Negri Api (1) : Menyelinap Masuk

281 24 7
                                    

"Huft.."

Angin malam bertiup, semakin gelap bumi semakin sunyi desa dimana jeremy dan oma rose tinggal. Dingin? pasti tapi itu tidak membuat jeremy masuk ke dalam kamarnya dan mengambil selimut, melainkan dia duduk di depan rumahnya sambil menyalakan api unggun kecil. Tatapannya kosong.. isi pikirannya bertabrakan.. hatinya gelisah dan ada ketakutan di dalamnya. Dia terus menghembuskan nafasnya yang beruap dikarenakan dinginnya udara malam.

///

"Universal oma?? Apa maksudnya?? Jangan bilang.."

"Ya yang ada di pikiranmu itu benar.. kita bisa mengendalikan semua elemen.."

"Ba..bagaimana bisa??"

"Bukan bagaimana bisanya.. tetapi itu adalah anugrah paling indah dan besar yang telah diterima oleh leluhur kita.."

"Kamulah keturunan terakhir yang bisa mengendalikan 4 elemen sekaligus jeremy.. "

"A..aku??"

"Sebagai keturunan terakhir.. kamu harus menyatukan kembali seluruh elemen lalu memimpin dan melawan musuh yang ingin menguasai setiap elemen dan mengambil peran penting yang selama ini sudah dianggap hilang"

///

Jeremy melemparkan kayu ke dalam api unggunnya,dia agak sedikit kesal memikirkan kembali ucapan omanya.

"Aku keturunan terakhir elemen universal?? Seperti omong kosong.. aku hanyalah anak miskin yang sering dihujat dan diinjek injek harga dirinya.. bagaimana bisa memimpin banyak kelompok?"

"Dan katanya aku punya kekuatan sangat sangat hebatkan? Sepertinya itu tidak benar.. kalau kekuatan menghancurkan barang barang oma mungkin SANGAT BENAR!"

"Ck! Musuh?? Aku berbicara dengan orang saja malas apalagi menyatukan 4 elemen dan melawan musuh!"

Jeremy tidak keras kepala tapi dia cukup tempramental dan tidak suka menjadi pahlawan kesiangan

"Seenaknya mereka meninggalkan beban ini kepadaku dan oma.. kita saja sudah hidup susah! Aku mana bisa hidup meninggalkan oma sendirian!"

Jeremy menatap tongkat, peta dan buku yang diberikan oleh omanya. Dia benar benar kesal dan dia melemparkan semua itu ke dalam api unggun. Tapi matanya melotot melihat ketiga barang itu tidak bisa terbakar.

"Kok?? Ternyata sungguhan sihir.."

Jeremy dengan malas mengambil air lalu menuangkan air ke api unggun itu. Setelah api padam dia mengambil ketiga barang itu.

"Sepertinya oma benar.. bahkan barang barang ini juga tidak bisa basah.."

---

Dia memasukan baju secukupnya, persediaan makanan, center, kompas, pemantik, kotak pertolongan pertama, tali, pisau dan beberapa barang penting lainnya dia masukan ke dalam tasnya tak lupa ketiga barang penting dari oma rose dia juga masukan juga. Omanya berkata dia harus segera pergi ke arah barat dan bertemu kenalan omanya yang bisa membantu jeremy belajar menggunakan kekuatannya. Tapi omanya berpesan..

"Jangan pernah beritahu siapa dirimu sebenarnya.. hanya percaya pada teman oma.. dia yang akan membantu kamu untuk membuka kekuatan yang ada di dalam diri kamu.."

"..ada waktunya di saat semua orang akan tahu siapa diri kamu sebenarnya tapi sebelum itu terjadi.. kamu harus sudah siap.."

Dia harus memulai perjalanannya dari subuh.

"Oma rose.. apa oma yakin jika jere tinggal sendirian dirumah??"

Jeremy terus memegang tangan omanya di depan pintu. Omanya sudah mulai sehat dan itu membuat jeremy sedikit lega tapi tetap saja dia takut jika hal kemarin bisa terulang lagi.. jika itu terjadi lagi siapa yang akan merawat omanya??

ELEMENTWhere stories live. Discover now