Berteman

216 29 6
                                    

"Rumah tanpa lampu aja gelap,
apalagi anak tanpa kasih sayang orang tua."

🥀

~
~
~

Saat Deva memasuki kelas, Kalingga merasa aneh dengan cara berjalan Deva yang sedikit pincang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat Deva memasuki kelas, Kalingga merasa aneh dengan cara berjalan Deva yang sedikit pincang. Bahkan beberapa kali ia melihat wajah Deva meringis seperti menahan sakit. Padahal setahu Kalingga, luka yang diberikan Arga kemarin hanya bagian wajah saja.

Deva meletakkan tas di atas meja, lalu duduk dengan tenang. Tiba-tiba ia tersadar jika Kalingga sedang memperhatikannya. Deva mengernyit dahinya heran. Tidak biasanya manusia kaku seperti Kalingga bertingkah aneh.

"Lo kenapa, Ga? Lo suka sama gue?" tanya Deva jahil tidak lupa dengan cengiran khasnya.

"Najis!" umpat Kalingga. Ingin rasanya Kalingga memukul mulut kurang ajar milik Deva. Dirinya itu normal, bahkan sangat normal.

"Kalau iya, kan ngeri," ucap Deva tertawa renyah.

"Stres." Kesabaran Kalingga yang hanya setipis tisu selalu saja diuji oleh tingkah aneh Deva.

"Kenapa lihatin gue sampai segitunya?" tanya Deva mulai serius.

Kalingga menghembuskan nafasnya kasar. "Kenapa pincang?"

"Jatuh," jawab Deva cepat. Sebenarnya Deva kaget saat Kalingga mempertanyakan keadaannya, membuat Deva merasa tidak nyaman.

"Bohong," sentak Kalingga. Gelagat aneh Deva mudah ditebak oleh Kalingga.

"Beneran." Deva mengangguk kepala meyakinkan Kalingga.

"Coba lihat."

Mau tidak mau Deva mengangkat celananya sampai lutut. Ternyata sangat sulit membohongi Kalingga.

'Apa mungkin Kalingga ini titisan dukun?' tanya Deva di dalam hati.

Terpampang dua luka yang lumayan panjang melingkar di betis Deva. Terlihat masih merah dan belum kering.

"Ini luka disengaja, jangan bohong!" sentak Kalingga.

Deva terdiam bingung menanggapi Kalingga. Ia menggigit bibir bawahnya takut melihat guratan emosi di wajah Kalingga. Sungguh, Deva tidak berbohong, wajah Kalingga saat ini benar-benar mengerikan.

"Cambukan? Siapa?" tanya Kalingga seolah-olah bisa menebak sesuatu yang terjadi.

"Kenapa lo perduli sama gue?" tanya Deva kembali. Bukan Deva  tidak ingin memberi tahu. Hanya saja, selama ini ia sudah terbiasa memendam masalahnya sendirian.

"Jawab pertanyaan gue!" geram Kalingga. Ia paling tidak suka jika sedang bertanya, tapi tidak mendapatkan jawaban sesuai keinginannya.

Deva masih terdiam enggan menjawab. Ia masih bimbang dengan sikap Kalingga. Ia takut Kalingga hanya sebatas pengen tahu, bukan perduli.

Don't Give Up Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang