✧23: Family disgrace✧

1.3K 52 1
                                    

Enjoy and Happy Reading...

Kalau ada typo harap diingatkan, biar aku langsung revisi!

Udah ada yang gak sabar nunggu endingnya?

Tim happy ending or sad ending?

✧(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)⁠✧

Keesokan harinya...

Murel masih terbaring lemah diranjang persakitannya. Ia juga belum sadarkan diri, membuat Langit harus terus menjaganya.

Saat tengah merapikan helaian rambut Murel, Pintu ruangan ini pun terbuka. Langit segera mengalihkan pandangannya.

"Mah!" Panggil Langit.

Tasya segera menghampiri keduanya. Tatapannya tertuju pada Putrinya.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Tasya pada Langit.

"Kemarin, saat aku sampai di Surabaya. Aku udah nemuin Kak Murel berlumuran darah dikamar mandinya."

"Siapa yang menyakitinya? Apa ada orang jahat yang masuk ke Apartemen Kakakmu? Mama harus telpon Manajer Apartemennya." Hardiknya dengan perasaan marah dan kesal.

"Mah, Mama tenang dulu. Ini bukan karena ada orang jahat. Lebih baik kita ngobrol diluar." Ucap Langit mencoba untuk menenangkan emosi Tasya.

Sesampainya diluar,  Langit mulai menjelaskan apa yang terjadi pada sang Kakak. Sontak saja, Tasya begitu syok dengan fakta yang baru saja didengarnya.

"Ini gak benerkan?" sangkal Tasya.

"Tapi itu adalah kenyataan, Mah."

"Siapa cowok yang menghamili Kakakmu?"

"Aku gak tau siapa cowok yang menghamili kak Murel." Sahutnya."Lalu dimana Papa sekarang?" sambungnya.

"Dia akan menyusul nanti." Jawab Tasya.

"Apa Mama mau ketemu anaknya Kak Murel?" tanya Langit memastikan.

Tasya mengangguk. Langit pun segera membawa Tasya keruangan Inkubator Rakael.

Tasya hanya memandanginya tanpa ada niat untuk menyapa bayi mungil itu.

Sedangkan disisi lain, Murel mulai membuka matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah ruangan serba putih.

Tak lama pintu ruangannya terbuka. Memperlihatkan seseorang dengan penampilan Formalnya. Murel menatap orang itu dengan tatapan takut.

"Ternyata kamu tidak mendengarkan apa yang  saya suruh." Ucapnya dengan tegas.

"Dan sekarang, mereka sudah mengetahui aib yang selama ini saya sembunyikan."

Murel hanya bisa memalingkan wajahnya dari tatapan Pria itu. Lidahnya terasa kelu hanya untuk menjawab ucapan Pria itu.

"Kamu memang keras kepala. Kalau begitu biarkan bayimu yang menanggung semua kekerasan kepalaanmu."

"Aku mohon jangan! Dia gak bersalah sama sekali." Pintanya penuh harap.

"Dari awal, bayi itu memang salah. Saya sudah peringatkan kamu untuk menggugurkannya, tapi apa? Kamu malah melahirkannya."

Love and Revenge ( End )Место, где живут истории. Откройте их для себя