7. I am tired

25.4K 1.1K 9
                                    

22/12/23

"Rasa sakit yang dialami oleh seseorang tidak akan ada yang tahu seberapa besar rasa sakit itu, jika mereka belum pernah merasakan hal yang sama. Orang hanya bisa menilai dari apa yang mereka lihat, tidak mau melihat apa yang dirasakan oleh orang itu." Bella

Bella selalu pulang ke rumah malam hari bahkan tengah malam, walaupun pekerjaannya tidak terlalu banyak. Namun ia tetap akan pulang hampir tengah malam, hal itu dilakukan karena ia selalu merasa sesak setiap kali masuk ke dalam rumah. Tapi malam ini terpaksa ia pulang lebih awal karena adik iparnya mengatakan tengah menunggu dirinya. Akhirnya Bella segera pulang untuk menemui gadis itu.

"Kakak Bella ku tersayang!!" Sapa gadis itu dengan penuh semangat.

Bella hanya bisa tersenyum kalau melihat sang adik ipar yang selalu ceria dan menyambut dirinya dengan penuh sukacita. Jolie akhir-akhir ini sangat sibuk karena ia baru saja pindah universitas. Dan hari ini Jolie baru bisa menemui Bella setelah menyelesaikan semua urusannya.

"Kau semakin cantik, sudah berapa banyak laki-laki yang menyatakan perasaan padamu?" Canda Bella, sambil mengeringkan sebelah matanya.

Jolie hanya bisa tertawa melihat apa yang kakak iparnya lakukan, wanita ini selalu saja menggoda dirinya. Keduanya asyik mengobrol di ruang tengah sampai tidak sadar kedatangan Gabriel dan kedua orang tuanya. Pria itu sempat terdiam saat melihat bagaimana Bella yang kembali ceria ketika bersama adiknya. Bahkan wanita itu terlihat baik-baik saja dan tidak terdapat kesedihan sama sekali di wajahnya ketika sedang bersama Jolie.

"Eheem." Suara deheman dari Gabriel menghentikan tawa Bella. Wanita itu langsung mengubah wajahnya menjadi datar saat mendengar suara Gabriel.

"Oh, kau sudah pulang?" Bukan suara Bella yang bertanya, melainkan Jolie.

"Mom, dad, kalian juga datang berkunjung?" Tanya gadis itu terheran, melihat kedatangan kedua orang tuanya yang tidak pernah menginjakkan kaki di rumah sang kakak setelah menikah.

Bella yang masih duduk membelakangi Gabriel dan kedua orang tuanya seketika menegang. Jujur saja dia tidak ingin bertemu dengan kedua mertuanya, karena pasti akan ada rasa sakit lagi yang kembali ia rasakan. Bella tidak bisa melihat orang-orang yang selama ini menatapnya benci, ia akan semakin teringat bagaimana calon anaknya dulu ditolak.

"Selamat datang nyonya dan tuan, silakan duduk akan saya buatkan minum." Kata Bella setelah cukup lama diam.

Mendengar sebutan dari Bella tentu saja membuat semua orang cukup terkejut. Karena wanita itu dulu selalu memaksa untuk memanggil kedua orang tua Gabriel dengan sebutan ibu dan ayah, karena tidak diizinkan memanggil keduanya dengan sebutan Mom dan Dad. Tapi wanita itu sekarang memanggil keduanya dengan sebutan yang menjelaskan bahwa dia sudah tidak berharap lagi pada keluarga itu. Bisa dilihat juga dari sikap Bella yang seakan langsung menghindar.

"Wanita itu berubah drastis, dia bahkan menghindari kami." Batin ibu Gabriel, melihat perubahan sikap Bella. Membuat dia merasa kasihan pada wanita itu, selama ini Bella adalah wanita yang sangat ceria dan penuh perhatian. Tapi sekarang bisa dilihat dari matanya bahwa Bella tidak bisa menunjukkan keceriaannya lagi. Bahkan wanita itu sekarang terlihat sangat redup dengan mata sayu dan tubuhnya yang terlihat banyak kehilangan berat badan.

Di dapur, Bella berusaha membuatkan minuman untuk kedua mertuanya dengan tangan bergetar. Ingin sekali rasanya ia menangis dan berteriak pada semua orang bahwa ia tidak ingin bertemu dengan siapapun. Karena bayang-bayang bagaimana wajah mereka yang menolak pendiam anaknya terekam jelas dalam pikirannya. Rasa sakit yang dirasakan bukan karena ia tidak diharapkan dan tidak diterima di keluarga itu, tapi rasa sakit yang dirasakan oleh Bella karena penolakan mereka terhadap anak yang ia kandung dulu.

