The Past

2.2K 193 20
                                    

Author POV

"Oke, kita bagi sesuai kemampuan. Dhea sama Adel bersiap di bagian utara. Helisma, Freya dan Azizi bersiap di bagian barat. Shani, Flora dan Feni, kalian di bagian timur. Gita sama Oniel bagian utara. Kalian paham?" seorang gadis pendek membagi tugas kepada semua orang di sana.

"Princ-- Git, manusia itu siapa?" tanya Oniel penasaran.

"Gracia, satu-satunya manusia yang gabung ke aliansi. Dia akan jadi partner yang tepat untuk Fiony." jawab Gita.

"Manusia gabung ke aliansi, gimana bisa? Terus gimana kita bikin pelindung dengan kekuatan kita yang beda-beda?" tanya Onie lagi.

"Ini yang buat Gracia bisa gabung ke aliansi. Kecerdasannya."

"Oke, buat yang lain, tetep di sini." Gracia berlutut, menekan sesuatu di lantai hingga muncul sebuah pilar setinggi satu meter dengan batu delima yang dikelilingi dengan akar.

"Kalian yang ada di sini pusatin kemampuan kalian di sini. Kalian yang tersebar di luar tempat ini juga, pusatin ke sini lewat jalur yang udah gua bikin. Semua sesuai aba-aba gua. Kita harus berhasil dalam satu kali karena ini menguras banyak tenaga kita." jelas Gracia.

"Beberapa udah ada yang pernah ngalamin ini, tapi kali ini akan dua kali lipat lebih besar penggunannya. Kalo kalian siap, kita bisa mulai, kalian yang ngerasa takut, bisa mundur sekarang." tawar Gracia.

Mereka saling beratatapan, beberapa langsung mundur dan langsung berpamitan pergi hingga kini hanya tersisa separuh dari jumlah sebelumnya.

"Itulah kenapa kalian tidak berkembang dan tetap jadi orang bodoh." gumam Gracia.

"Kalian bisa menyebar sekarang."

Gita melesat bersama dengan Oniel ke gerbang bagian belakang sekolah. Sesampainya di sana, Gita melihat sekeliling dan melihat sebuah sulur tipis di sana.

Diraihnya ketiga sulur itu dan memberikan salah satunya pada Oniel.

"Ini yang dinamakan tekonologi. Gracia adalah murid paling cerdas, ia menciptakan ini agar kekuatan makhluk immortal bisa menyatu." jelas Gita.

"Sejak kapan kamu banyak bicara, Gita?"

Gita bisa mendengar kekehan Shani ketika Gracia selesai berbicara melalui walkie talkie. Gita mendengus, ingin sekali Gita menghajar Gracia kalau saja Gracia tidak termasuk peran penting di Aliansi.

"Kalian bersiap."

Setelah Gracia mengucapkan ini, tidak ada lagi yang tertawa. Semuanya kini fokus pada diri mereka masing-masing.

Gracia menekan tombol pada papan di tangannya. Batu delima tiba-tiba terangkat dari pilar, terus naik hingga jaraknya kini beberapa meter di atas pilar.

"Sekarang!"

Semua orang langsung mengeluarkan kekuatan mereka, memfokuskan seluruh tenaga mereka ke batu delima itu.

Batu itu bercahaya sangat terang, hingga langit di atas sekolah nampak bercahaya mengelilingi sekolah, sesuai empat bagian terluar.

Beberapa orang mulai gemetar, namun mereka tidak menyerah. Gracia menaikkan tuasnya, kekuatan mereka kembali terhisap lebih banyak.

Beruntungnya, di sesi kali ini tidak begitu lama hingga Gracia menurunkan tuas dan berucap 'selesai'. Beberapa langsung jatuh pingsan, ada juga yang jatuh terduduk.

Orang-orang di empat titik terluar langsung menuju kembali ke aula. Gracia kembali menekan tombol, pilar dan batu delima itu kembali masuk ke bawah lantai.

Selanjutnya, ia membuka tas miliknya, mengeluarka beberapa tabung dari sana.

"Kalian bisa minum ini. Kapsul merah buat Vampire, orange buat werewolf yang ijo buat hunter."

The PrincessWhere stories live. Discover now