9. Strange man

1.3K 91 5
                                    

Tring...

Suara berdering nyaring terdengar saat mesin penghitung uang itu tertutup.

"Terima kasih. Silakan datang kembali," dengan ekspresi wajahnya yang datar, Sukuna menyerahkan sebuah kantong belanjaan pada pelanggannya.

"Senyum lah sedikit, sialan," umpat pelanggan itu.

"Ehehe..." Sukuna pun tersenyum.

Sayangnya, itu bukan senyum manis yang diharapakan oleh pelanggan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sayangnya, itu bukan senyum manis yang diharapakan oleh pelanggan. Senyum yang lebih terlihat seperti seringai lebar yang mengerikan.

Pelanggan tadi mundur ketakutan. Senyum itu bukannya membuatnya ingin datang lagi ke toko ini, tapi malah membuatnya trauma datang kesini.

"Hati-hati di jalan," Sukuna melambaikan tangan saat orang itu berlari dengan cepat meninggalkan toserba.

"Ah~ melelahkan sekali," Sukuna menghela nafas panjang. Ia melepas topinya dan bersandar pada sebuah lemari pendingin. Mengeluarkan ponselnya dan mengecek beberapa pesan masuk.

Yuuji chan : oii, kau kembali ke rumah! Bagaimana kondisi ayah dan ibu?

Sukuna mengabaikan pesan itu. Merasa tak perlu menjawabnya. Dibukanya satu pesan masuk lagi.

Okkasan : ibu dengar kau di skors lagi? Lagi? Sudah berapa kali ini?

Pulanglah ke rumah, Ryoumen.

Kau tak membalas pesan ibu?
Ryoumen Sukuna?

Balas pesan ibu saat kau membacanya.

Jangan mengabaikan terus.

Tch...

Sukuna mendesis kesal. Kembali dimasukkan ponselnya itu ke dalam saku celananya. Membaca pesan-pesan itu hanya membuatnya merasa semakin kesal. Ia pun kembali fokus pada kerjaannya. Menata beberapa barang yang sebenarnya sudah rapi.

Ini adalah hari keduanya bekerja paruh waktu menjadi penjaga toko. Yaah, sebenarnya, seorang siswa tidak boleh bekerja disini. Tapi, Sukuna sedang di skors dan ia tidak tahu harus kemana. Daripada pulang ke rumah dan mendapat omelan, ia memutuskan untuk bekerja.

Toh, si pemilik toko juga berbaik hati mempekerjakan Sukuna untuk sift malam.

Tik.. tik... Tik...

Suara detak jarum jam terdengar. Suasana mulai lengang. Sukuna menatap ke luar toko. Sunyi dan sepi.
Tak ada kendaraan yang lewat. Bus terakhir sudah lewat beberapa menit yang lalu. Ia menatap ke arah jam di dinding sana.

00.30

Sudah pagi lagi. Dirinya belum memejamkan mata barang sedetik pun sedari tadi.

"Haruskah aku menutup toko sekarang?" gumam Sukuna. Tapi ini adalah toko yang buka 24 jam.

The Trouble maker  || Sukuna X Fushiguro 🔞Where stories live. Discover now