Semakin Terlihat Berubah

232 28 4
                                    

Siapa yang nunggu Don't Give Up update?

Hehehe, sorry sekarang jarang update gara-gara lagi sibuk nulis cerita yang lain 😭🙏

Don't Give Up bakalan update setiap hari Jumat, ya.

—————————————————————

"Terlalu banyak luka yang aku sembunyikan, sehingga aku kesulitan untuk membuka suara bahwa aku kesakitan."

🥀

~

~
~

Pasokan udara seakan menipis di dalam kamar bernuansa putih tulang milik Deva, membuat sang pemilik kamar sangat kesulitan untuk bernapas

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Pasokan udara seakan menipis di dalam kamar bernuansa putih tulang milik Deva, membuat sang pemilik kamar sangat kesulitan untuk bernapas. Dada sebelah kiri Deva terasa begitu nyeri dengan sensasi panas yang menjalar, bahkan kepalanya ikut berdenyut hebat. Berkali-kali Deva memukul bagian dada dan kepalanya menggunakan sisa-sisa tenaga yang ia punya.

Tangan Deva meraih obat-obatan yang biasa ia letakan di sebelah tempat tidurnya, kemudian ia mengambil beberapa butir obat sesuai anjuran. Tanpa dibantu dengan air putih, Deva mengunyah obat pahit tersebut, lalu menelannya. Sensasi pahit yang menjalar di mulutnya, sudah biasa Deva rasakan.

Mata yang selalu memancarkan binar keceriaan kini sedang terpejam erat dengan dahi yang berkerut menahan rasa sakit yang begitu menyiksa. Di dalam hati Deva, ia berdoa agar rasa sakitnya segera berlalu pergi.

Hampir satu jam berlalu, obat yang dikonsumsi Deva baru memberi reaksi. Napas Deva mulai stabil, denyutan di dadanya perlahan mereda. Namun, kepalanya masih terasa pusing, walaupun tidak sesakit tadi.

Mata satu Deva membelalak sempurna saat melihat jam di dinding kamarnya. "Hah! Udah jam enam pagi," gumam Deva yang hanya bisa didengar oleh telinganya sendiri. Tubuh lemas itu perlahan turun dari ranjang, lalu berjalan menuju kamar mandi.

****

Baru saja masuk ke dalam kelas, Kalingga dan Anna langsung melihat keberadaan Deva yang sedang duduk menelungkupkan kepala di balik lipatan kedua tangannya di atas meja. Keduanya berjalan pelan menghampiri Deva.

Anna menepuk pelan punggung Deva. "Va, kenapa? Sakit?" tanya Anna berbisik tepat di telinga Deva.

Merasa tidurnya terusik, Deva mengangkat kepala kemudian menatap satu per satu wajah kedua sahabatnya. "Nggak, gue cuma ngantuk," jawab Deva diiringi dengan gelengan kepala. Bibir pucat Deva melengkung ke atas membentuk sebuah senyuman tipis.

Don't Give Up Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum