14. I will be your personal whore

21.1K 940 10
                                    

Selamat membaca bab ke 14 ini, dan terima kasih untuk 20k pembacanya dari kalian semua yang sudah mau mampir....

Mungkin aku bakal dua hari sekali karena sekarang sekolah sudah aktif kembali, dan tugasku di sekolah juga sekarang lumayan padat jadi nggak bisa setiap hari up seperti di hari libur kemarin....


Seperti apa yang dikatakan oleh Bella, cepat jam 12.00 siang dia datang ke kamar Gabriel setelah laki-laki itu mengatakan sudah mengirim semua uang yang diminta. Berbeda dari wanita bayaran pada umumnya yang akan berdandan cantik dengan mengenakan baju seksi. Bella datang ke kamar Gabriel hanya dengan mengenakan piyama tidur dan tanpa sedikitpun riasan di wajahnya. Bahkan dia tidak menggunakan parfum ketika akan pergi menemui sang suami.

"Kau tidak dandan?" Tanya Gabriel, saat menatap wajah Bella yang tanpa riasan sama sekali.

"Apa perlu? Bukankah kau hanya menginginkan berhubungan badan dengan ku, bukan untuk melihat wajahku yang memakai riasan." Bella mendudukkan dirinya di sofa yang ada di kamar Gabriel.

"Aku membayarmu dengan begitu mahal, tapi kau datang hanya dengan mengenakan piyama tidur dan tanpa make up. Jalang di club-" Bella menatap Gabriel, memotong perkataan lelaki itu.

"Jalang di club yang kau maksud sering digunakan banyak laki-laki, sedangkan aku hanya melayani satu pria. Yaitu Gabriel Alexander, Jadi wajar saja jika budgetku sangat mahal." Mengikat rambutnya secara asal, lalu berjalan menghampiri Gabriel yang duduk di atas ranjang.

Dalam hatinya Gabriel bersorak dengan lantang melihat bagaimana perubahan besar pada Bella. Ada rasa senang saat melihat Bella terlihat begitu menantang dan tidak memiliki rasa takut.

"Mungkin jika aku melayani pria lain di masa depan, Aku akan memberimu harta yang lebih murah." Mengerlingkan sebelah matanya pada Gabriel yang kini terlihat menahan amarah.

Dengan gerakan cepat Gabriel menarik tubuh Bella hingga jatuh keranjangnya. Mencium bibir Bella dengan kasar, tanpa mempedulikan pemberontakan yang dilakukan oleh sang istri. Emosinya menjadi tidak terkendali saat rela mengatakan melayani pria lain. Otaknya memanas membayangkan Bella yang akan disentuh oleh laki-laki lain selain dirinya.

"Oh, shir. Gabriel!" Mendorong Gabriel agar menjauh darinya. Ia merasa bibirnya kebas setelah mendapatkan serangan bertubi-tubi dari gabrian.

"Kenapa? Bukankah seharusnya kau melayaniku karena aku sudah membayarmu di awal?" Gabriel menatap rendah pada Bella yang kini menatap dirinya dengan wajah marah.

"Kau hampir membunuhku, sialan!" Teriaknya penuh emosi.

Dengan cepat Gabriel kembali mencium Bella, menahan kedua tangan wanita itu di atas kepala agar tidak bisa memberontak.

"Jangan pernah mengumpat padaku nyonya Alexander yang terhormat," desis Gabriel, suaranya terdengar penuh penekanan. Dia paling tidak suka ada orang yang berani mengumpat di depannya, apalagi tepat di depan wajahnya seperti yang dilakukan oleh Bella.

Bukannya merasa takut, Bella malah menampakkan senyum miring pada Gabriel yang terlihat begitu marah. Entah kenapa, dia merasa sangat tertantang jika membuat Gabriel marah. Ada kepuasan tersendiri yang bisa Bella rasakan ketika Gabriel marah. Jika dulu ia akan merasa sedih melihat Gabriel selalu marah-marah padanya. Sekarang Bella akan merasa begitu senang jika berhasil membuat Gabriel marah ataupun kesal.

"Bukankah dulu kau sangat suka mengumpat tempat di depan wajahku? Lalu kenapa sekarang kau begitu marah saat aku melakukan hal yang sama?" Bella membelai pipi kanan Gabriel dengan lembut.

"Issabella Alexander-"

"Issabella Spencer, bukan Alexander." Potong Bella, membenarkan nama belakangnya yang selama ini tidak pernah ia ganti sebagai Alexander. Meskipun sudah menjadi istri dari Gabriel Alexander namun, dia tidak pernah mengganti namanya menjadi Alexander karena keluarga Alexander tidak berniat untuk memberikan nama mereka padanya.

because of my stupidityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang