prolog

758 53 3
                                    

Hai hai, sudah lama banget sepertinya cerita ini sampai berdebu. Sampai aku sendiri lupa alurnya. Jadi ayo kita merefresh kembali ingatan minim ini dengan mengulang kembali cerita dari awal.

Terakhir kali endingnya ada di The Kingdom Of Destiny.

Kalian bisa baca ulang The Kingdom Of Destiny dulu baru Hiraeth, karena cerita ini saling berhubungan. alias nyambung. Paham kan.

Selamat membaca Hiraeth. Gak usah ngebut, baru prolog ini.

°°°

Matahari pagi menyinari ibukota yang padat penduduknya. Beribu kilo meter disepanjang jalan terdapat banyak sekali gerai maupun toko makanan dengan gaya khas kota tersebut. Pejalan kaki ingin menyebrang jalan, sambil menunggu lampu berganti warna. Tidak luput juga dengan petugas kebersihan yang selalu mengambil sampah dari toko maupun pabrik industri.

Angin berhembus kencang, membuat seorang penjual jagung menurunkan dagangannya karena beberapa jagung yang terjatuh. Anak-anak pergi bersama orang tua mereka untuk liburan keluarga dengan penuh kegembiraan. Hari libur adalah hari yang paling di tunggu orang-orang penat dalam kehidupan mereka. Hal itu dikarenakan bisa mengesampingkan pikiran dengan berlibur bersama teman, keluarga, atau pasangan.

Disisi lain, sebuah kafe di tempat yang letaknya strategis kini kembali buka. Pemilik kafe itu baru saja datang. Hasil kerja kerasnya selama ini membuahkan hasil. Seorang gadis berumur 24 tahun dengan otak cerdasnya mampu mendirikan sebuah kafe atas nama dirinya sendiri.

Rose Cafe.

Rain tersenyum tipis saat melihat pengunjung yang lumayan banyak untuk hari weekend seperti saat ini. Meskipun banyak pelanggan, tidak membuat para pegawainya lelah.

Lyn salah satunya, dia pegawai paling bersemangat dua puluh empat jam. Sedangkan kembarannya Ryan tidak se-aktif adiknya. Ryan lebih memilih menjadi pegawai yang introvert. Iya, mereka adalah si kembar. Rain bertemu mereka saat mereka sedang membutuhkan pekerjaan saat itu juga. Maka dari itu, Rain memilih merekrut mereka menjadi pegawai di kafenya.

"Deren, apakah bahan makanan masih cukup?" tanya Rain saat berada di dapur.

Deren sendiri merupakan koki di kafe ini. Dia mempunyai bakat yang tidak bisa dibuang begitu saja. Masakannya selalu enak. Hal itulah yang membuat pelanggan menyukai kafe ini. Selain tempatnya yang bagus, makanan yang disajikan juga enak.

Deren yang sedang mengupas mangga langsung beralih menatap bosnya, "Mungkin masih cukup untuk dua sampai tiga hari lagi," jawabnya.

Rain mengangguk mengerti, "Aku akan memesan bahan makanan kepada Julia,"

"Tetapi anak itu beberapa hari ini tidak bisa dihubungi," ucap Deren melanjutkan mengupas mangga.

"Aku akan mencoba ke tokonya," ucap Rain.

"Kau hanya sendiri? Kemana Ellie? Bukankah biasanya dia yang menghandle semuanya?" tanya Deren heran.

Wajar jika Deren merasa heran karena Rain hanya sendirian. Biasanya Rain bersama asistennya yang bernama Ellie. Tetapi entah kenapa gadis itu hanya sendiri.

"Kau belum mendengar beritanya?" tanya Rain balik.

Deren mengernyitkan dahi, "Berita apa?"

"Ellie akan menikah,"

Deren langsung membelalakkan matanya terkejut.

"Kau serius?" tanya Deren memastikan.

Rain memutar bola mata malas, "Untuk apa aku berbohong?"

HiraethWhere stories live. Discover now