Next Move

1.6K 173 17
                                    

Author POV

Siapa yang menyangka, pemilik rumah tempat mereka menginap semalam sebenarnya adalah pemipin dari kerajaan megah ini.

Iya, di ujung meja makan ini, Ve menatap mereka dengan senyum di bibirnya.

"Jadi, apa saya sudah boleh mendengar alasan kalian yang sebenarnya datang ke sini?" tanya Ve. Ia tatap Jessi yang masih setia menempel pada Kathrina. Sepertinya putrinya ini memang sangat menyukai manusia normal seperti Kathrina.

"Kenapa ga bilang sih kalo ka Ve ratunya, kan ga usah repot jalan jauh-jauh dari sini." gerutu Dhea.

"Lah gaada yang nanya." sahut Jeje. Dhea, Eli dan Gita hanya bisa menghela nafas jawaban Jeje. Mereka lagi-lagi menjadi korban kejahilan Jeje.

"Oke, gua yang jelasin ya." ujar Eli. "Jadi, penasihat kerajaan vampire namanya Celline. Dia ini punya kemampuan hipnotis, dia ada niatan bikin perang buat nguasain dunia. Karena dia tahu kami memiliki Aliansi kemungkinan besar dia akan ngincer aliansi kami." jelas Eli panjang.

Veranda mendengar dengan seksama, ia dengarkan setiap kalimat yang diucapkan Eli sambil tersenyum. Ia letakkan kepalanya pada kedua tangannya. Walau terlihat memperhatikan, namun entah kenapa Eli kesal dengan raut wajah Ve.

"Itu baru kemungkinan, kan? Bagaimana kalau itu hanya asumsi kalian?" tanya Ve santai.

"Bagaimana kalau itu benar? Bagaimana kalau Aliansi akan di serang untuk mengawali perang?" tanya Gita dingin. "Bukankah lebih baik bersiap untuk kemungkinan terburuk daripada tidak menyiapkan apapun?" lanjut Gita.

"Apa yang bisa kalian jadikan jaminan? Kami tidak bisa memberi tanpa imbalan apapun." ujar Ve. Pandangannya beralih pada Kathrina yang masih sibuk menanggapi Jessi. "Putriku menyukai Kathrina. Apapun aku lakukan untuknya. Bagaimana kalau kalian tinggalkan dia di sini dan kalian bisa membawa beberapa prajuritku." tawarnya membuat semua orang di sana terkejut.

"Mengorbankan satu orang untuk kepentingan banyak orang adalah hal baik." Gita menatap Kathrina yang kini juga menatapnya. "Tapi tidak kalau kami harus mengorbankannya. Kalau ka Ve ahh maksudku Your Majesty tidak bersedia, kami tidak memaksa. Kami pamit."

Gita meraih tangan Kathrina dan menggenggamnya, membawa gadis itu lebih dekat dengannya. Ia memberikan insyarat pada Dhea dan Eli yang masih memandang Ve kaget untuk segera pergi.

Setelah membungkukkan badan mereka, keempat gadis itu pergi menjauhi meja makan. Belum sampai di pintu ruangan, suara Ve menghentikan mereka.

"Kami akan mengirimkan prajurit di saat waktu itu datang. Berhati-hatilah kalian saat memasuki wilayah Demon. Jaga kekasih kalian masing-masing, di sana adalah tempat yang berbahaya. Kalian memang jauh lebih baik dari pendahulu kalian."

Keempatnya kembali di antar ke gerbang terluar pedesaan elementer ini menggunakan kereta kuda kerajaan.

"Lepaskan gelangnya, gelang ini menahan terlalu banyak kekuatanku." ujar Gita dingin.

Jeje terkekeh, ia melepas gelang dari tangan Dhea dan Gita sambil merapalkan mantra, wanita itu kembali membuat mereka bingung. Sebenarnya Jeje ini elementer, Lorion atau Witch?

Jeje, pemilik gelang itu tidak menyangka jika Gita tahu tujuan utama dari gelang itu adalah menahan kekuatan Gita dan Dhea yang ia rasa terlalu besar.

"Kathrin, hati-hati. Dada kaka-kaka."

Jessi melambaikan tangannya sebelum masuk ke kereta lagi. Setelah memastikan seluruh pengantar itu pergi, keempat gadis itupun juga mulai melangkah menjauhi pedesaan itu.

Baru beberapa meter mereka berjalan, tembok menjulang itu sudah tidak nampak. Akhirnya mereka benar-benar sadar kalau Lorion Kingdom sengaja membuat bahwa mereka adalah mitos.

The PrincessWhere stories live. Discover now