✧13: I'm scared, take me home✧

1.5K 56 0
                                    

Enjoy and Happy Reading...

Jangan lupa vote dan komennya.

✧(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)⁠✧

Seperti yang di katakan David kemarin, Langit mulai bersiap untuk pergi keluar Kota.

"Jangan biarkan orang lain masuk. Hindari makanan berbahan kacang, Rakael alergi." Ucapnya yang di anggukin oleh Ziel.

Setelah Langit pergi, Ziel mulai berlalu menuju dapur. Ia akan memasak Bubur untuk Rakael. Saat tengah sibuk dengan aktivitasnya, telpon rumah pun berdering.

Mau tidak mau Ziel mengehentikan aktivitasnya. Ia segera ke ruang tamu dan mengangkatnya.

"Hallo!"

Tak ada sahutan apapun selain orang yang sedang menangis. Hal itu membuat Ziel penasaran.

"Hallo? Siapa ini?"

"Tolong, mereka semua jahat. Aku takut, bawa aku pulang!" Teriaknya dengan histeris.

"Tapi ini siapa dulu?" tanya Ziel ikut panik.

"Aku takut, mereka nyiksa aku. Tolong aku, aku mau pulang!"

"Nonaa!! Jangan larii!"

"Mereka jahat, aku takut. Tolong!"

Tut...

"Hallo! Hallo!" Panggil Ziel terus menerus.

"Siapa wanita itu? Kenapa dia histeris banget." Gumam Ziel dengan tatapan bingung.

"Apa gue telpon Langit? Tapi dia baru saja pergi."

"Gue harus cari tau siapa wanita itu." Ucapnya mulai berlalu menuju kamar Langit.

Mungpung Rakael masih tidur, ia mulai masuk kedalam kamar Langit. Kesan pertama yang ia dapati dari kamar itu, terlihat maskulin, dengan Parfum yang terasa menyegerakan.

Ziel segera membuka beberapa laci meja, untuk menemukan sebuah petunjuk. Sudah seisi kamar yang Ziel geledah, tapi tak menemukan apapun.

Hal itu membuat Ziel berdecak kesal. Saat Ziel tengah memikirkan sesuatu, terdengar Rakael yang menangis. Ziel pun segera keluar dari kamar Langit.

"M-mama!" Hardiknya dengan mata memerah.

"Jangan nangis lagi, nanti mukanya tambah merah." Canda Ziel yang langsung mendapati pelukan dari balita itu.

✧✧✧

Disisi lain, di sebuah Rumah Sakit Jiwa, terdengar kericuhan karena salah satu pasien yang melarikan diri. Beberapa petugas tengah mengejarnya, hingga membuat beberapa Suster dan penjaga kewalahan.

"Nona, jangan lari!" Teriakan salah satu Perawat.

"Tidak, aku tidak mau berhenti. Mereka jahat, mereka jahat. Orang itu terus membuat tanganku sakit. Aku harus pergi, aku harus kembali. Dia sedang menungguku, dia menungguku pulang." Racaunya sambil membawa ponsel milik salah satu Perawat.

Love and Revenge ( End )Where stories live. Discover now