"Nyonya biar saya bantu untuk membuatkan minuman." Kata salah seorang pelayan, mereka tahu Bella sedang merasa tidak nyaman karena kedatangan kedua orang tua dari Tuan mereka.

"Tidak perlu, aku bisa sendiri. Kau pergilah dan istirahat," katanya dengan suara sedikit bergetar.

Karena khawatir dengan bela akhirnya pelayan itu memilih untuk mengerjakan hal lain yang ada di dalam dapur. Dia ingin mengawasi Bella takut terjadi apa-apa pada wanita itu. Apalagi Bella yang terlihat namun ketika akan mengantarkan minuman yang sudah dibuatnya. Karena tidak fokus akhirnya Bella terjatuh dan tangannya membentur ujung meja dapur dengan sangat keras. Untungnya minuman yang Bella bahwa tidak mengenai pada wanita itu Karena airnya masih sangat panas.

Dengan cepat Berta tetap membantu Bella agar segera berdiri. Dia terkejut saat melihat lengan kiri Bella yang memar. Berta berteriak meminta tolong pada beberapa pelayan yang ada di dekatnya untuk mengambilkan kain dengan kompresan.

"Kakak ipar bagaimana bisa terjadi seperti ini?" Tanya Jolie dengan khawatir. Ia diberitahu oleh salah satu pelayan bahwa Bella terjatuh di dapur.

Bella tersenyum melihat kekhawatiran dari wajah Jolie, yang mengelus rambut Jolie dengan tangan kanannya yang masih bisa digerakkan.

"Tidak apa, Jangan khawatir. Ini tidak sakit sama sekali." Ujarnya dengan tersenyum lembut pada Jolie.

"Ayo kita harus pergi ke rumah sakit," ajak Jolie.

"Ini benar-benar tidak terasa sakit sama sekali, aku akan mengompresnya dengan es nanti akan membaik. Tidak perlu ke rumah sakit," tolak Bella, ya benar-benar tidak merasa sakit meskipun tangannya terdapat warna keunguan akibat terbentur meja dapur yang dengan keras.

Tiga orang yang sejak tadi duduk di ruang tengah mengalihkan perhatian karena mendengar suara Jolie yang heboh. Ketiganya langsung menghampiri Jolie dan Bella, mereka cukup terkejut saat melihat tangan Jolie memegangi tangan Bella yang tampak memar.

"Apa yang terjadi, kenapa kau sangat ceroboh sekali?" Tanya Gabriel dengan suara keras. Semua orang terdiam melihat wajah Gabriel yang terlihat marah.

"Bukan masalah besar, hanya kesalahan kecil, tidak perlu marah-marah seperti itu." Ujar Bella, lalu segera pergi ke dalam kamarnya untuk mengobati tangannya yang perlahan mulai terasa ngilu.

Bella mengunci pintu kamarnya agar tidak ada yang masuk, ia tidak peduli jika akan dikatakan tidak sopan. Tapi sekarang ini ia benar-benar ingin sendiri, bukan hanya tubuhnya tapi juga mentalnya. Entah kenapa dia ingin sekali menangis dan tidak ingin bertemu dengan siapapun. Sejak tadi pagi ketika bangun dari tidurnya, Bella memang merasa sangat lelah dan hanya ingin berada di suatu tempat yang tidak pada saat itu orang pun yang ia kenal.

"Tuhan aku benar-benar merasa sangat lelah, bolehkah aku pulang ke pangkuanmu sekarang?"

Perlahan air mata bela mulai membasahi kedua pipinya. Sejak tadi ia sudah menahan untuk tetap terlihat baik-baik saja. Tapi sekarang ia tidak bisa lagi menahan air matanya untuk tidak mengalir.

Di luar kamar Bella semua orang tampak diam, tidak ada yang mengeluarkan sepatah kata pun setelah Bella masuk ke dalam kamarnya. Berbeda dengan Jolie yang langsung menangis pada saudara kembarnya di dalam telepon. Dia mengadu pada Jonathan bahwa kakak iparnya sedang terluka namun sekarang tengah mengurung diri sendirian di dalam kamar. Selama ini memang hanya Jolie dan Jonathan yang menerima keberadaan Bella. Juga sepupu mereka yang bernama Cassie, tapi wanita itu sedang pergi berbulan madu dengan suaminya. Jadi harapan Jolie saat ini hanya pada Jonathan, ya berharap saudara kembarnya itu bisa datang dan mereka bisa membantu Bella untuk kembali seperti dulu.



Bella hanya membutuhkan dukungan untuk kembali seperti dulu lagi. Jadi siapa yang akan bisa mengembalikan Bella seperti sebelumnya?

Jangan lupa Vote dan komen setiap bab yang kalian baca ya guys..

Selamat hari libur....

because of my stupidityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang