8. love letters

1.4K 88 4
                                    

Jam pelajaran hari itu selesai lebih awal. Jam terakhir adalah sesi belajar pribadi. Karena mayoritas siswa tinggal di asrama, maka mereka memilih meninggalkan ruangan kelas lebih awal dan bergegas menuju kamar masing-masing yang nyaman.

Megumi berjalan menuju lokernya untuk melepas sepatunya. Tak sadar ada seseorang yang mengikutinya dari tadi.

"Su-sumimasen."

Megumi menoleh. Ia menatap cowok yang terlihat menunduk itu.

"Ada yang bisa dibantu?" tanya Megumi.

"Etto.. eng..." Cowok itu terlihat gugup parah. Sementara Megumi tetap menampilkan ekspresi datarnya.

"Kalau tidak ada, aku akan pergi," Megumi berbalik arah dan hendak melangkah pergi.

"Matte kudasai!"

Megumi menghentikan langkahnya lagi. Menatap cowok itu.

"Ma-maukah kau menerima surat ini?" tanya cowok tadi. Ia menyerahkan sebuah amplop berwarna merah muda ke tangan Megumi. Setelahnya, ia langsung ambil langkah seribu dan berlari kabur.

"Watashi no Kentaro desu, dari kelas 1-3!" teriak cowok itu setelah berlari dan tubuhnya tak kelihatan dari hadapan Megumi.

"Orang aneh," gumam Megumi. Ia meletakkan surat itu ke dalam loker sepatunya lantas kembali melanjutkan langkahnya.

Asrama dan sekolahnya masih berada di satu bangunan. Hanya terpisah oleh halaman sekolah dan lapangan olahraga yang luas.

Puluhan cowok memenuhi lapangan sepak bola. Sepertinya, mereka akan bertanding di sore hari nanti. Megumi hanya melewati kerumunan itu tanpa berminat untuk bergabung.
Sepanjang perjalanan menuju ruang kamarnya, ada banyak pasang mata yang menatap Megumi sambil berbisik-bisik entah apa.

"Yooo, Fushiguro Kun!" Yuuji melambaikan tangan tinggi-tinggi. Megumi menoleh.

"Kau berada di kamar mana?" tanya Yuuji.

"Kamar 69," jawab Megumi.

"Ah~ kamar 69," Yuuji tertawa geli. Tiba-tiba ekspresinya berubah drastis.

"NANI?!! KAMAR NOMER 69? KAU TIDAK SALAH BILANG, KAN? AKU TIDAK SALAH DENGAR, KAN?" tanya Yuuji heboh.

"Hah? Kau ini ngapain?" tanya Megumi heran. 

"Oi, oi, kau tidak benar-benar berada di kamar 69, kan?" tanya Yuuji memastikan.

"Memangnya kenapa? Ada masalah?" tanya Megumi.

"TENTU SAJA."

Yuuji mendekati Megumi dan merangkul bahunya. Memperhatikan sekitar seolah takut akan ada yang mendengar pembicaraan mereka.

"Oi, dengarkan aku, Fushiguro Kun. Kalau ada orang yang miriiipppp persis denganku, dan orang itu tiba-tiba menghajarmu. Itu bukan aku," ujar Yuuji. Megumi menatapnya tak paham.

"Dengar, aku punya kakak yang sangat sulit sekali dijelaskan. Pokoknya, kau lebih baik menghindarinya. Dia kasar dan suka main tangan," bisik Yuuji lagi.

"Hmmm, terima kasih sudah mengingatkan," kata Megumi. Ekspresi wajahnya tetap datar, seolah tak percaya ucapan Yuuji barusan. Yaa, memang aslinya nggak percaya sih.

"Su-sumimasen!"

Yuuji dan Megumi menoleh. Empat orang siswa yang sepertinya baru kelas satu muncul dihadapan mereka. Salah satu diantara mereka membawa sebuah bingkisan.

"A-ano, Fushiguro senpai, ku dengar kau baru pindah hari ini, ya?" tanya anak itu. Megumi menatapnya datar. Apa lagi kali ini?

"Uun," jawab Megumi. Anak tadi terlihat tersenyum senang.

"Ma-maukah kau menerima ini?" tanya anak tadi. Ia langsung menyerahkan kotaknya begitu saja. Membuat Megumi refleks menerima kotak yang diberikan anak tadi.

"Da-daisuki, Fushiguro senpai. Ganbare ne?" ujar anak tadi. Ia langsung berlari kabur sambil menutupi wajahnya yang memerah. Kawan-kawannya yang tadi mengikuti ikutan berlari sambil berseru heboh.

Megumi masih terdiam mematung di tempatnya. Berusaha mencerna apa yang barusan terjadi.

"Yoshh, Fushiguro! Kau mendapat pengakuan cinta, ya? Hora hora, bagaimana? Kau mau menerimanya?" tanya Yuuji exited.

"Pengakuan cinta?" tanya Megumi bingung.

"Yaa, itu sesuatu yang hampir sama. Mengungkapkan perasaan cinta pada orang yang disukainya," kata Yuuji.

"Aku bahkan tak mengenalnya," ujar Megumi. Ia berbalik dan membuang kotak tadi ke dalam tempat sampah.

"E-EHHH?!" Yuuji berseru kaget.
"Setidaknya hargai pemberian orang, dong!" ujarnya sembari memungut kotak yang dibuang oleh Megumi tadi.

"Kau boleh mengambilnya," kata Megumi.

"Kore, kau harus membaca surat ini karena untukmu," Yuuji menyerahkan sebuah surat yang terselip di kotak tadi.

"Kenapa memberiku ini?" tanya Megumi.

"Itu surat cinta. Kenapa kau tidak suka? Waah, aku iri sekali. Aku belum pernah mendapatkannya," ujar Yuuji.

"Benarkah? Aku mendapat satu tadi. Aku tinggal di loker sepatu."
Lagi-lagi, Yuuji terperanjat kaget mendengar pengakuan polos dari Megumi.

"Dari siapa?"

"Tidak tahu."

"NANII?!!"

Yuuji shock. Speechless.
Saking shocknya, ia sampai berteriak-teriak di sepanjang koridor, mengumumkan pada siapa saja, dan bahkan sambil kayang.

Saat Yuuji masih heboh mendengar fakta bahwa Megumi menerima dua surat cinta di hari pertamanya masuk sekolah, Megumi memilih meninggalkan Yuuji dan memasuki kamarnya. Mengunci pintu dari dalam agar tak ada yang mengganggunya.





---------------
Hmm......

The Trouble maker  || Sukuna X Fushiguro 🔞Where stories live. Discover now