17

99 15 2
                                    

[Marko, kita ketemuan sekarang di Cafe X bisa?]

Sebuah pesan Anjani kirimkan kepada Marko, setelah selesai kuliah. Tak mau menunggu besok-besok lagi, Anjani ingin mengakhirinya sekarang.

Tak menunggu waktu lama, balasan datang.

[Bisa, kamu di mana sekarang sayang? Biar aku jemput]

[Nggak perlu Ko, kita langsung ketemu di cafe aja. Aku tunggu.]

Setelah menjawab pesan Marko, Anjani langsung berjalan ke arah tempat mobilnya terparkir.

Anjani menyetir dengan tenang, ia sudah mempersiapkan hatinya. Ia juga sudah menyiapkan bukti jika saja Marko tak mau mengakui perbuatannya.

Cafe X tidak terlalu jauh dari kampus, dengan cepat Anjani sudah tiba. Cafe ini adalah langganan Marko dan Anjani di setiap kencan. Entah kenapa, Anjani merasa tempat ini cukup berkesan bagi hubungan mereka.

Anjani memesan Latte dan Cheese Cake, ia memakan pesanannya sambil menuggu Marko. Anjani duduk di tempat paling ujung, dan jauh dari keramaian pengunjung. Ia ingin pembicaraan mereka fokus dan tidak mengganggu yang lain.

Hampir 20 menit menunggu, akhirnya Anjani bisa melihat kedatangan Marko dari sudut matanya. Lelaki itu masuk Cafe, dan berhenti sejenak untuk mengedarkan pandangannya mencari Anjani. Marko menemukannya, dan langsung berjalan ke arah Anjani.

"Sorry lama sayang," ujar Marko meminta maaf.

Anjani hanya mengangguk maklum. Melihat wajah Marko yang santai, semakin membuat Anjani sulit menahan amarahnya. Bukan itu saja, yang paling sulit adalah menahan air matanya yang seakan bisa menetes kapan saja.

Marko melihat meja yang mereka tempati, "Kamu udah pesan sayang?"

"Ya," jawab Anjani singkat, lalu memainkan sedotannya malas.

Anjani melirik Marko, lelaki itu sedikit megeryit aneh saat mendengar jawabannya yang singkat. Biar saja lah, saat ini Anjani memang ingin menunjukkan jika ia tidak lagi peduli dengan perasaan Marko.

"Kamu kenapa sayang? Aku ada salah?" Marko mencondongkan tubuhnya ke arah Anjani.

Ini yang paling ia suka dari Marko, lelaki itu sangat peka. Mungkin itu juga yang membuat Marko mudah berselingkuh. Siapa juga wanita yang tidak mau dengan lelaki peka, sulit sekali menemukan spek seperti itu.

"Mari kita putus, dan batalkan pertunangan kita," ujar Anjani tenang.

Marko terbelalak kaget, "Apa sayang?"

"Aku mau kita putus, dan batalin pertunangan kita!" sentak Anjani.

Mata Anjani berputar jengah, Marko seakan tak tahu di mana letak kesalahannya. Lelaki seperti ini, jika tidak ketahuan pasti akan terus senang berselingkuh.

"Tapi kenapa? Hubungan kita udah lama Sayang, dan habis kamu lulus kuliah kita sepakat akan menikah kan?" tanya Marko dengat raut kebingungan.

"Iya itu rencana kita dulu, sebelum aku tahu kamu selingkuh!"

Marko terdiam, ketika mendengar Anjani berkata selingkuh.

"See? Kamu bahkan nggak menyangkal Marko," Anjani berujar sinis.

"Okey, aku akui aku salah. Aku janji bakal berubah, please jangan rusak hubungan kita ya Sayang?"

Bisa-bisanya Marko masih minta untuk mempertahankan hubungan ini di saat dia berbuat kesalahan fatal.

"Emangnya kamu Ultraman yang bisa berubah-berubah? Aku nggak bisa mentolelir perbuatan selingkuh Marko."

Marko menggenggam tangan Anjani, "Maafin aku ya, kita bisa perbaiki ini. Aku janji bakal terus setia, aku akan perbaiki masalah ini sayang."

Anjani menghempaskan genggaman itu kuat-kuat hingga terlepas, "Aku ngga peduli, mulai sekarang kita putus. Kalau kamu ngga bisa batalin pertuangan ini, maka aku sendiri yang akan bicara sama orang tua kamu."

TBC

Bucin [Ongoing]Where stories live. Discover now