complicated

25.2K 1.9K 17
                                    

Benar kan dugaanku, the boys jadi mencecarkan pertanyaan-pertanyaan untukku, Bahkan mereka juga tetap menggodaku .

"Aku tidak tau bahwa kau bisa menyanyi!" Ucap Louis heboh , sampai Harry membekap mulutnya dan mengingatkan agar ia tidak berisik . "Suaramu bagus lho! Kenapa tidak menjadi penyanyi saja?" Tambah Zayn pelan namun tetap dengan nada semangatnya . "Siapa yang mengajarimu bermain gitar?" Tanya Niall . "Kurasa aku jadi ingin berkolaborasi denganmu" ucap Liam . Aku hanya mencibir ke arah mereka ,"terimakasih pujiannya" ucapku cuek . "Serius Lil, kenapa kau tidak menjadi penyanyi saja?" Tanya Zayn lagi . Aku terdiam , bingung mau Jawab apa .

"Aku tidak percaya diri." ucapku Akhirnya . Mereka malah tertawa mendengar jawabanku, mereka kira aku bercanda . Padahal aku memang tidak percaya diri bila harus menyanyi didepan umum . Aku kan beda dengan mereka.

*****

"Boleh kutanya kenapa kau tidak tidur?" Tanya Liam padaku . Saat ini aku dan Liam sedang duduk-duduk di pinggir kolam , Sedangkan yang lain pergi tidur lagi . Aku hanya mendesah pelan ketika mendengar pertanyaan Liam .

"Kenapa sayang ? Kau bisa menceritakan apapun padaku." Ucap Liam lembut sambil mengusap rambutku . Aku berpikir sebentar, kemudian aku memutuskan untuk menceritakan semuanya ke Liam .

*****

"Jadi gitu ceritanya." ucapku mengakhiri cerita . Liam menganggukkan kepalanya seakan mengerti maksudku .

"Jadi, bagaimana keputusanmu? Apakah kau akan menerima cinta Cody?" Tanya Liam lagi.

"Entahlah.. aku masih belum yakin dengan perasaanku" jawabku .

"Memangnya perasaanmu kenapa?" Tanya Liam polos . Aku menoleh kesal kearahnya .

"Well, dulu memang aku pernah suka pada Cody ... tapi aku tidak yakin bahwa Cody punya perasaan yang sama terhadapku, Bahkan saat itu ia sempat punya pacar .. Dan lalu muncul Justin , Akhirnya aku melupakan Cody dan menganggapnya sebagai sahabatku saja.." jawabku.

"Jadi kau bingung harus memilih Cody atau Justin?"

"No.. bukan begitu juga sih.. aku hanya bingung. dulu kan aku menyukai Cody, tapi aku bingung bagaimana perasaanku sekarang terhadapnya . Aduh gimana ya menjelaskannya, rumit ah" ucapku kesal . Ia tersenyum lembut padaku .

"Terus? Kau mau melangkah maju untuk melupakan Justin, atau kau masih tetap menunggunya datang kembali padamu?"

"Kenapa kau bicara begitu sih?!" Ucapku kesal .

"Begini Lil.. cinta itu tidak harus memiliki. Kadang kita harus merelakan seseorang yang kita cintai agar dia bahagia." ucap Liam lembut . Aku tertawa mendengarnya

"Bullshit. Menurutku itu munafik . Setiap orang di dunia pasti ingin memiliki orang yang mereka cintai" ucapku sedikit kasar . Kulihat ia terdiam , mungkin sedikit setuju dengan perkataanku .

"Memang.. Tapi kalau memang gak bisa memilikinya gimana? Kita kan gak boleh egois" Jawab liam .

"Ya usaha!" Jawabku

"Kalau ternyata usaha kita sia-sia?" Liam berkata dengan nada sedikit tinggi , aku diam mendengarnya . Kurasa Liam marah padaku .

Ia mendesah napas pelan lalu berkata lembut "If you can't have the one you love, love the one you have." Ucap liam lagi sambil memegang kedua pipiku agar menatap matanya, aku diam mencerna perkataannya .

"So? Menurutmu apa yang harus kulakukan?" Tanyaku pasrah .

"Lupakan Justin, diluar sana banyak laki-laki yang menyukaimu . Kau cantik, ramah , imut rajin menabung, sehat, pasti banyak yang menyukaimu" ucap Liam sambil terkekeh . "Kurasa kau dan Cody juga cocok kok, jadian saja dengannya" lanjut Liam . Aku berpikir sejenak , lalu menggelengkan kepala .

"Aku tidak mau ia beranggapan bahwa aku hanya membuatnya sebagai pelampiasan cintaku" . Jawabku

"Tapi kan kenyataannya nggak gitu.." ucap Liam lembut . Aku menatapnya seraya berpikir .

"Ok, sudah aku putuskan . Aku akan membuka hatiku untuk laki-laki yang mau berjuang untukku"

"Hah? Berjuang? Memangnya kau mau menyuruh mereka ngapain?" Tanya Liam heran .

"Jangan berpikiran yang aneh2 dulu Li! Maksudku berjuang untuk mendapatkan cintaku .. Dia harus bersungguh-sungguh jika ia mau aku menjadi kekasihnya .. dia harus menunjukkan rasa cintanya padaku, dia harus bisa membuatku mencintainya... kalau memang ada laki-laki yang menyukaiku, aku harus bersikap selektif! Aku tidak ingin merasakan sakit hati lagi .. Menurutmu Apakah ada orang yang mau berjuang seperti itu untukku?" Ucapku ke Liam . Ia tersenyum lembut sambil meraihku ke dekapannya .

"Tentu saja ada babe... banyak malah! kau gadis yang istimewa dan mudah dicintai orang, kau saja yang gak sadar bahwa kau itu istimewa dan begitu dicintai " ucapnya lembut.

"Oh ya? Memangnya kau tau siapa orangnya?" Tanyaku cuek . Liam tertawa medengarnya .

"Well, ayah kita pasti akan berjuang untukmu, aku akan berjuang untukmu, Louis, Zayn,Niall,dan tentu saja Harry!" Ucap Liam sambil tertawa . Aku mencibirnya .

"Kirain siapa! Dasar kau ini" ucapku datar . Ia tersenyum lagi .

"Serius, aku tau siapa yang saat ini sedang berjuang untuk merebut cintamu." Ucap Liam dengan nada dan mimik muka serius . Aku hanya mengerutkan kening tidak mengerti . Lalu ia berkata lagi , perkataan yang cukup membuatku kaget . "Harry sangat mencintaimu dan ia selalu rela melakukan apapun hanya untuk melihatmu tersenyum".

****

FairyWhere stories live. Discover now