Pembantu Berkedok Anak

265 29 7
                                    

"Rumah aku berisik, dunia aku hancur.
Aku cuma anak gak berguna yang diberi nyawa."

🥀

~
~
~

Deva terlihat bolak-balik mencari sesuatu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Deva terlihat bolak-balik mencari sesuatu. Terdengar sesekali decakan kesal dari mulutnya. "Perasaan tadi gue bawa sapu, deh. Kok tiba-tiba hilang," gumam Deva kebingungan.

Deva terlihat bingung mencari sapu lidi yang hilang tanpa jejak. Seingatnya, ia baru saja mengambil barang tersebut dari gudang.

Tiba-tiba kekehan kecil keluar dari mulut Deva, terlihat seperti orang bodoh. "Dari tadi gue cariin, eh ternyata nih sapu ada di tangan gue. Masih muda udah pikun. Hahaha."

Saat ini Deva sedang berada di halaman belakang rumahnya yang terlihat begitu kotor, akibat daun-daun kering yang berjatuhan.

Panas  yang begitu terik membuat keringat Deva mengalir deras di dahi, sesekali ia mengelap dahinya menggunakan lengan baju agar keringat tidak masuk ke dalam mata.

Halaman yang semulanya terdapat banyak daun kering, kini sudah bersih tidak ada satupun sampah. Deva tersenyum bangga melihat hasil kerjanya yang begitu bagus.

Deva menatap tubuhnya yang terlihat kumal akibat debu yang menempel di wajah dan bajunya. "Mandi, habis itu rebahan sambil nonton anime. Mantap jiwa." Deva melenggang pergi meninggalkan halaman.

Situasi rumah sangat sepi, seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan, kecuali sang bibi yang bekerja sebagai buruh cuci dan setrika pakaian, karena dua pekerja itu yang tidak bisa Deva kerjakan. Mau tidak mau, Sania memperkejakan orang lain.

Satu persatu Deva menelisik ruangan yang ada di rumahnya. Hasilnya nihil, benar-benar tidak ada orang.

"Ditinggal sendirian lagi nih gue," ucapnya santai.

Deva sudah sering diperlakukan seperti itu, bukan hal baru baginya ditinggalkan ayah, bunda dan adiknya bersenang-senang menikmati weekend di luar rumah.

"Kangen gue sama Anya," ucap Deva. Ia sedikit berlari kecil menuju kamarnya. Jika berhubung dengan yang namanya anime, Deva begitu bersemangat.

🥀🥀🥀

Di ruang tamu terdengar suara orang sedang bersenda gurau diiringi tawa yang begitu renyah dan menggelegar. Hirawan bersama istri dan anak bungsunya. Terlihat begitu hangat bagi siapa pun yang melihatnya.

Deva ingin mengambil air minum di dapur, tiba-tiba disuguhkan pemandangan yang sedikit membuatnya iri. Kehangatan yang selama ini ia dambakan.

Sejak kecil, Deva tidak mendapatkan perhatian yang lebih dari kedua orang tuanya. Mengingat usia Deva dan Raka hanya selisih satu tahun setengah. Belum puas mendapatkan kasih sayang saat balita, Deva sudah harus membaginya kepada Raka. Terlebih lagi saat sudah memasuki masa sekolah, ternyata Raka memiliki otak yang jauh lebih pintar dibandingkan Deva. Tidak jarang kedua orang tuanya membandingkan Deva dengan prestasi yang diraih Raka.

Don't Give Up Where stories live. Discover now