Negri Api (6) : Berbagi

128 14 4
                                    

Hari demi hari berganti kekuatan jeremy terus berkembang. Ketika tidak ada pelatihan bersama para prajurit, jeremy tetap harus berlatih kekuatannya dengan tuan gustaf. Untuk sekarang kekuatan apinya sudah meningkat dan kekuatan lainnya dia sudah mencoba sedikit tapi dikarenakan takut orang orang di negri api melihat jadi sebisa mungkin jeremy fokus dengan kekuatan apinya saja.
Tuan gustaf takut jika jeremy tak sengaja mengeluarkan kekuatannya, jika itu terjadi kemungkinan besar jeremy harus segera pergi dari negri ini.

"Tapi tuan gustaf.. apakah aku benar benar tidak boleh memberitahu aiden soal ini?" Jeremy sedang memetik beberapa tumbuhan ditemani tuan gustaf untuk membuat obat obat herbal. Aiden benar benar menagih janjinya untuk membuat obat herbal, anak itu ingin belajar juga..

"Hmm.. aiden itu anak yang baik dan dia cukup pintar sama seperti kamu. Tapi saya masih ragu jika ada orang lain selain saya dan oma rose tau kekuatan asli yang kamu miliki.."

"Aku hanya takut dia kecewa jika aku tidak memberitahunya.. karena dia pernah bilang.."

"Jeremy.. kamu bisa terbuka apa aja tentang dirimu kepadaku.. kamu bisa percaya padaku.. begitupun sebaliknya.. karena apapun tentang dirimu aku akan berusaha menerima itu dan kita akan saling mempelajari satu sama lain.."

Tuang gustaf memegang pundak jeremy dan melihat ke mata hitam milik jeremy yang jernih itu "Jeremy.. kamu tau musuh terbesar yang ada di dalam hidup seseorang biasanya berasal darimana?" Jeremy menggelengkan kepalanya, dia tidak begitu yakin dengan apa yang ada di benaknya

"Orang yang paling kita sayang atau orang yang dekat dengan kita"

Jeremy terdiam.. pikirannya berdebat.. apakah aiden akan menjadi orang seperti itu?

"Memang tidak semua begitu tapi di karenakan mereka sangat mengenal kita.. mereka tau kelemahan kita.." Tuan gustaf paham melihat ekspresi wajah jeremy

"Aiden memang bukan anak seperti itu.. dia sangat setia terhadap semua hal yang dikatakan atau yang dia perbuat.."

"Jeremy.."

"Ya?"

Tuan gustaf tersenyum "Jika sesuatu terjadi pada saya atau oma kamu, bahkan sebelum kamu bisa menjawab semua pertanyaanmu itu dan tugasmu belum selesai.."

"Kamu boleh memberitahu Aiden"

Jeremy membesarkan matanya.. sedikit harapan ada di hatinya karena dia tidak perlu menyembunyikan ini semua hingga dia tutup usia

"Benarkah?? Aku boleh??"

"Boleh. Karena kamulah yang menentukan hidup dan jalan kamu sendiri.. seiring berjalanya waktu kamu harus bertanggung jawab atas semua yang kamu lakukan.. tugas saya dan oma rose hanya membantu kamu agar kamu siap.."

"Baiklah tuan gustaf. Aku mengerti aku akan berhati hati dalam melakukan apapun di dalam hidupku"

Jeremy pergi dan melambaikan tangan ke arah tuan gustaf. Lalu dia berjalan ke arah gazebo yang sudah ada 2 pelayan dan aiden di dalamnya.

"Jere! Kenapa lama sekali.. kan hanya memetik beberapa saja.." aiden sedikit mengomel sembari meminum jus jeruknya

"Iya maafkan aku tadi aku tidak sengaja bertemu tuan gustaf jadi kita sedikit berbincang.."

"Ayo kita mulai bikin obat obat herbalnya!" Aiden mengambil sarung tangan dan memakainya.

Mereka berdua membuat obat obat herbal di bantu dengan 2 pelayan. Bahkan mereka juga memanggil dokter pribadi aiden untuk datang dan menguji hasil obat obatan jeremy dan terbukti bahwa obat obatan itu bisa menyembuhkan penyakit flu yang sedang terjadi akhir akhir ini di negri api.

ELEMENTWhere stories live. Discover now