3. wounds that will never heal

27.1K 1.2K 15
                                    

"Apa kakak yakin sudah baik-baik saja?" Sudah dua puluh kali lebih Jolie bertanya seperti itu, membuat Bella memilih diam daripada menjawab pertanyaan adik iparnya yang selalu sama.

Sudah satu minggu Bella sadar, konsisinya sudah dinyatakan baik. Tapi dokter menyarankan jika dia tidak pulang terlebih dulu dari rumah sakit, karena masih harus melakukan pemulihan. Namun Bella menolak, dia ingin tetap pulang karena sudah sangat bosan dengan rumah sakit. Selain itu dia juga memikirkan biaya rumah sakit uang akan dikeluarkan oleh keluarga Alexander untuk dirinya. Ia tidak mau lebih banyak memiliki hutang pada keluarga itu.

Bella memasuki kamarnya yang ada di lantai satu dengan perasaan berat, langkahnya ketika pertama memasuki rumah yang selama ini ia tinggali bersama Gabriel terasa sangat berat. Dulu ia selalu tersenyum senang saat berada di dalam rumah mewah itu, tapi sekarang ia tidak lagi menginginkan tinggal di rumah ini karena tidak sanggup mengingat kenangan buruk itu. Di rumah ini, bella selalu mendapatkan perlakuan kasar dari sang suami. Laki-laki itu bahkan tidak peduli dengan kondisi kandungan Bella, dan tetap menyakiti fisik juga pskis istrinya.

"Kakak ipar, aku akan pergi untuk mengurus kepindahan ku kembali ke Amerika. Nanti malam aku akan pergi ke Paris dan akan segera kembali sekitar empat hari lagi. Jadi kakak ipar harus selalu menjaga diri dengan baik selama aku belum kembali." Kata Jolie, dia sudah memutuskan untuk benar-benar kembali ke Amerika agar bisa menemani kakak iparnya.

"Aku akan menjaga diriku dengan baik, segeralah kembali. Aku ingin kita pergi keluar untuk menata semuanya dari awal." kata Bella, sejak mengetahui putranya tidak selamat, dia sudah berpikir dengan sangat baik untuk langkah yang akan diambil selanjutnya.

"Baiklah, aku akan segera kembali. Dan kita akan memulai semuanya dari awal, aku juga akan membantumu apapun yang kau butuhkan. Kalau begitu aku pulang dulu, selamat beristirahat kakak ipar." Jolie memeluk kakak iparnya sebentar, sebelum akhirnya meninggalkan wanita itu.

Setelah kepergian Jolie, Bella memilih untuk mengurung dirinya didalam kamar. Sekarang ia tidak tau harus berbuat apa, calon anaknya sudah tidak ada. Semangat hidupnya pun sudah mulai berkurang. Perasaanya untuk sang suami juga sudah mulai terkikis, bahkan ia tidak tahu sekarang perasaanya untuk Gabriel masih ada atau tidak. Saat laki-laki itu mengatakan anaknya sudah meninggal, hatinya terasa hancur berkeping-keping sampai membuatnya mati rasa.

"Lebih baik aku pergi dari hidupnya, semua yang kulakukan tidak sedikitpun membuat hatinya terketuk untuk menerima ku, jangankan aku, darah dagingnya sendiri pun dia tidak meu menerima." Gumam Bella, ia memegangi dadanya yang terasa sesak. Mengingat bagaimana dulu kebodohannya yang sudah berbuat gila hingga menghancurkan semua orang yang ada disekitarnya. 

Selama berada didalam kamar, Bella hanya menghabiskan waktunya dengan melukis untuk sedikit mengurangi rasa tidak nyaman dalam hati dan pada pikirannya. Bella selalu lupa waktu jika sedang melukis, dia juga sering kali diomeli oleh sang ibu jika sudah terlalu lama melukis.

Cita-cita Bella sejak dulu ingin menjadi seorang pelukis, namun karena menjadi anak tunggal jadi dia harus melanjutkan kuliahnya dengan mengambil jurusan Bisnis. Sebagai penerus perusahaan ayahnya di masa depan, tapi sekarang perusahaan itu telah musnah.

"Aku harus segera mencari pekerjaan, semua gaji ku nanti bisa ku tabung dan akan kuberikan pada Ayah dan ibu, agar mereka bisa membangun usaha kembali. Mungkin uangku tidak akan banyak, tapi aku bisa menjadi pelukis juga untuk tambahan." Gumamnya, bella beranjak dari depan kanvas, lalu mengambil MacBook miliknya.

Mulai sekarang dia sudah harus mencari lowongan pekerjaan, dan informasi untuk penjualan lukisan yang bisa memberinya harga yang mahal. Baginya, tidak ada waktu untuk menangisi nasibnya sekarang. Walaupun luka yang ia miliki sekarang masih sangat terasa, tapi Bella tidak mau terlalu larut dalam kesedihan hingga membuat hidupnya semakin hancur.

because of my stupidityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang