14). Bohemian Rhapsody [1/4]

8 7 0
                                    

Sore ini cukup mendukung Profesor Dewa mengajar pelajarnya dikelas yang terbuka, menikmati angin angin yang menerpa kulit mereka. Suasana yang teduh, bahkan suara pancuran air yang berada tepat dibelakang sana membawa kesan yang tenang hari ini.

"Merci Profesor! Merci Sir!" Serentak mereka saat Dewa dan Alvin hendak meninggalkan kelas.

"Merci." Dewa tersenyum. Begitu juga Alvin yang menemaninya mengajar sebagai "jangan lupa pelajari tentang Queen Cleopatra. Kita akan membahasnya dikelas besok.." Dewa mengingatkan dan langsung meninggalkan taman setelah itu. Tak berselang kama setelah kepergian Dewa, Profesor Milan dan Sir. Karya datang membawa sebuah buku catatan dan kaset lagu, serta beberapa staff perguruan tinggi yang membawakan pemutarnya.

"Sore, Ladies.." Sapa Milan.

"Sore, Profesor."

Milan tersenyum lalu menaruh kaset yang ia bawa tadi ketempat pemutar, sedangkan Karya membagikan buku catatan dan bolpoin pada murid mereka satu persatu.

"Seperti yang sudah disampaikan Sir. Karya sebelumnya. Hari ini kita akan membahas tentang lagu dari Band legendaris Queen. Yaitu Bohemian Rhapsody."

Ucapan Profesor Milan langsung mengundang tepuk tangan dari para murid muridnya.

"Lagu ini diciptakan oleh Freddie Mercury, lalu dibawakan oleh Band Queen pada tahun 1975 pada album mereka yang bertajuk 'A Night At Opera' dengan durasi 6 menit." Milan mulai menjelaskan "Yang kita bahas kali ini bukan hanya segmen segmen nada yang ada dalam lagu ini. Tapi kita akan sama-sama membedah lagu ini menurut pendapat kalian masing-masing. Lagu ini akan diputar lengkap tanpa editing karena memang di negara kita, Prancis. Sempat mengalami editing karena ada kata kata yang.. tidak semua orang faham dan mengerti maksudnya."

"Sir. Karya, Tolong." Pinta Milan pada Karya, untuk memutarkan lagu yang mereka maksud.

Is this the real life? Is this just fantasy?
Caught in a landslide, no escape from reality
Open your eyes, look up to the skies and see
I'm just a poor boy, I need no sympathy
Because I'm easy come, easy go, little high, little low
Any way the wind blows doesn't really matter to me, to me

Mama, just killed a man
Put a gun against his head, pulled my trigger, now he's dead
Mama, life had just begun
But now I've gone and thrown it all away
Mama, ooh, didn't mean to make you cry
If I'm not back again this time tomorrow
Carry on, carry on as if nothing really matters
Too late, my time has come
Sends shivers down my spine, body's aching all the time
Goodbye, everybody, I've got to go
Gotta leave you all behind and face the truth
Mama, ooh (any way the wind blows)
I don't wanna die
I sometimes wish I'd never been born at all

I see a little silhouetto of a man
Scaramouche, Scaramouche, will you do the Fandango?
Thunderbolt and lightning, very, very frightening me
(Galileo) Galileo, (Galileo) Galileo, Galileo Figaro, magnifico
But I'm just a poor boy, nobody loves me
He's just a poor boy from a poor family
Spare him his life from this monstrosity
Easy come, easy go, will you let me go?

Bismillah!

No, we will not let you go (let him go)

Bismillah!

We will not let you go (let him go)

Bismillah!

We will not let you go (let me go)
Will not let you go (let me go)
Never, never, never, never let me go
No, no, no, no, no, no, no
Oh, mamma mia, mamma mia
Mamma mia, let me go
Beelzebub has a devil put aside for me, for me, for me

So you think you can stone me and spit in my eye?
So you think you can love me and leave me to die?
Oh, baby, can't do this to me, baby
Just gotta get out, just gotta get right outta here
Ooh
Ooh, yeah, ooh, yeah

Nothing really matters, anyone can see
Nothing really matters
Nothing really matters to me

"Oke Ladies. Aku harap kalian mendengar 6 menit tadi... Dengan sungguh-sungguh. Dan sudah mempelajari lagunya, seperti pesanku yang disampaikan oleh Sir. Karya kemarin."

"Apa dia punya dua karakter?" Batin Zura yang sedari tadi memperhatikan Milan, aura laki-laki itu sangat berbanding terbalik saat diluar kelas.

"Jadi, setelah mendengar nya tadi. Ada berapa nada pada lagu Bohemian Rhapsody?" Milan mulai melempar pertanyaan, hingga dua puluh sembilan muridnya mengangkat tangan. Namun pilihan Milan tidak akan pernah jatuh pada siswi yang minat dengan pelajarannya.

"Zura, jawabanmu?" Zura membelalakkan matanya saat Milan memilihnya. Tak heran jika Milan memilih Zura itu karena dialah satu-satunya yang tidak mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan Milan.

"Jadi berapa, Nona Elen?" Ulang Milan.

Zura bernafas jengkel dan bangkit dari duduknya "Ada lima, Prof."

"Sebutkan."

Zura menggerutu didalam hatinya. Dia memang suka bertanya, tapi tidak suka jika seseorang kembali bertanya padanya.

"Acapella, Ballad, Opera, Rock, dan Coda."

Milan mengangguk pelan lalu membuka buku yang ada diatas mejanya "Dimana Lirik bagian Coda, Zura?"

Zura benar-benar ingin melemparkan high heels nya ke wajah Milan sekarang.

"Tidak harus dinyanyikan, kan Prof ?

Milan terkekeh "Tentu saja... Harus kau nyanyikan. Kita sedang dikelas musik, Zura. Bagaimana bisa kita semua tau jawaban mu benar, jika hanya menyebutkan nya tanpa nada?"

Zura lagi-lagi mendengus kesal. Gadis cantik itu menetralkan nafasnya agar bisa bernyanyi, sesuai kemauan, Milan.

"Nothing really matters, anyone can see"

"Nothing really matters"

Nothing really matters to me..."

Karya dan Milan bertepuk tangan "Nice Voice, Zura."

.
.
.

To Be Continued..

Goddess College Where stories live. Discover now