Real Enemy?

1.8K 182 8
                                    

Author POV

Kathrina memasuki wilayah sekolah dengan rasa takut di hatinya. Tangannya menggenggam erat tangan Indah. Melewati lorong kelasnya dengan perlahan.

Dia terlonjak ketika sesorang menepuk pundaknya. Ia menoleh dan mendapati Ashel menatapnya dengan bingung.

"Loe kenapa, Kath? Takut gitu." tanya Ashel bingung.

Tanpa menjawab, Kathrina langsung menarik tangan Ashel dengan cepat menuju kelas mereka diikuti oleh Indah.

"Cel, loe harus jauhin Adel." ucap Kathrina berbisik pelan, membuat Ashel merengut, memberi isyarat seolah bertanya.

"Gua sama ka Indah kemaren liat Azizi berubah jadi serigala. Gua yakin dia, keluarganya sama keluarga ka Gita bukan manusia." bisiknya lagi.

Iya berbisik. Kenapa? Indah sudah memperingatinya untuk tidak menyebarkan ini dengan alasan tidak mau Kathrina dianggap gila oleh penghuni sekolah.

Padahal tanpa sepengetahuannya, Indah hanya ingin melindungi Kathrina dari incaran makhluk immortal sekolah ini di luar sekolah dan menyebabkan pertarungan mereka dengan para hunter.

Ashel terkejut, pandangannya kini beralih pada Indah, bertanya melalui matanya mengenai pernyataan Kathrina. Indah mengangguk mengiyakan kalau Kathrina sudah tau mengenai rahasia ini.

"Loe tenang aja, gua pastiin kita aman." ujar Ashel sembari menepuk kepala Kathrina.

"Kalian baik-baik di sini. Aku ke kelas dulu." ucap Indah berpamitan.

Dirinya harus menemui para petinggi aliansi untuk membicarakan masalah ini.

Indah mempercepat langkahnya menuju ruang osis, benar saja, Shani berada di sana bersama Gracia.

"Indah, tumben. Ada apa?" tanya Shani.

"Ci, Kathrina tahu soal Gita, Zee dan keluarganya." Indah menceritakan kejadian kemarin kepada keduanya hingga membuat Gracia dan Shani terkejut.

"Dari yang dibilang Gita kemaren sih ciri-ciri mereka kaya lagi di bawah pengaruh seseorang. Aneh juga sih, masa rakyat kerajaan sampe berani nyerang Princess mereka." ujar Indah.

"Aku yakin Gita udah tau siapa pelakunya, Shan. Kalo engga, mana mungkin Gita biarin Chika, Fiony sama Flora awasin sekolah ini." Gracia memutar laptopnya, memperlihatkan tiga orang yang disebutnya ada di tiga tempat berbeda di luar sekolah.

"Loh, ko kameranya bisa tangkep Chika sama Fiony?" tanya Indah.

"Aku bisa gabung sama Aliansi bukan tanpa alesan." jawab Gracia sombong. Indah mendengus, dia kadang tidak suka dengan kesombongan Gracia ini, tapi ya Gracia emang punya kecerdasan di atas rata-rata yang berguna untuk mereka di saat seperti ini.

"Dengan ngebiarin mereka jaga dari luar, itu berarti kemungkinan musuh juga incer tempat ini." Shani meraih ponselnya dan segera menelpon Gita.

"Git, kamu tau siapa pelakunya?" tanya Shani to the point.

"Orang ini adalah orang yang mau jatuhin semua immortal, ci. Dia ga akan suka kalo kita bersatu. Dia mau ancurin kita semua dan ambil alih kepemimpinan." jawab Gita.

"Kalian tolong koordinasi mereka untuk ga keluar sekolah selain waktu berburu. Untuk sementara, manusia yang ga aman cuman para Hunter, Kathrina sama ci Gre. Mohon bantuannya." lanjut Gita lalu mematikan sambungan telepon.

Ketiga gadis itu saling berpandangan, mereka mengerti. Orang yang dimaksud Gita ini memiliki misi untuk menyatukan semua makhluk immortal dalam satu kepemimpinan melalui perang. Itu berarti, yang orang ini incar adalah para penguasa dan keturunan mereka.

The PrincessWhere stories live. Discover now