtua dan saudara cukup membuatnya merasa kesepian, membuatnya berandai-andai bagaimana rasanya mempunyai keluarga, bagaimana rasanya mempunyai seseorang yang selalu mengisi setiap sudut rumah dengan kasih sayang dari orangtua. Jaehyun tak pernah mendapatkan jawabannya.

Tapi, itu yang membuatnya bermimpi menjadi orangtua.

Oleh sebab itu ketika, Naeunㅡkekasih Jaehyunㅡmemberitahu kalau ia sedang mengandung, Jaehyun senang bukan main.

Mungkin, karena umurnya masih sangat muda, Jaehyun mulai naif dengan berpikir cinta dan tanggungjawab menikahi kekasihnya sudah cukup untuk membangun sebuah keluarga.

Yang Jaehyun tidak tahu, pondasi membangun sebuah keluarga bukan hanya dengan komitmen dari satu pihak saja, melainkan kedua belah pihak.

Di tahun ketiga pernikahan mereka, hubungan keduanya mulai merenggang. Naeun yang lelah dan mudah bosan tentu tak sanggup mengurus dua anak kembar sekaligus.

Berbanding terbalik dengan Jaehyun yang merasa senang karena memiliki anak kembar yang cukup sehat, Naeun tampaknya menyesal karena kehilangan banyak hal di hidupnya.

Kehidupannya yang selalu diisi dengan kemewahan, berpesta nyaris tiap hari, berdansa dan minum di bar sudah seperti kegiatan setiap minggunya, tiba-tiba harus berubah secara drastis karena kehamilannya kemudian menikah dengan pria sederhana yang bekerja sebagai tukang bangunan yang upahnya tidak seberapa.

Kesetiaan tidak cukup untuk Naeun. Ia selalu menginginkan kemewahan, uang yang banyak. Ia tak bisa hidup serba kekurangan. Ia tak mau harus mengalah dengan mengurungkan niat untuk membeli peralatan make-up demi membeli kebutuhan bayinya karena gaji Jaehyun terlalu sedikit.

Naeun, wanita itu mudah tergoda akan kekayaan dan kemewahan, sehingga ketika ada seorang lelaki muda yang mapan merayu demi mencari atensinya, ia dengan mudahnya berpaling.

Bukan sekali, dua kali Jaehyun memergoki Naeun pergi, menitipkan kedua anak mereka ke tetangga demi menemui selingkuhannya. Berkali-kali juga, Jaehyun memaafkannya demi anak-anak.

Sampai dua tahun kemudian, Jaehyun pulang dan menemukan Sungchan seorang diri dan selembar kertas yang dititipkan Naeun kepada tetangganya.

Surat perceraian. Dan, tentu saja telah dibubuhi tanda tangan Naeun.

Sungchan tidak tahu kalau Mama-nya akan memisahkannya dengan Beomgyu. Anak kecil yang polos dan naif itu tertipu, ia menceritakan pada Jaehyun kalau Naeun beralasan  membawa saudara kembarnya untuk berbelanja sebentar dan akan membelikannya sepasang sepatu baru. Dan, nyatanya, baik Naeun ataupun Beomgyu tidak pernah ditemukan.

Beomgyu itu penakut.

Ia takut akan semua hal. Ia juga tidak mengerti mengapa perasaannya selalu didominasi dengan ketakutan.

Ia takut akan kegelapan, namun juga takut dengan cahaya.

Sejak ia tak lagi tinggal bersama Sungchan dan Jaehyun, Beomgyu tidak bisa merasa tenang, bahkan dalam tidurnya ia masih merasa ketakutan.

Ketakutan Beomgyu ini berawal dari seseorang yang menyelinap masuk ke kamarnya di tengah malam. Ia tertidur, namun orang itu membangunkannya dengan mengusap wajah dan rambutnya berulang kali. Saat matanya terbuka, kesadarannya mulai terkumpul secara paksa, orang itu sudah berada di atasnya. Bibir dan hidung orang itu menyentuh setiap sisi wajah Beomgyu, seperti anjing yang tengah mendengus. Beomgyu tak nyaman, ia berusaha bergerak, mencoba mendorong orang itu agar tak lagi menciuminya, tapi kedua pergelangannya malah di tahan di sisi tubuh.

We Are Family ❥ Jung FamsWhere stories live. Discover now