Perang (3)

59 10 0
                                    

"Ohokk!! Ohokk!!"

Jeremy melihat cairan berwarna merah di tanah yang baru saja keluar dari mulutnya. Dia memegang perutnya kesakitan. Seluruh tubuhnya seperti remuk.

"Ke..kenapa sulit sekali..? A..aku.. lelah.."

Dia tiba bisa merasakan tulang di kakinya lagi lalu pandangannya tiba tiba menggelap dan hanya keributan besar yang terdengar di telinganya.

---

|Flashback 3 jam yang lalu|


"Ayo mulai!"

Mereka bertujuh dan didampingi tuan gustaf berjalan ke arah pintu utama kuil. Ketika mereka bertujuh muncul di pintu utama, segera setiap orang mendapatkan 1 regu prajurit yang sudah sangat terlatih berdiri di belakang mereka. 1 regu terisikan 20 orang prajurit terbaik dari berbagai elemen. Tuan gustaf sendiri yang memilih dan memanggil tiap prajurit hebat dari elemen untuk datang ke negri api.

Kalau kata tuan gustaf, mereka tidak hanya memiliki kekuatan yang hebat tetapi mereka juga memiliki pengetahuan yang cukup banyak tentang tiap elemen jadi itu sangat membantu. Tuan gustaf merencanakan semua ini sendirian untuk membantu jeremy dan yang lain

"Elemen universal memang mempunyai kecerdasan yang berbeda. Pantas saja aku selalu bertanya tanya kenapa tuan gustaf bisa memiliki kemampuan yang hebat.. ternyata dia bukan seorang elemen api biasa tetapi lebih dari itu.." aiden muncul di sebelah jeremy dengan regunya

"Ternyata perkataanmu benar aiden.. apa yang dia tidak bisa?"

"Tentu saja jere. Dia sudah lama menjadi pelindung untuk orangtuaku, baik aku atau kak james kita sangat percaya padanya"

Pembicaraan mereka berdua berhenti ketika terompet ditiupkan dan sebuah gong di pukul begitu keras. Jeremy mengecek remo di samping tangan kanannya memastikan tidak lupa membawa tongkatnya. Dia melihat james di sebelah kirinya yang berdiri tegak dan gagah.

Jeremy menelan ludahnya kasar dan berteriak lantang

"SEMUANYA JANGAN SAMPAI MATI!"

"SERANG!!!"

Setelah teriakan jeremy. Mereka berlari membantu peperangan yang terjadi.

Bagian sebelah kanan

Dylan dan Nathan berlari bersama regu mereka ke arah kanan negri. Di bagian kanan merupakan tempat perkebunan, perternakan, sungai dan masih banyak lagi. Tempat bagian kanan negri api memang di dirikan untuk mata pencaharian warga di negri api.

Regu yang dipimpin dylan langsung menyerbu area perternakan yang terjadi kebakaran di tempat peternakan, banyak hewan yang di bunuh, musuh yang sedang melawan warga api yang berusaha melindungi hewan hewan mereka.

Dylan melihat ada 1 rumah yang terbakar parah dari balik pintu, dylan melihat ada sekumpulan anak ayam sekitar 30 dan 5 induk ayam yang sedang ketakutan karena terjebak di antara kobaran api. Dylan berlari mendekat baru saja dia ingin memadamkan rumah itu, ada sebuah panah api yang terlempar dan mengenai salah satu induk ayam yang seketika terbakar hangus. Dylan langsung melihat musuh yang berdiri tak jauh darinya.

"Manusia baj*ngan! Melukai makhluk hidup yang lebih lemah seenaknya!!"

Musuh itu menertawakan dylan remeh. Satu hal bodoh yang tidak dia ketahui. Dia tidak tau siapa orang yang sedang berhadapan dengannya.

"Cih! Eh bocah! Jangan sok suci!Membunuh manusia dengan mudah tapi merasa iba dengan induk ayam? Kau membuatku geli!"

Dylan tidak suka di remehkan oleh orang yang kastanya lebih rendah dari dia. Warganya saja tidak pernah menghinanya sedangkan ini entah dari mana orang itu, berani beraninya menghina seorang calon penguasa negri air.

ELEMENTWhere stories live. Discover now