17. the bottle

1K 73 6
                                    

"Kau tahu, anak baru di kelas 2-3  itu dulunya seorang perundung."

"Dari rumor yang beredar, dia dikeluarkan dari sekolah karena menghajar seluruh siswa."

"Tidak bisa dipercaya, bukan? Padahal tampangnya seperti orang bener."

"Dia menghajar banyak orang? Tapi kenapa tak bisa melawan Sukuna sedikitpun?"

"Kau tahu karma? Biasanya hal seperti itu memang bekerja."

"Ah- menyebalkan sekali murid pindahan itu. Dia bersikap sok ekslusif karena jadi anaknya Gojou sensei."

"Wajahnya juga cantik."

Sukuna melangkah santai melintasi koridor sekolah, saat beberapa anak yang memenuhi koridor itu berbisik-bisik sambil menatap takut ke dirinya.

"Apa lihat-lihat?" Sukuna melotot dan berkacak pinggang.

"Sukuna Kun!"

Cowok itu menoleh. Dari kejauhan, Uraume berlarian kecil ke arahnya.

"Ohaiyoo, Uraume," sapa Sukuna sambil tersenyum. Uraume balas tersenyum.

Ia menyukai Sukuna. Walaupun kata orang-orang Sukuna ini menyeramkan, tapi setidaknya dia bisa bersikap baik pada Uraume. Hal itu membuat Uraume menjadi sedikit percaya diri karena hanya dirinya lah yang bisa ngobrol normal dengan Sukuna.

"Kau habis olahraga, ya? Tidak berganti baju?" tanya Uraume.

"Ini mau berganti. Kenapa? Mau ikut?" Sukuna menyeringai lebar, mendekatkan wajahnya pada Uraume dan membuat anak itu agak memundurkan langkahnya.

"Oh, calm down, Tuan. Ada banyak orang disini," sergah Uraume.

"Kau bawa apa itu?" tanya Sukuna. Uraume mengangkat sebuah botol minuman elektrolit di tangannya.

"Ah- ini pemberian dari Mahito San. Tadi dia tak sengaja menendang bola ke arahku dan memberi ini untuk permintaan maaf," jawab Uraume.

"Cih, kenapa kau mudah percaya orang lain? Bagaimana kalau itu racun?" tanya Sukuna. Uraume tertawa geli.

Dengan perawakan tubuhnya yang sangar itu, amat lucu mendengar Sukuna khawatir.

"Daijobu. Lagipula, aku tidak enak menolaknya," kata Uraume.

Srettt....

"Berikan padaku! Aku akan meminumnya nanti," Sukuna merebut botol itu dan melambaikan tangannya.

"Mau kemana kau?" tanya Uraume.

"Kembali ke kamar. Kau mau berkunjung ke kamarku?" tanya Sukuna. Uraume menggeleng.

"Lupakan. Aku tahu niat busukmu itu," sergah Uraume. Sukuna tertawa lepas dan berlalu pergi. Melewati kerumunan siswa yang menatap ke arahnya.

------------------

Ceklek...

Sukuna membuka pintu kamarnya yang tak terkunci. Matanya membulat melihat ada adiknya dan Megumi disitu.

"Apa yang kalian lakukan disini?" tanya Sukuna.

Plak...

Sebuah pukulan mendarat di kepala Sukuna. Yuuji melotot sambil berkacak pinggang.

"Oni Chan, aku menghormatimu karena kau lahir lebih dulu daripadaku. Tapi kalau kelakuanmu seperti ini terus, aku tidak akan menghormatimu lagi," omel Yuuji.

"Hah? Apa maksudmu? Dia duluan yang merebut kamar dan tempat tidurku. Kenapa malah aku yang dimarahi?" tanya Sukuna tak terima.

"Itu karena kau kena skors, kan? Kalau kau bisa mengatur kelakuanmu, mungkin hal ini tidak terjadi. Lagian, itu hanya sebuah kasur," sergah Yuuji.

"Ah- terserahlah," Sukuna melambaikan tangan malas. Ia menatap ke arah Megumi yang duduk di pinggir ranjang dengan ekspresi datar.

"Hei, kau pinggang mungil, apa yang kau lakukan pada adikku hingga dia membelamu?" tanya Sukuna.

"Aku tidak melakukan apapun. Aku sudah menyuruhnya pergi tadi. Tapi dia menolak," jawab Megumi santai.

"Yaah, harusnya memang begitu kan? Dia bertanggung jawab atas apa yang dilakukan kakaknya," Megumi mengangkat bahu santai. Menatap remeh ke arah Sukuna.

"Kau-" Sukuna merangsek mencengkram kerah Megumi.

"Hentikan! Jangan berkelahi lagi. Aku muak melihatnya!" hardik Yuuji.

"Aku akan keluar dulu. Megumi, kalau butuh pertolongan, panggil saja aku, ya? Onii Chan, kalau kau menyakiti Megumi, kau akan berurusan denganku," pesan Yuuji sebelum tubuhnya hilang dibalik pintu.

Sukuna menatap tajam ke arah Megumi yang tidak peduli.

Megumi beranjak dari tempat tidur, menyenggol sedikit tubuh Sukuna yang menghalangi jalannya.

"Maaf, bisakah kau menyingkir dari situ? Aku mau lewat," kata Megumi.

Sukuna menyeringai lebar. Ia benar-benar kesal sekarang dan merasa diremehkan.

"Oke. Terserah. Kau mau ini? Aku letakkan disini. Silahkan diminum," Sukuna meletakkan botol minum yang ia ambil dari Uraume tadi dan beranjak pergi. Meninggalkan Megumi yang menatapnya penuh tanda tanya.

"Terima kasih," kata Megumi akhirnya.

Dari luar pintu kamar, Sukuna tersenyum tipis.

Aku tidak tahu apa yang diberikan oleh Mahito. Sepertinya, bukan minuman biasa. Karena itu Mahito,

Yeah... Sepertinya aku tahu apa isinya.

____________________

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.


____________________

Jangan lupa Vote + komen ya :)

The Trouble maker  || Sukuna X Fushiguro 🔞Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