15. a confession at the midnight

1.5K 79 17
                                    

Megumi menatap langit-langit kamarnya yang gelap. Secercah cahaya dari arah luar bersinar memasuki kamarnya yang remang.
Tirai jendela di samping ranjangnya berkibar pelan. Menghembuskan udara dingin yang menusuk tulang.

Malam beranjak naik menuju puncaknya. Suara detak jarum jam terdengar ditengah sunyinya malam.
Walaupun merasa dingin, Megumi tidak mempunyai niatan untuk menutup jendelanya.

Ia masih membiarkan jendela itu terbuka. Menatap pucuk-pucuk dahan ditengah gelapnya langit malam.

Sreett....

Terdengar sebuah suara dari luar jendela. Megumi menajamkan pendengarannya.

Sret.. sret...

Lagi. Seperti suara langkah kaki yang diseret. Megumi bersiaga. Ia merubah duduknya dan menatap ke luar jendela.

Tak ada apapun. Hanya dahan yang bergerak tertiup angin.

Srett... Sret....

Suara aneh itu terdengar lagi. Megumi mendengus kesal. Apakah ada seseorang yang berusaha menjahilinya? Kalau iya, itu tidak lucu sama sekali.

Megumi hendak menutup jendelanya, saat tiba-tiba sebuah tangan menahannya dari luar.

"Yosh! Megumi Chan!"

Gubrak...

Megumi terjatuh diatas ranjangnya Karena terkejut. Sebuah kepala mendadak muncul di hadapannya.

"Go.. Gojo sensei??" tanya Megumi dengan eskpresi wajah kaget dan pias.

Gojo tertawa pelan. Ia melompat masuk melalui jendela itu dan menutupnya rapat.

"Kenapa belum tidur? Udara di luar dingin. Jangan membuka jendela saat malam hari," ujar Gojo setelah mengunci jendela itu.

"Apa yang Sensei lakukan?" tanya Megumi.

"Ah- tidak ada. Aku melihat jendela kamarmu terbuka tadi. Ku pikir, ada penculik," Gojo menggaruk rambutnya. Megumi hanya mendengus.

"Ngomong-ngomong, kenapa kau belum tidur? Kau tidak mengantuk?" tanya Gojo. Ia beranjak duduk di tepi ranjang Megumi.

"Aku tidak mengantuk," jawab Megumi pendek. Ia juga duduk di tepi ranjangnya. Mengambil jarak yang lumayan jauh dari Gojo.

"Ha~ ada sesuatu yang kau pikirkan, kan?" tebak Gojo.

"Tidak ada."

"Kalau begitu, apa kau merindukanku sampai tidak bisa tidur?"

"Tidak benar sama sekali."

Gojo mendengus pelan. Kenapa Megumi dingin sekali?

"Kau tidak merindukan ku, ya?" tanya Gojo.

"Kenapa aku harus merindukan sensei?" tanya Megumi balik.

"Ah, sudahlah. Ngomong-ngomong, dimana Ryoumen Sukuna?" tanyanya lagi.

"Tidak tahu," Megumi mengangkat bahu.

"Kau tidak diapa-apakan oleh Sukuna, kan?" tanya Gojo menatap Megumi tepat di manik matanya. Megumi menggeleng.

"Aku tidak takut kalau dia menghajarku. Sensei tidak perlu khawatir," kata Megumi.

"Bukan begitu, Sukuna itu . . ."

Gojo tak melanjutkan ucapannya. Ia menatap Megumi yang masih menunggu ucapannya selesai.

"Kenapa dengan Sukuna?" tanya Megumi.

"Ah- tidak ada. Kalau dia menyentuhmu, tolong beri tahu aku," kata Gojo. Megumi hanya ber-hmmm pelan.

The Trouble maker  || Sukuna X Fushiguro 🔞Where stories live. Discover now