10. I wouldn't hope

22.7K 990 18
                                    

25/12/23

Dalam perjalanan pulang Bella hanya diam, dia benar-benar kesal karena apa yang dilakukan oleh Gabriel bisa menimbulkan masalah untuk dirinya. Mungkin semua orang tidak berani menggunjing Gabriel karena laki-laki itu bisa melakukan apapun yang dia mau. Tapi dirinya, meskipun menjadi menantu keluarga Alexander. Ia bukanlah orang yang dihormati seperti keluarga Alexander pada umumnya. Semua orang bahkan terang-terangan mencemooh dirinya dan menghina anak yang dulu dia kandung.

Sesampainya di rumah, Bella langsung keluar dari mobil dan ia kembali mengulangi apa yang dilakukan tadi. Yaitu membanting pintu mobil dengan sangat keras.

"Kakak ku yang cantik!" Teriak Jolie yang sejak tadi menunggu di depan pintu utama. Gadis itu berlari menuruni tangga lalu segera memeluk Bella dengan erat.

"Ada apa kenapa kamu meluku seperti ini?" Tanya Bella, kebingungan dengan sikap adik iparnya.

"Aku kira kau benar-benar pergi seperti yang ada dalam mimpiku, tadi aku benar-benar takut kau meninggalkan kakakku yang jahat ini." Jawab Jolie, dia masih tidak mau melepaskan pelukannya pada Bella.

Membuang nafas pelan lalu mengelus punggung Jolie dengan lembut. Beberapa minggu lalu Jolie memang mengatakan jika mengalami mimpi buruk.

"Sudah jangan menangis, dia tidak akan meninggalkan. Bukankah kau tahu dia rela melakukan apapun, bahkan menghancurkan perusahaan keluarganya sendiri hanya demi mendapatkan ku." Bella memejamkan matanya mendengar perkataan yang dilontarkan oleh Gabriel.

Sebelumnya ia memang tidak peduli dengan apa yang laki-laki itu katakan tentang dirinya. Bahkan walaupun ia dipermalukan di depan umum pun tidak pernah mempermasalahkan itu. Tapi sekarang dia akan mempertegas ada dirinya sendiri dan juga Gabriel bahwa ia sudah tidak menginginkan laki-laki itu lagi. Mungkin untuk sekarang dia hanya akan diam saja, sebelum melancarkan usahanya untuk meninggalkan Gabriel secara diam-diam. Fokusnya sekarang hanya untuk mencari uang sebanyak mungkin agar bisa mengembalikan perusahaan kedua orang tuanya.

"Ayo kita masuk, bukankah kau ada kuliah pagi ini?" Ujar Bella

Sebelum masuk ke dalam rumah Bella menarik nafas dalam-dalam, ia harus mempersiapkan diri untuk mendapatkan sindiran pedas dari ibu mertuanya. Wanita paruh baya itu tidak pernah menerima keberadaannya dan selalu membuatnya merasa tidak nyaman. Dengan keributan yang dia buat pagi ini, pasti ia kan mendapatkan sindiran mematikan.

"Kakak Bella ku yang cantik, apa tangan mu sudah di obati?" Tanya Jolie dengan lembut.

"Tanganku benar-benar tidak terasa sakit sama sekali dari kemarin, jadi jangan khawatir. Dan aku akan mengobatinya nanti setelah kau berangkat kuliah." Jawab Bella lembut.

Di ruang tamu, kedua orang tua Gabriel tengah duduk di sana. Mereka kompak melihat kedatangan Bella yang dirangkul oleh Jolie. Hanya melihat sebentar lalu mereka kembali sibuk dengan laptop masing-masing. Dalam merasa sedikit lega jika sekarang tidak langsung disemprot dengan sindiran.

****

Semua orang sudah berangkat melakukan aktivitas masing-masing. Kini tinggal Bella sendiri yang hanya berdiam di rumah, ia tidak diperbolehkan untuk keluar rumah oleh Gabriel. Karena bosan tidak ada kegiatan dalam memilih untuk pergi ke taman belakang. Dia melihat beberapa tanaman bunga yang belum dipindahkan ke dalam pot.

"Melly ayo temani aku berkebun," ajaknya pada salah satu pelayan yang ada di taman belakang.

"Tapi nyonya, Tuan melarang anda untuk melakukan aktivitas yang terlalu berat. Dan bukan kata tangan anda sedang sakit?" Kata Melly, ia menatap tangan Bella yang sudah di balut dengan perban agar tidak terkena debu. Dan orang yang melihat tangannya tidak jijik.

because of my stupidityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang