3. The Demon King

2.1K 97 5
                                    

SMA Jujutsu, Tokyo
Asrama putra

"Oii, Minna! Ada yang berkelahi!"

"Ryoumen berkelahi lagi!!"

"Sialan, anak itu!!"

Suara gaduh di sepanjang koridor itu terdengar riuh. Berita tentang perkelahian itu menyebar cepat dari ruangan ke ruangan. Puluhan anak berlarian menuju lapangan untuk melihat perkelahian dari dekat. Ada juga yang memilih menonton dari jendela atas. Sepanjang jendela itu dipenuhi oleh siswa-siswa yang menonton.

Di tengah lapangan sana, seorang siswa berambut merah berdiri dengan senyum lebar yang mengerikan. Pelipisnya berdarah juga pinggir bibirnya. Tangannya yang terkepal meneteskan darah segar. Tapi sepertinya, itu bukan darahnya sendiri, terlebih darah dari orang yang baru saja dipukulinya.

"Maju kalian! Dasar brengsek!" teriak Ryoumen.

Enam siswa yang menjadi lawannya mundur ke belakang beberapa langkah. Mahito, yang menjadi pimpinan mereka sudah tumbang dengan wajah babak belur dan hidung yang mengeluarkan darah.

"Apa ini? Kalian yang menantangku tapi kalian juga yang kabur? Hahahaha, sangat pengecut sekali," ujar Ryoumen.

Lima siswa yang tersisa tadi berusaha untuk memasang kuda-kuda. Walaupun kaki mereka bergetar lantaran takut duluan dengan tatapan dari Ryoumen yang mengintimidasi.

"Tcih..."

Bugg... Srett....bughhh....

Dalam sekali serangan, Ryoumen mendaratkan pukulan dan juga tendangan melintang pada lima siswa yang sedang mengerumuninya itu. Sekali serang, lima orang tumbang.

"Ryoumen Kun!!"

Seorang siswa berteriak kencang. Ryoumen menghentikan aksinya dan menoleh.

Plak...

Sebuah tamparan mendarat di wajahnya. Ryoumen hanya tertawa. Tamparan itu bahkan tak terasa sama sekali.

"Sudah berapa kali kau membuat masalah? Kau sudah kelas tiga seharusnya. Karena kau selalu membuat masalah, kau bahkan lebih rendah dari anak SMP," hardik guru itu.

"Ah~ aku sudah bosan mendengarnya. Lagian, sensei, aku tidak memulainya. Mereka yang mulai duluan," ujar Ryoumen membela diri.

"Apapun itu. Panggil walimu kesini," tegas sang guru.
Kerumunan itu langsung bubar saat Ryoumen berjalan meninggalkan area lapangan. Mengabaikan puluhan pasang mata yang menatapnya.

Dia adalah Ryoumen Sukuna, pria berwatak keras dan kasar. Ia bisa mendapatkan apapun yang diinginkannya, baik dengan cara halus maupun kasar.

Julukannya adalah, Raja iblis. Atau iblis berambut merah, atau entahlah. Banyak sekali julukan-julukan seram yang ditujukan pada siswa berusia 20 tahun itu.

Ia tinggal kelas, tidak. Ia diturunkan kelas lantaran sikapnya yang diluar nalar. Bahkan para guru pun kebingungan, apakah mungkin seorang siswa SMA memiliki tabiat kasar seperti setan?

Kedua orang tuanya sendiri sepertinya angkat tangan dengan kelakuan Sukuna. Satu-satunya orang yang dapat mengatasinya adalah Itadori, saudara kembarnya yang sifatnya sangat berkebalikan dengannya.

Itadori bisa membujuk atau bahkan memerintah Sukuna walaupun kadang, sering juga diabaikan oleh Sukuna. Akan tetapi, kehadiran Itadori menjadi sedikit tameng bagi Sukuna.

Ini adalah tahun ketiganya ia tinggal di asrama khusus pria. Lantaran tidak ada yang mau satu kamar dengannya, maka Sukuna mendapatkan kamar ekslusif. Dimana, dirinya sendiri yang menempatinya.

Sebenarnya tidak juga. Ada beberapa siswa baru yang ditempatkan satu kamar dengan Sukuna. Tapi, baru beberapa hari, siswa itu menangis ingin pindah. Katanya, lebih baik ia tidur di kamar mandi daripada sekamar dengan Sukuna.

Entah perlakuan buruk seperti apa yang dilakukan iblis itu pada orang-orang. Yang pasti, tak ada seorangpun yang berani mengusiknya.

"Ah, ini menyenangkan sekali," ujar Sukuna. Ia merebahkan tubuhnya di atas ranjangnya. Ia menyukai tempat yang sepi dari manusia.

Kamarnya ini terlihat luas. Ada beberapa perabot seperti lemari, meja belajar, kamar mandi pribadi, dapur kecil, dan mini bar. Ada satu set tempat tidur yang berseberangan dengannya. Tempat itu sudah lama kosong, dan sepertinya akan terus kosong.

Setelah menikmati waktu rebahan selama beberapa saat, Sukuna beranjak berdiri dan melepas bajunya. Sambil bertelanjang dada, ia berjalan membuka pintu jendela dan melangkah menuju balkon.

Ia sangat menyukai pemandangan disini. Seolah seluruh kota Tokyo terlihat sepenuhnya dari sini. Menara merah di pusat kota sana terlihat jelas. Jika malam, lampu di sepanjang jalan dan juga di seluruh gedung bertingkat terlihat berkelip indah.

Srett...

Sukuna menyambar sebuah handuk yang ia jemur di balkon, berjalan masuk menuju kamar mandi. Tanpa perlu merasa menutup pintu, ia mulai melepas bajunya dan menyalakan shower air. Setelahnya ia berendam di dalam bak mandi.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
The Trouble maker  || Sukuna X Fushiguro 🔞Where stories live. Discover now