BACK

1.6K 179 18
                                    

Author POV

Triarona adalah putri salah satu bangsawan Elite di kerajaan para Demon. Orang berkemampuan tinggi yang digadang-gadang akan meneruskan tahta dari Melody.

Lebih dari seratus tahun lalu, Gita membunuh Triarona, bahkan tidak membiarkan jasadnya untuk dibawa kembali ke kerajaan Demon.

Gita membawa jasad Triarona untuk pertaruhannya dengan Oniel, mengambil darahnya dan membiarkan dagingnya membusuk di wilayah mereka. Itulah kenapa dia sangat dicari.

Sudah banyak Demon yang memburunya, bahkan makhluk lain juga berlomba-lomba mendapat hadiah dari sayembara itu, namun mereka kembali dengan tangan kosong.

Sekarang, tiga orang asing di hadapan Melody, datang membawa Gita dan memberi kenyataan kalau Gita adalah Putri Mahkota kerajaan Vampire.

"Jadi, kita setuju-kan? Kita mau perjanjian darah buat mastiin kalian ga akan ingkarin janji kalian. Setauku, Demon akan mati kalau mengingkari janji mereka-kan?"

Melody menggeram pelan, ia tidak menyangka Dhea akan mengatakan ini. Karena sejujurnya, dirinya juga meragukan apakah ia akan membantu orang-orang di hadapannya ini

Namun, beberapa penjaga serta Sisil telah menatapnya. Ia harus mempertahankan citra dirinya sendiri.

Akhirnya Melody memerintahkan salah seorang penjaga untuk mengambil kertas khusus dan juga memanggil Della serta Saktia.

Penjaga tadi kembali bersama Della, Saktia dan seorang juru tulis yang membawa sebuah pena serta segulung kertas.

"Tulis kalau kau dan 3 pendamping ini akan membantu kami, Aliansi untuk berperang melawan Celline dan pasukkannya. Satu lagi, tidak ada satupun Demon yang boleh menyakiti anggota Aliansi selama masa kerja sama sampai perang berakhir." ujar Dhea.

Mendapat anggukan dari Melody, juru tulis itu akhirnya menulis sesuai apa yang diucapkan Eli menggunakan pena kuas.

"Sebelum menandatangani ini, bisakah aku memukulnya dahulu. Paling tidak, aku harus melampiaskan emosiku."

Eli dan Dhea bertatapan, mereka mengangguk mengiyakan ucapan Melody. Dengan kekuatan hitamnya, Melody menghantam Gita hingga Gita terlempar beberapa meter.

"Ka Gita!" teriak Kathrina kaget.

Belum sempat Kathrina menghampiri Gita yang kini terkapar dengan mulut mengeluarkan darah, Dhea menghalanginya, membiarkan Eli lebih dulu menghampiri Gita.

"Udah-kan? Sekarang cepat lakukan!"

Melody dan Devil's attack menghela nafas, mereka menerima uluran belati dari juru tulis. Mereka menggoreskan belati itu ke ujung jari mereka, membiarkan darah mereka menetes ke atas kertas lalu bertanda tangan di atasnya.

Juru tulis tadi mulai membacakan mantra pada kertas itu lalu menggulungnya, memasukkannya dalam sebuah silinder kayu lalu mengikatny dengan pita merah sebelum memberikannya pada Dhea.

"Oke, perjanjian kita di mulai." Dhea tersenyum, pandangannya kembali ke arah Gita yang kini sedang duduk berlutut bersama Eli di belakangnya. "Selesai, Git. Kamu bisa lepas sekarang."

Semua orang terkejut ketika Eli melepas borgol perak dari tangan Gita, membuat Gita bisa bergerak bebas.

"Ka Gita... Kalian?" Kathrina menganga tidak percaya menyadari bahwa Gita, Eli dan Dhea sengaja menyusun skenario ini tanpa ia tahu.

"Maaf, ya bikin loe khawatir. Takut loe ember sih." ujar Eli.

"Maaf ya." ucap Gita lembut sambil menepuk kepala Kathrina lembut.

The PrincessWhere stories live. Discover now