The Ice

8.4K 350 24
                                    

Author POV

Kathrina adalah siswi di salah satu sekolah tinggi terkenal di kotanya. Sekolah khusus perempuan yang cukup besar dan berprestasi. Dia bukanlah siswi yang populer, tapi juga bukan seorang kutu buku tanpa teman.

Dia hanya menjalani hari-harinya dengan biasa tanpa mau terlihat menonjol. Lingkungan pertemanannya juga biasa, bukan dengan para gadis populer ataupun siswi-siswi pintar di sana. Masih wajar jika bahkan siswi seangkatannya tidak banyak yang mengenalnya.

Mungkin seseorang yang benar-benar mengenalnya hanya Indah, sahabat yang menemaninya sejak kecil. Sahabat rasa kakak untuk dirinya yang berumur setahun lebih tua darinya.

Mereka dan dua orang lainnya, Marsha dan Ashel sering menghabiskan waktu bersama, walaupun Marsha dan Ashel sendiri sering tidak akur.

Pagi ini Kathrina baru saja memasuki gerbang sekolahnya bersama ketiga temannya. Seperti biasa, dia akan dipusingkan oleh pertengkaran Ashel dan Marsha mengenai murid baru yang akan datang hari ini.

Kathrina berjalan sambil mengurut kepalanya pusing hingga tak sengaja dirinya menabrak seseorang yang berdiri di tangga masuk lorong kelasnya.

Tiba-tiba Ashel dan Marsha terdiam. Ocehan keduanya tidak terdengar lagi. Indah yang sejak tadi berusaha melerai-pun diam tanpa suara.

Kathrina mendongak, menatap wajah datar yang kini memandangnya dengan tatapan dingin, hingga membuatnya meremang.

"Ka..ka Gita. Ma..maaf aku ga perhatiin jalan." ucap Kathrina kaget.

Gita hanya diam, memperhatikan Indah dan Ashel yang kini menatapnya tajam serta Marsha yang menatapnya dengan takut.

Tak lama kemudian dia mengangguk lalu berbalik menjauhi keempatnya tanpa bersuara.

"Gita tunggu! Aku duluan ya." Indah berpamitan lalu berlari menyusul Gita.

"Gila, dinginnya bener-bener dingin. Bukan sebutan doang, sampe merinding." gumam Kathrina.

"Ck udah ga usah diliatin mulu. Dia aja belum tentu kenal loe." Ashel menarik tangan Kathrina dengan kesal memasuki lorong sekolah, sedangkan Marsha hanya mengikuti dalam diam.

Kathrina mengikuti Ashel dengan kewalahan, entah kenapa ia merasa langkah Ashel kini terlalu cepat hingga dia hampir terseret. Bahkan genggaman tangan itu kini bisa disebut cengkraman.

"Cel, pelan-pelan!" ujar Kathrina.

"Diem!" jawab Ashel menaikkan nada bicaranya.

Marsha yang mulai tidak tahan akhirnya mempercepat langkahnya dan mulai mencegat Ashel hingga Ashel menabraknya.

"Apaansih loe, Sha?!" bentak Ashel.

"Loe kalo emosi jangan libatin orang lain! Kathrin sakit!" bentak Marsha kembali.

"Loe liat Kathrin! Dia ga kenapa-kenapa! Elo nyakitin dia!" Marsha menarik Kathrina ke dekatnya, menunjukkan tangan Kathrina yang terluka.

Ashel tersentak seakan tersadar. Dirinya menatap Kathrina dengan rasa bersalah. Bekas kuku Ashel menancap cukup dalam ke tangan Kathrina hingga tangan gadis itu berdarah.

Ashel menatap Marsha dengan panik ketika Marsha mulai memejamkan matanya. Wajah gadis itu memerah, bahkan gadis itu mulai memegang kepalanya dan mencengkram sedikit rambutnya.

Ashel menoleh dengan panik ke sekeliling hingga matanya menangkap sosok seorang gadis manit tak jauh dari mereka.

"Freya!" panggil Ashel cepat. Freya menoleh, ia langkahkan kakinya mendekati ketiga gadis yang tengah berekspresi berbeda itu.

The PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang