18

1.9K 229 38
                                    

Pukul enam pagi, Ten terbangun. Ia bergegas pergi ke ruang tengah, di mana sepasang anak kembar bermarga Jung tertidur di kasur lantai, menghadap televisi. Ten menggigit pipi dalamnya pelan, oh mereka terlihat menggemaskan meski sedang tidur sekalipun.

Sebenarnya Ten tidak masalah kalau mereka ingin tidur bertiga bersama, tapi sepertinya Beomgyu tidak akan nyaman dengan ide itu. Jadi ia memberikan kasur lantai yang empuk agar si kembar Jung dapat beristirahat dengan nyaman.

Ten tidak berniat untuk membangunkan Sungchan jika tidak ingat kalau hari ini masih hari sekolah. Dengan berat hati, ia mendekati dua anak Jung itu. Pelan-pelan Ten mengusap surai Sungchan yang berantakan.

"Kak, ayo bangun." Ten berucap selembut usapannya. Ditusuk-tusuknya pipi Sungchan yang tidur dalam posisi telungkup. "Kakak, nanti tepat ke sekolah, lho ..."

"Eung, bentar lagi ..."

Ten terkekeh melihat Sungchan yang menenggelamkan dirinya dalam selimut. Tidak kesal, ini sangat menyenangkan menurutnya. Apakah ini rasanya punya anak?

"Ayo, Kak. Nanti telat ke sekolah. Katanya mau bangun cepat biar bisa telpon Papa," ujar Ten lagi.

Dan yang benar saja, Sungchan langsung mengangkat kepala dengan kedua mata yang terbuka lebar. "Jam berapa ini?" gumamnya parau.

"Jam enam lewat. Mandi dulu," suruh Ten sambil mengusak rambut Sungchan yang berantakan. "Kamu mau dibuatin sarapan apa, Kak?"

Mata Sungchan berkedip beberapa kali. "Terserah Pak Guru aja, jangan repot-repot," balasnya tak enak hati.

"Oke, kalo nasi goreng gapapa, kan?"

Sungchan mengangguk pelan dan tersenyum dengan matanya yang sayu. Ten pun beranjak dari ruang tengah demi menuju ke dapur.

Selagi tengah membuat makanan, Sungchan menyempatkan diri untuk melipat selimut dan merapikan bantal seperti yang biasa Jaehyun ajarkan padanya.

Dilihatnya Beomgyu masih tidur. Ia pun menyempatkan diri untuk mengelus-elus rambut saudara kembarnya yang tidur dengan posisi menyampingㅡmembelakanginya. Tidak ingin membangunkan, ia pun menaikkan selimut Beomgyu yang sempat menurun lalu bangkit ke kamar mandi.

"Eung, Papa?"

Netra indah Beomgyu terbuka lebar, alam sadarnya kembali membuatnya teringat kalau ia sekarang bukan berada di kamarㅡapalagi rumahnya. Beomgyu duduk kemudian memperhatikan ke sekitar, mencoba menerka-nerka.

Oh, ia baru teringat kalau tadi malam ia jatuh tertidur di pangkuan Papa-nya sebelum sampai di sini.

"Beomgyu sayang, udah bangun?"

Yang dipanggil menoleh pada Ten. Pria cantik itu baru saja menyajikan tiga piring nasi goreng di meja yang berada ruang tengah. Beomgyu mengusap matanya yang mulai basah.

"Papa ..." bisiknya pelan.

Ten yang paham lantas mendekati Beomgyu dan mengusap pipinya. "Habis Kak Sungchan mandi, kita telpon Papa, ya sayang? Mau cuci muka dulu?" katanya lembut.

Beomgyu mengangguk patuh. Ia bangkit dan membasuh wajahnya di wastafel yang berada di dapur. Begitu selesai, ia kembali untuk membereskan bantal dan selimut dengan rapi.

"Adek tidurnya nyenyak, ngga?" tanya Ten khawatir.

Beomgyu mengangguk. "Adek ketiduran. Ngga sempat pamitan sama Papa," gumamnya sedih.

Ten mengulurkan tangannya guna mengelus kepala Beomgyu. "Papa kasian sama Adek kemarin keknya capek banget, jadi ngga Papa bangunin. Ini kita video-call, ya?" Ia pun mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Jaehyun, tepat sekali saat Sungchan keluar dengan seragam sekolah yang sudah melekat di tubuhnya. Ia mendekati saudara kembarnya untuk meminta pelukan sebagai penyemangat.

We Are Family ❥ Jung FamsOnde histórias criam vida. Descubra agora