Alliance

2.3K 185 6
                                    

Author POV

Kathrina merasa terasingkan ketika Indah, Ashel dan Marsha berbicara serius tanpa melibatkannya. Ia cemberut, menopang dagunya sambil melihat ke luar jendela.

"Ka Gita!" Kathrina memanggil Gita ketika gadis itu melihat Ice Princess melewati kelasnya.

"Kalian sibuk aja bertiga, aku mau sama ka Gita." ujar Kathrina lalu berlari ke luar kelas. Mengikuti langkah Gita tanpa persetujuan gadis itu.

"Ka Gita mau ke mana?" tanya Kathrina.

"Uks." jawab Gita singkat.

"Ka Gita sakit? Sakit apa? Ih tangan ka Gita dingin gini." cerocos Kathrina sambil menggenggam tangan Gita.

"Ade aku."

Gita membiarkan genggaman tangan Kathrina di tangannya tidak terlepas. Kathrina menjadi excited mendengar itu, penasaran siapa adik dari Gita.

Saat sampai di UKS, mereka dapat melihat Christy yang duduk di pinggir ranjang ditemani Chika. Wajah pucat gadis itu makin terlihat pucat sekarang.

Gita khawatir, bahan yang digunakan oleh para hunter kepemimpinan Shani adalah bahan dengan kualitas tinggi. Dengan kemampuan adiknya yang sekarang, Gita yakin akan membutuhkan waktu cukup lama agar Christy bisa pulih.

Gita menatap telapak tangan kirinya, ada bekas luka sayatan yang belum mengering. Ini adalah hasil serangan Eli yang diterimanya semalam. Jika Gita saja begitu kesakitan, apalagi adiknya.

Gita menghampiri Christy, mengusap kepala gadis yang berusaha terlihat kuat di hadapannya ini.

"Ka Gita, dia siapa?" tanya Christy.

"Hai aku Kathrina." dengan sok ramahnya Kathrina mengulurkan tangannya kepada Christy dan disambut uluran canggung dari Christy sambil memperkenalkan dirinya.

"Ih tangan loe dingin, loe sakit?" tanya Kathrina sedangkan Christy hanya mengangguk mengiyakan.

"Dia adik kelas, kelasnya samping kelas kamu." ujar Gita. Ia alihkan pandangannya kepada Chika. "Anter Christy pulang bareng Fiony. Bilang ka Feni sama Oniel buat temuin aku sepulang sekolah." lanjutnya.

"Tapi Prin, maksudnya Git, gapapa emang?" tanya Chika gugup ketika memanggil Gita dengan namanya langsung.

"Kalian bisa ke rumah. Aman." Chika mengangguk mengiyakan. Akhirnya ia gendong Christy menuju ke parkiran diikuti Gita dan Kathrina di belakangnya.

Di sana Fiony sudah menunggu di kursi kemudi. Ketika melihat kedatangan empat orang itu, Fiony langsung keluar dan membukakan pintu penumpang.

"Jaga diri kalian. Fiony, aku titip Christy." ujar Gita tenang. Ia hampiri Christy yang tengah menatapnya. Dengan sedikit membungkuk, ia kecup kening adiknya. "Jaga diri, ka Gita pulang malem hari ini. See you sweetheart."

Christy melambaikan tangannya sampai mobil yang dikendarai Fiony menjauh dari area sekolah. Gita dan Kathrina pun meninggalkan parkiran sekolah menuju ke bangunan kelas.

Gita melirik sekeliling, dia bisa merasakan banyaknya makhluk immortal asing yang ingin masuk ke sekolah ini. Sisa ceceran darah Christy tadi, sebenarnya lebih dari cukup untuk menarik mereka dan inilah yang terjadi.

Dirangkulnya tubuh Kathrina untuk lebih dekat, lingkaran tangannya terasa begitu posesif. Kathrina yang merasakan itupun terkejut. Jaraknya begitu dekat dengan Gita, membuat aliran darahnya berpusat ke wajahnya.

"Ka Gita, kenapa?" tanya Kathrina gugup.

"Jangan jauh-jauh dari aku." jawab Gita tanpa menoleh.

Mendapat jawaban ini, wajah Kathrina kembali memerah. Terlebih dirinya bisa mencium bau tubuh Gita yang begitu wangi.

The PrincessWhere stories live. Discover now