Ada Aku

228 32 9
                                    

"Aku selalu mengeluh dan ingin bercerita tentang keadaanku saat ini. Tapi aku tidak tau ingin berkeluh-kesah dengan siapa."

🥀

~
~
~

Rumah sakit, bangunan mewah yang terlihat bersih dan bau obat-obatan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rumah sakit, bangunan mewah yang terlihat bersih dan bau obat-obatan. Namun, membuat sebagian besar orang takut menginjakkan kaki mereka di bangunan tersebut.

Kalingga dengan melangkahkan kakinya cepat sambil membopong tubuh Deva yang semakin melemah. Kalingga seperti orang kesetanan akibat rasa panik yang berlebihan. Sedangkan Anna, gadis itu berada di belakang Kalingga, ia bersusah payah menyeimbangi langkah kaki laki-laki yang ada di depannya.

"Dokter! Tolong teman saya!" teriak Kalingga membuatnya menjadi pusat perhatian. Namun, Kalingga tidak perduli jika orang menatapnya aneh.

Salah satu dokter cantik yang sedang berjalan santai tiba-tiba tersentak kaget mendengar sebuah teriakan dari pintu utama rumah sakit. Nalurinya sebagai seorang dokter langsung bisa menebak apa yang sedang terjadi. Dokter tersebut adalah dokter Bella, istri dari paman Deva— Bagaskara.

Mata Bella mengerjap berapa kali memastikan pemuda yang terkulai lemas dalam gendongan temannya. Tidak, itu tidak mungkin keponakannya. Bella langsung berlari menghampiri mereka.

"Deva," ucap Bella pelan.

"Suster siapkan brangkar!" teriak Bella sambil mengelus wajah Deva dengan lembut. Air matanya mengalir tanpa permisi. Bella sangat takut jika melihat Deva kambuh.

Tubuh Deva sudah terbaring di atas brangkar, dua suster mendorong brangkar tersebut dan membawa Deva ke ruangan UGD untuk mendapatkan penanganan.

Anna, perempuan itu wajahnya terlihat pucat pasi. Kini Anna sedang menunggu Deva bersama Kalingga. Kedua orang itu duduk di kursi panjang yang tersedia di rumah sakit.

"Kal. Deva gak bakalan kenapa-kenapa, kan?" tanya Anna tanpa menatap Kalingga. Perasaan Anna saat ini campur aduk, takut sekaligus sedih.

Kalingga membuang napasnya kasar. Ia juga tidak tahu apakah Deva baik-baik saja atau tidak. Penyakit yang ada ditubuh Deva bukanlah penyakit yang bisa disepelekan, Kalingga tahu itu.

Kalingga menggeleng kepala. "Gue gak tahu, kita berdoa aja." Hanya kalimat itu yang bisa Kalingga ucapkan.

"Gue takut." Suara Anna terdengar lemah.

"Cih! Takut? Bukannya lo selama ini salah satu orang yang suka ngebully Deva?" sidir Kalingga.

Selama bersekolah di SMA Tenggara, Kalingga kerap melihat Anna melontarkan kata-kata sarkas, tidak jarang juga gadis itu menyuruh Deva seenak jidatnya.

Don't Give Up Where stories live. Discover now