EPILOGUE

3.1K 274 66
                                    

Author POV

Seratus tahun telah berlalu sejak peperangan antara Aliansi dan juga bangsa Vampire. Banyak perubahan-perubahan besar yang terjadi.

Bangsa Vampire, Werewolf, Demon dan juga Lorion menjalin kerja sama militer, bahkan dibuat lorong penghubung bawah tanah hasil ide dari Gracia.

Mereka memutuskan untuk benar-benar menyembunyikan diri dari manusia. Bukannya tidak berhubungan lagi, hanya saja mereka memilih menyembunyikan kerajaan mereka dari makhluk apapun selain kerajaan mereka.

Para Raja dan Ratu werewolf memilih melakukan sebuah perjalanan panjang bersama-sama. Siapa sangka kenyataannya mereka dulu bersahabat, namun terpecah karena jabatan yang mereka miliki serta gengsi dari diri mereka.

Shani masih menjadi seorang Captain dengan Eli sebagai wakilnya. Markas mereka masih sama, di pelosok pedesaan untuk menyembunyikan identitas asli mereka. Mereka juga masih bekerja sama dengan para makhluk immortal, karena bagaimanapun mereka yakin, kejahatan tidak akan pernah berhenti sebelum dunia ini berakhir.

Shani akhirnya menjalin hubungan dengan Gracia yang memilih untuk menjadikan dirinya bagian dari hunter, memilih merasakan rasa sakit yang besar untuk bersama pujaan hatinya.

Eli kini bersama dengan Dhea, Dhea sendiri memilih melepas gelar putri mahkota-nya dan menyerahkannya kepada putri Viyon yang menurutnya pantas dan memiliki kepribadian lebih baik dari ayahnya.

Azizi dan Marsha tinggal di hutan utara untuk menjaga kawasan perbatasan bersama dengan kawanan mereka. Keduanya bahkan telah memiliki keturunan yang juga terpilih menjadi Alpha dan sedang menjalani pendidikan di kerajaan werewolf.

Adel dan Ashel memilih untuk mengabdi pada kerajaan. Mereka kini menjadi pelatih para calon prajurit werewolf. Mereka juga menjadi orang kepercayaan sang ratu.

Fiony, Flora dan Freya, ketiganya memilih keluar dari kerajaan, memilih tidak terikat pada kerajaan manapun. Memilih berada di lab milik Gracia dan mempelajari banyak hal di sana. Namun, mereka tetap berhubungan baik dengan kerajaan dan selalu siap jika dibutuhkan.

Christy? Sesuai permintaan Gita, dia memperkuat dirinya. Melakukan perjalanan sendirian untuk bertemu orang-orang yang lebih kuat selama bertahun-tahun dan kembali menjadi orang yang lebih kuat sampai dia dinobatkan menjadi ratu.

Indah dan Oniel, mereka menjadi orang kepercayaan Christy dan Naomi. Mereka juga yang mewakili setiap keputusan yang dibuat Christy, menjadi orang yang begitu disegani.

Bagaimana dengan Kathrina? Sama seperti Gracia, gadis itu memilih menjadi seorang Hunter agar bisa terus hidup bersama yang lainnya.

Sudah seratus tahun, Kathrina, mereka masih berduka atas kepergian tiga Vampire penuh kenangan itu, terlebih Gita.

Bahkan sekarang, Kathrina masih duduk atap istana Vampire, menatap kosong ke depan. Dalam seratus tahun, hatinya masih terpaut pada gadis es yang padahal hanya memiliki sedikit kenangan manis.

Kathrina menyentuh dadanya yang terasa sesak, kerinduan yang besar membuncah di dadanya. Kekosongan ini membuat hidupnya hampa.

Sebuah tangan memeluk tubuhnya dari belakang, postur yang terasa lebih tinggi itu mengecup puncak kepalanya dengan lembut.

"Kamu ga berubah ya, atau jadi lebih tua aja?"

Kathrina gemetar, dengan perlahan ia putar tubuhnya, menatap wajah menawan yang tersenyum manis kepadanya. Tangannya terulur mengelus pipi gadis yang memeluknya.

"Ka Gita..." panggilnya lirih.

"Hello, dear, we are back."

Kathrina menutup mulutnya tidak percaya, air matanya mengalir dengan deras. Ia memeluk Gita dengan erat. Gita-nya, penantiannya tidak sia-sia. Gita kembali, Gita mendatanginya, Gita kembali!

Christy memeluk Gita erat. Wibawanya sebagai seorang Ratu seakan hilang ketika tangisan dan rengekannya terdengar ke seluruh penjuru ruangan.

"Ka Gita balik, Ci Gre berhasil. Huaaaaa aku kangen." rengek Christy.

"Kangen sama kaka doang, sama mereka engga?" tanya Gita.

Christy melihat ke belakang Gita, matanya berbinar ketika melihat sosok Chika dan Feni di sana. Ia lepaskan pelukannya dari Gita dan beralih memeluk mereka berdua.

"Ka Chika, Ka Feni, lihat dede udah hebat sampe bisa jadi ratu." pamer Christy dengan bangga.

"Humm young Princess kami telah menjadi Ratu kerajaan besar ini ya." ucap Chika dengan bangga.

"Kamu hebat, kamu mungkin sekarang lebih kuat dari kita." ujar Feni.

*Brakk*

"Ka Gita!"

Adel, Ashel, Azizi dan Marsha datang bersamaan. Dengan bahagia, Marsha berlari memeluk Gita dengan erat, melampiaskan rasa rindunya pada orang yang pertama kali menerimanya di keluarga mereka.

Ashel tidak mau kalah, dirinya juga memeluk Gita ketika Marsha melepas pelukannya hingga membuat Adel kembali merengut.

"Cel, aku di sini loh." protes Adel. Tidak berubah, Adel tetap cemburuan.

*Brakk*

Lagi dan lagi pintu dibuka dengan kasar.

Mereka menoleh, Indah, Oniel, Eli dan Dhea menatap Gita dengan berbinar, mereka berlari memeluk Gita bersamaan.

"Ga nyangka kamu balik lagi, Git." ucap Indah.

"Iya loh, kenapa lama banget sih?" gerutu Dhea.

"Kangen latihan bareng, betah banget tidurnya." ujar Oniel sewot.

"Tidurnya simulasi mati!" sentak Eli.

"Kan emang! Latian bareng sekarang apa?" tanya Gita.

"Gass"

"Heh engga ya!"

"Aduhh heh sakit!"

Belum sempat Gita, Oniel dan Eli bergerak, Feni sudah lebih dulu berdiri di tengah mereka diikuti Dhea, Indah dan Kathrina yang menarik telinga mereka.

"Ga, gaada. Gita juga baru bangun, gaada latian-latian. Masuk kamar kalian." sentak Feni membubarkan tiga manusia yang kini cemberut.

Gita dan Kathrina kembali ke atap istana, menatap langit malam yang begitu cerah diiringi auman serigala di bulan purnama.

"Kath, kenapa kamu nunggu aku?" tanya Gita.

"Karena aku sayang sama ka Gita." jawab Kathrina menikmati pelukan Gita yang mendekapnya dari belakang.

"Tapi aku ga pasti bangun, Kath." ujar Gita.

"Aku tahu, aku bakal nunggu sampe aku bisa nemuin pengganti ka Gita. Tapi kenyataannya, udah seratus tahun aku masih jalan di tempat yang sama sampe akhirnya sekarang ka Gita di sini, meluk aku kaya gini."

Kathrina mendongak menatap Gita yang tidak menjawab kalimatnya, bisa ia lihat seulas senyum tipis terpatri di sana. Gita tidak membalas tatapan Kathrina, matanya tetap fokus menatap bulan purnama.

"Kath." panggil Gita.

"Hum?"

"The moon is beautiful, isn't it?"

Kathrina menunduk malu, tidak berubah! Walau hanya idiom lama yang gita ucapkan, nyatanya itu tetap membuatnya tersipu.

"Kath." panggil Gita lagi.

"Hum?" Lagi dan lagi Kathrina hanya menjawab dengan gumaman.

"I love you, I always do." ucap Gita.

"Me too, please stay with me."

Gita mempererat pelukannya setelah mendengar jawaban Kathrina, ditariknya tubuh gadis itu sampai bersandar padanya.

"Kath." Kali ini Kathrina mendongak menatap Gita yang juga menatapnya dengan mata hitamnya yang mempesona.

"I want you to be my wife."

"Hah?"

End

Nah beneran end ini, buat yang kemaren minta epilog, lunas ygy.

Terima kasih buat kalian yang selalu dukung cerita ini, I wuv you guys, I always do. So see you di cerita selanjutnya... Byebye

The PrincessWo Geschichten leben. Entdecke jetzt