✧09: Feelings of anger✧

1.6K 67 0
                                    

Enjoy and Happy Reading...

Diharapkan untuk selalu memberikan jejak kalian.

✧✧✧


"Gue mau seorang gadis. Soal bayaran bisa kita bicarakan."

"Okey, baiklah." Balas Wanita itu.

Panggilan pun terputus, Langit segera pergi meninggalkan ruangan cctv. Tak berselang lama, orang itu mengirimkannya pesan, tentang kamar yang telah dipesannya.

Sesampainya disana, ia mulai memasuki kamar mandi dan memilih untuk membersihkan dirinya. Ia butuh pendinginan pikirannya, karena masih di selimuti oleh emosi. Ia tak habis pikir dengan apa yang dilakukan Ziel.

Selang beberapa menit, Langit keluar dari kamar mandi. Hanya dengan handuk yang melilit bagian bawahnya.

"Ziel." Serunya pura-pura kaget. Dalam hati ia mengumpati pakaian yang dipakai Ziel.

Gadisnya, ralat mantan gadisnya telah menjual dirinya sendiri.

"Ngit!" Gumam Ziel dengan lirih.

Langit mulai melangkahkan kakinya kearah Ziel. Ia mengelus pelan rambut Ziel, sebelum menjambaknya dengan keras.

"Ngit, sakit!" Rintihnya kesakitan.

"Gue pikir lo cewek baik-baik. Ternyata udah gak ada harga dirinya juga. Gak sia-sia gue putusin cewek kaya lo, El." Ia tidak peduli kalau kata-katanya akan menyakiti Ziel.

"Ngit." Lirihnya.

"Kata-kata lo buat gue sakit hati."

"Baguslah, let's have fun, El." Setelah mengatakan hal itu, Langit mulai mendorong tubuh Ziel dan mulai menyatukan bibir mereka.

Langit melakukannya dengan begitu kasar, hingga membuat bibir bawah Ziel terluka. Semakin lama, ciuman itu semakin dalam. Membuat Ziel mulai merasakan sesak.

Dirasa Ziel mulai kehabisan nafas, Langit menghentikan aksinya. Tatapan Ziel tertuju pada manik mata Langit yang menatapnya dengan tajam.

Perasaannya mengatakan kalau Langit tengah marah, dan kecewa secara bersamaan.

Tanpa mengatakan apapun, Langit pergi menuju kamar mandi. Menutup pintu itu dengan cukup keras. Membuat Ziel tersentak kaget.

"Dia marah?" tanpa terasa Ziel mulai meneteskan air matanya.

Disisi lain, Langit mulai kembali memakai kembali pakaiannya. Ia menatap pantulan dirinya didepan cermin.

Terlihat noda merah bekas lipstik Ziel di bibirnya. Hal itu membuat Langit bener-bener kesal.

"Argh, cewek sialan!" Teriaknya sambil memukul keras cermin dihadapannya.


Pikirannya tak sejalan dengan hati nuraninya. Disatu sisi ia ingin merusak gadis itu, dan menghancurkan hidupnya. Tapi disisi lain, ia ingin menjaganya.

Setelah bergelut dengan pikirannya, Langit memutuskan untuk segera masuk kedalam Hotel. Jam sudah menunjukkan pukul 1 pagi, dan besok ia harus kembali ke Surabaya.

Love and Revenge ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang