30. I hope to meet you as soon as possible

19.4K 1K 67
                                    

Haiii aku kembali, sebelum liburan lebaran dan sibuk silaturahmi. Aku mau menyapa kalian dulu...

09/04/24

Thomas menemui Gabriel yang sudah ada di ruang tengah bersama kedua sahabatnya ungtyk menemani Noah belajar. Noah adalah anak yang pintar, jadi Gabriel memutuskan  untuk menemani putranya belajar sendiri, tanpa bantuan guru les. Dia percaya pada kemampuan putranya dalam bidang akademi. Mengingat Noah selalu mendapat nilai yang bagus nyaris sempurna.

"Tuan, tuan Eliot yang anda undang,  ternyata sudah kembali ke Canada tadi sore." Beritahu Thomas.

Gabriel langsung menoleh dengan tatapan terkejut, ia tidak menyangka jika Dante akan langsung kembali, setelah pekerjaanya selesai. Dia pikir laki-laki itu akan menghabiskan waktu bberapa hari di Wasingthon.

"Tapi saya sudah menyampaikan lewat pesan, jjika anda mengundangnya datang untuk makan malam. Apakah undangan itu perlu saya batalkan?" tanya Thomas.

"Jangan, biarkan dia menjawab dulu." Larang Gabriel cepat.

Dia begitu berharap pada Dante Eliot, untungnya dia memutuskan untuk melakukan kerja sama dengan orang itu. Padahal sebelunya dia enggan untuk bekerja sama dengan Dante Eliot, karena baginya perusahaan itu terlalu kecil dan tidan bisa memberikan banyak keuntungan baginya. Ternyata, ada keuntungan lain yang lebi besar yang akan dia dapatkan dengan bekerja sama dengan Dante Eliot. 

"Kenapa?" Tanya David, dia sudah berdiri di samping Gabriel.

"Sebenarnya, aku sudah bertemu dengan putraku tadi siang. Dia anak yang di ceritakan oleh Noah tadi." Gabriel menjawab dengan pelan, agar tidak terdengar Noah. Entah kenapa Gabriel  belum berani memberitahu  Noah, jika anak yang bertemu dengannya adalah saudaranya sendiri.

"Thomas, cari alamat tuan Eliot, dan riwayat keluarganya." Perintah Gabriel, Thomas mengangguk dan segera pergi untuk melakukan perintah atasannya itu.

David menatap kepergian Thomas dengan heran, laki-laki itu terlihat sedang banyak pikiran. Tidak seperti biasanya Thomas seperti itu, padahal selama ini Thomas selalu menyapanya saat datang berkunjung atau bertemu. 

"Ada apa dengan asisten mu?" David menjadi sangat penasaran dengan Thomas yang berbeda.

"Mungkin sedang marahan dengan pacarnya, kenapa? tumben sekali kau ingin tahu urusan orang lain?" Gabriel balik bertanya pada David.

"Hanya merasa aneh saja, tidak biasanya dia hanyaa diam seperti itu, tanpa menyapa ku yang ada di samping mu."

Gabriel hanya tersenyum menanggapinya, dia sendiri tidak tahu apa yang dialami oleh Thomas. Selama ini dia hanya bicara dengan Thomas soal pekerjaan saja. Selain itu mereka tidak pernah berbicara layaknya teman, apalagi sampai cerita masalah pribadi masing-masing. Tapi, mungkin hanya masalah Thomas yang tidak diketahui oleh Gabriel, karena selama ini Thomas sangat tahu kehidupan dan semua masalah yang Gabriel alami. karena yang membantu menyelesaikan masalah itu Thomas.

"Kau kurang perhatian pada asisten mu," komentar David, yang hanya diangguki oleh Gabriel.

"I hope to meet you as possible." Batin Gabriel.

***

Bella dan kedua anaknya segera masuk ke dalam kereta setelah berpamitan pada Jasmine dan Dante, mereka akan pergi ke chicago untuk beberapa hari. Ini adalah perjalanan pertama Bella bersama kedua anaknya, selama ini dia tidak pernah mau bepergian, karena takut. tapi, setelah memastikan semuanya akan aman, dia memuuskan untuk pergi berkunjung ke Chicago untuk menemui bibi Audi dan juga Lis. Mereka sudah sangat lama tidak bertemu dengan kedua anak Bella. Karena Lis yang semakin sibuk dan tidak bisa berkunjung ke Canada. Sekarang ia akan memberikan kejutan, dengan datang tanpa memberitahu terlebih hdahulu.

"Ibu, lihat Altul sangat genit pada bibi itu." Adu Isshana, saat melihat kakanya tengah terseyum pada seorang wanita muda.

Arthur mendengkus kesal. "Aku hanya membalas senyumannya, begitu saja dikatai genit, huh."

Bella melihat ke arah anak-anaknya lalu menggeleng pelan, mereka selalu saja ribut karena hal kecil. Namun, tidak pernah ada perdebatan yang serius, mereka akan kembali baik-baik saja setelah beberapa menit. Sebagai ibu tunggal, Bella sangat berusaha keras untuk selalu mengajarkan hal baik untuk keduanya. Bahkan, Bella selalu melarang Jasmine dan suaminya menuruti atau memperlakukan kedua anaknya dengan manja.

"Ibu, ayo pergi ke china untuk melihat panda?" Ajak Isshana, setelah mengingat perkataan temannya kemarin. Mereka mengatakan akan pergi ke China untuk melihat banyak panda.

"Amerika memiliki Panda, apa kau lupa?" Sahut Arthur. "Kenapa harus pergi jauh, jika di negara kita saja sudah ada Panda," lanjutnya.

"Itu bukan milik Amerika, Panda-panda yang ada di beberapa negara hanya milik China. Negara-negara lain, termasuk Amerika hanya dipinjami, dan harus membayar sebesar 1 juta Dollar. Begitu saja tidak tahu." Balas Isshana, gadis itu lebih banyak memiliki wawasan yang luas. Apalagi pada sesuatu yang dia suka, pasti Isshana akan langsung mencari tahu. Entah itu bertanya pada sang ibu, meminta Jasmine untuk mencarikan informasi atau meminjam ponsel  Dante untuk mendengar berita dari aplikasi video.

"Ibu, apa itu benar?" Tanya Arthur, meragukan penjelasan dari adik kembarnya. Bella mengangguk, membenarkan penjelasan dari Isshana.

Bella sangat bersyukur diberikan anak-anak yang pintar dan cerdas, mereka suka sekali saat diajari hal baru. Bahkan mereka sudah belajar membaca sejaak usia tiga tahun, dan di usia empat tahun sudah mulai bisa mengeja tulisan. Tapi Isshana dengan cepat langsung bisa membaca tanpa dieja seperti Arthur. Anak itu sangat jenius, dan bisa menginggat sebuah informasi dengan baik. Sedangkan Arthur labih ke bidang seni, mungkin dia memiliki jiwa seniman seperti sang ibu.

Di sekolah, Isshana selalu mendapatkan nilai terbaik dalam bidang akademi, sedangkan Arthur di bidang Seni. Arthur sudah pernah mengikuti lomba bernyanyi, cerita bergambar dan juga lomba piano, dan mendapatkan juara pertama. Jasmine dan suaminya sangat membantu mengembangkan bakat Arthur dibidang seni, mereka juga memberika fasilitas saat Arthur membutuhkan sesuatu yang berkaitan dengan seni. Sebelum menikah Jasmine adalah seorang pemain piano, jadi dia yang melatih Arthur saat anak itu akan mengikuti lomba.

"Ibu, kemarin aku melihat iklan di saat berada di Wasingthon, ada acara televisi yang menampilkan bakat anak-anak. Apakah Arthur bisa ikut?" Tanyanya penuh harap.

Bella terdiam mendengar penjelasan putranya, tempat itu bukanlah tempat yang ingin dia datangi sampai kapan pun. Dia tidak ingin pergi ke tempat dimana dia menghabiskan seluruh hidupnya dengan kebodohan. Di sana ada begitu banyak orang yang membenci dirinya, dan mengharapkan agar dia tidak pernah menampakkan diri kembali.

Isshana menoleh pada sang ibu, saat tidak mendengar ada jawaban. Dia langsung memberikan kode pada Arthur agar diam dan tidak membicrakan hal itu.

"Aku tidak mau pergi ke Wasingthon! sekolah kita bagaimana jika nanti kita pergi ke sana? Aku tidak mau membolos, atau nanti nilaiku menjadi jelek." Ujar Isshana agar Arthur bisa diam dan tidak membahas tentang keinginannya. Karena dia bisa melihat, jika sang ibu mendadak diam dan terlihat ada kesedihan di sana.

"Huh, aku jadi mengantuk." Arthur malah berpura-pura menguap, karena bingung harus memberikan respon seperti apa. 

Isshana menggeleng kepalanya pelan, lalu kembali  membuka buku yang sejak tadi dia baca. Anak itu selalu membawa buku ke mana pun, dia sangat suka membaca. Jadi Bella membelikan banyak buku bergambar untuk anak-anaknya, agar mereka bisa belajar sambil bermain, karena di dalam buku itu terdapat beberapa taka-teki.

Selama dalam perjalanan, Bella menjadi sangat diam, Dia juga sedikit merasa kurang nyaman setelah Arthur mengatakan ingin pergi ke Wasingthon. Ada bayang-bayang masa lalu yang kini mulai mendatangi ingatannya.

Selamat menyambut lebaran, garahu kenapa pengen up lagi hari ini. Mungkin takut besok gak up lama, jadi sekarang gas ajah...

Jangan lupa Vote dan Komen yah

because of my stupidityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang