Pengarang Handal

252 30 14
                                    

"Diam adalah cara terbaik untuk berdamai dengan keadaan."

🥀
~
~
~

Suasana kantin saat jam istirahat sangat ramai, semua meja tampak terisi penuh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Suasana kantin saat jam istirahat sangat ramai, semua meja tampak terisi penuh. Mereka tidak akan menyia-nyiakan jam istirahat yang begitu berharga untuk mengisi perut yang keroncongan.

Disalah satu meja, Deva hanya diam memperhatikan Kalingga yang sedang menikmati makanannya. Kalingga sengaja meminta Deva untuk menemaninya, agar pemuda itu tidak jadi bahan suruhan Bara terus-menerus.

"Lo gak makan?" tanya Kalingga.

Sebenarnya Kalingga sedikit risih saat Deva hanya diam menatapnya, tidak lupa senyum tipis yang sepertinya tidak pernah absen di bibir mungil Deva. Sungguh, Kalingga ingin sekali memukul Deva menggunakan sendok yang ada di tangannya.

"Nggak, gue udah sarapan tadi di rumah," jawab Deva dengan gelengan cepat.

"Lo ngapain sih lihat gue sampai segitunya? Risih anjir!" kesal Kalingga. Nyaris saja Kalingga berpikir kalau Deva itu tidak normal. Bayangkan saja, Deva melihatnya sambil senyum tidak jelas, sungguh mengerikan.

"Gue senang, akhirnya ada yang mau temenan sama gue," ucap Deva antusias. Bayangkan saja, dari SD sampai SMA, tidak ada yang ingin berteman dengannya. Mereka selalu menganggap Deva itu anak yang aneh dan bodoh.

Kalingga hanya mengangguk enggan menanggapi, ia lebih memilih menikmati makanannya yang sedikit lagi akan habis.

Kalingga berpikir sejenak, padahal kepribadian Deva itu tergolong asik. Namun, tidak tahu kenapa, Deva malah dijauhi murid lainnya.

Setelah Kalingga selesai menghabiskan makanannya. Mereka langsung memutuskan kembali ke kelas.

Mereka melewati toilet, terdengar keributan di antara kerumunan orang yang berada di depan toilet. Deva dan Kalingga menatap keramaian dengan sedikit penasaran dengan apa yang sedang terjadi.

"Lo nyolot banget jadi orang!" teriak King of bullying. Siapa lagi kalau bukan Arga Sanjaya, raja perundung SMA Tenggara.

"Lo yang nyolot, sialan!" umpat Raka.

Ternyata orang yang sedang adu bacot dengan Arga adalah Raka Laksmana. Adik satu-satunya Radeva Arnawama.

"Seharusnya gue yang dipilih masuk tim inti, bulan lo! Bocah tengik!" Arga ingin mendorong tubuh Raka. Namun, tangan Raka berhasil menepisnya.

Ternyata keduanya sedang memperebutkan posisi tim inti futsal. Arga tidak terima jika Raka selalu dianak emaskan oleh guru olah raga mereka.

"Tapi nyatanya Pak Andre lebih memilih gue dibandingkan lo. Itu artinya gue lebih jago daripada lo. Satu lagi, kapten futsal SMA Tenggara itu gue, bukan lo!" ejek Raka.

Don't Give Up Where stories live. Discover now