Fakta Lain

242 33 7
                                    

"Tolong hidup lebih lama.
Tolong jangan mati dulu.
Tolong..."

🥀

~
~
~

Sepulang sekolah, Kalingga mengajak Deva makan di cafe

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Sepulang sekolah, Kalingga mengajak Deva makan di cafe. Ternyata, ajakan Kalingga disetujui oleh Deva. Bahkan Deva merekomendasikan cafe yang biasa ia datangi. Cafe milik pamannya-adik dari sang ayah.

Cafe Senja, itulah nama yang diberikan oleh pamannya. Cafe yang mengusung tema kekinian yang memiliki spot aesthetic disetiap sudutnya.

Mereka berdua duduk santai disalah satu meja. Kalingga tampak memilih makanan dan minuman apa yang akan ia pesan. Sedangkan Deva, ia akan memesan minuman yang sering ia pesan seperti biasanya.

"Mbak. Gue mau spaghetti bolognese satu, sama ice lychee tea satu," ucap Kalingga pada waiters yang sedang bertugas mencatat pesanan mereka.

"Baik," kata waiters tersebut sambil mencatat.

"Mbak Siska, gue yang kayak biasa, ya," timpal Deva.

Deva sudah lama mengenal wanita berusia sekitar 25 tahun itu. Wanita tersebut susah bekerja hampir 5 tahun di cafe milik pamannya. Wanita tersebut sudah hapal dengan Deva, pasti keponakan dari bosnya itu akan memesan makanan yang tidak ada dalam buku menu.

Wanita yang memiliki nama Siska itu mengangguk, "oke, Deva."

Setelah selesai mencatat pesanan Kalingga dan Deva, Siska berlalu permisi meninggalkan keduanya.

"Tempatnya enak juga." Mata Kalingga mengecek setiap sudut cafe tersebut. Benar-benar terasa nyaman, tidak terlalu berisik karena ada tempat umum dan khususnya. Mereka berdua memilih tempat khusus.

"Iya. Makanya gue sering ke sini kalau lagi pusing. Kebetulan paman gue selalu ada di sini, lumayan bisa makan gratis dan curhat dikit. Hehehe." Deva tertawa pelan mengingat dirinya yang sering datang mengganggu sang paman.

Walaupun Bagaskara itu adik kandung dari Hirawan. Namun, kepribadian keduanya sangat jauh berbanding terbalik. Hirawan yang cenderung diam dan tegas, kalau Bagaskara lebih heboh dan cerewet.

"Lo akrab sama paman lo itu?" tanya Kalingga penasaran.

Deva mengangguk sambil tersenyum lebar. "Akrab banget. Bahkan gue lebih akrab sama Papa Bagas daripada sama ayah. Ah, rasanya gue pengen jadi anak Papa Bagas aja."

Sejak kecil Deva sudah terbiasa memanggil Bagas dengan sebutan papa. Hanya Deva yang memanggil Bagas dengan sebutan itu, sedangkan Raka tetap memanggil dengan sebutan paman.

Mata Deva tiba-tiba menangkap sosok yang ia kenal baru saja masuk ke dalam cafe. Senyum manis merekah di bibir Deva. Dengan cepat ia melambaikan tangan dan berteriak memanggil orang tersebut.

Don't Give Up Where stories live. Discover now