Bab 34 : Yang benar saja (2)

1.7K 182 2
                                    

"Sial, aku tak pernah mendengar tentang sihir ini"

Aurel mengumpat karena kebodohannya .

Leon telah menjelaskan kepada tekan timnya tentang alasan mengapa tiba tiba tahanan mereka mati meledak menjadi debu didepan mereka.

"Menurut spiritku, sihir ini termasuk sihir terlarang dan kebanyakan hanya ras iblis yang menggunakannya"

"Ah.. Begitu.. "

Aurel menghela nafasnya.

"Sudahlah, tidak ada yang perlu disesali. Ini bukan kesalahanmu"

Noah sedikit menenangkan Aurel.

"Ha... Kita sudah kehilangan petunjuk tentang misi kita"

Aurel menghela nafasnya lagi.

Tuk.. Tuk..

Tian memukul kecil tangan Leon.

"Tian? Sejak kapan kamu keluar dari pelindung kak Noah? "

Ya.. Tian berada didalam pelindung tanah milik Noah sedari penyerangan terjadi. Mereka tidak ingin melibatkan anak kecil di dalam pertarungan.

"Sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan kepada kalian"

Tian menundukkan kepalanya.

"Mereka berlima adalah penjahat yang ingin menangkapku. Mereka menyerang kalian mungkin karena kalian sedang bersamaku, maaf. "

"Tunggu, apa kamu mengenal mereka berlima? "

Leon berjongkok menyelaraskan tingginya dengan Tian.

Hum..

Tian mengganggukkan kepalanya.

"Memangnya kamu melakukan kesalahan apa sampai dikejar oleh mereka, hm? "

Tian menggelengkan kepalanya.

"Tidak kak, aku tidak salah apa - apa, aku hanya.. "

Glup..

Tian gugup, ia tak tahu apakah bisa meminta pertolongan kepada mereka.

"Sebenarnya.. Aku disekap dan dikurung dalam gua, aku berhasil kabur dan.. "

"Dan aku tidak disekap sendirian, di gua itu banyak sekali teman temanku juga yang di jeruji, termasuk adikku. Hiks... Adikku, dia membuat celah untukku melarikan diri"

"Aku berjanji padanya untuk kembali dengan membawa seseorang yang bisa membantu, namun aku dikejar oleh para penjaga dan tersesat dihutan ini."

"Jadi.. Hiks, bisakah.. Kalian menolongku untuk menyelamatkan adik serta teman - temanku"

Tian menangis serta mengepalkan tangannya, ia takut jika mereka akan menolak menolongnya.

"Jangan bilang.. "

"Kau anak dari Desa Aran"

Ucapan Leon dipotong oleh Angga.

Hah-

"Kenapa, kalian bisa tahu? "

Seingat Tian, ia tak pernah menemui penduduk desa yang mirip dengan mereka berempat.

"Ah.. Kita sepertinya di hadapkan dengan situasi yang rumit"

Aurel memijit pangkal hidungnya.

"Begini saja, bagaimana jika kita kembali terlebih dahulu ke desa dan menghubungi Komandan Lucas tentang situasi saat ini, lagipula ini diluar dari ranah misi kita"

Aurel memberikan opini kepada rekan timnya.

"Tidak, tidak sempat.. Adik serta teman temanku akan hilang saat itu terjadi"

"Hilang? "

Leon bertanya kembali.

"Ya.. Aku mendengar malam ini adalah hari terakhir penyanderaan, dan mereka akan melakukan sesuatu kepada teman teman serta adikku"

"Jadi.. Hiks... Kumohon, tolong.. "

Tian menangis kehilangan harapannya, ia tidak bisa menepati janji pada adiknya.

Puk.. Puk..

Tian sekali lagi merasakan tangan seseorang yang hangat sedang menepuk lembut kepalanya.

"Tenang saja, aku akan menolongmu"

Tentu saja, Leon.

"Kalau Leon pergi, aku juga pergi"

Angga tersenyum kepada Tian sembari memegang pundak Leon.

"Hei, kalian berdua. Ini bukan candaan, kalian bisa saja terbunuh jika melakukan tindakan yang gegabah! "

Aurel menasehati kedua juniornya.

"Lalu? Apakah kakak akan membiarkan anak anak yang sedang disekap itu mati begitu saja? Tidak, aku tidak mau membayangkannya."

Leon tidak mau terbayang bayang rasa bersalah akan hal ini.

"Leon-"

"Aku akan pergi bersama mereka, kau pergilah ke desa dan hubungi pihak akademi atau komandan Lucas tentang ini"

Noah memotong ucapan Aurel.

"Terimakasih kak Noah.."

Leon tersenyum kepada Noah.

"Haish... Kalian benar-benar membuat kepalaku ingin copot, inilah mengapa pasukan bayangan bulan selalu mendapatkan peringkat terendah"

Ya.. Pasukan bayangan bulan selalu mendapatkan peringkat terendah dalam peringkat semester akademi, hal itu karena mereka selalu mengesampingkan misi dan melakukan hal lain yang menurut mereka lebih penting.

"Jadi bagaimana?"

Noah tersenyum tipis kepada Aurel.

"Bagaimana apanya?! Tentu saja aku akan ikut dengan kalian. Apa jadinya kalian jika tidak ada aku. Hmph! "

Aurel mengatakan hal tersebut dengan ekspresi sok kesal.

Sedangkan Noah berbalik kepada Leon dan Angga sembari mengangkat ibu jarinya.

Misi sukses.

Arti dari tatapan Noah.



The Cursed Son From Duke FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang