The Elementer Village

1.8K 163 31
                                    

Author POV

Di bagian belakang rumah milik Ve adalah sebuah perkebunan kecil milik tetangganya. Gita duduk diam di sana menatap bintang yang mulai menampakkan dirinya.

Di samping Gita, Ve ikut duduk dengan canggung. Ia kira Gita akan marah atas pernyataan dan pertanyaannya tadi, tapi kenyataannya gadis itu hanya diam dengan ekspresi dinginnya.

"Bagaimana ka Ve kenal ibuku?" tanya Gita.

Ve tersentak atas pernyataan Gita yang tiba-tiba. Ditatapnya Gita yang masih setia menatap langit. Ve terkekeh, seolah dirinya merasa de javu.

"Kami bersahabat." Ve menunggu respon Gita, tapi masih sama, Gita masih setia pada posisinya.

"Pertama kali kami bertemu, dia menolongku seperti yang kalian lakukan pada Jeje. Dia membantuku sampai ke rumah." jelasnya.

"Dia dingin dan tidak tersentuh, namun saat kami bertanya kenapa dia menolongku, jawabannya adalah karena ia ingin perdamaian antar ras. Sama sepertimu. Tapi puluhan tahun kemudian, dia mulai berubah, tujuannya berbalik, ia ingin jadi penguasa semua makhluk. Ia ingin membuat semua orang ada di bawah kakinya." lanjut Ve.

"Aku tidak sama dengannya." ujar Gita dingin. Ia tidak suka disamakan dengan kekejaman ibunya.

Ve terkekeh, sifat Naomi yang dulu bersahabat dengannya, benar-benar menurun pada putri sulungnya ini.

Ve beranjak dari duduknya, menatap Gita dengan lembut, "mendengar cerita mengenaimu dan aliansi yang kalian bentuk, kurasa dia tidak sesiap putrinya saat ini."

Ve memasuki rumahnya setelah menepuk pelan pundak Gita, meninggalkan Gita yang masih saja tidak bergerak dari posisinya.

"Ka Gita!" Gita menoleh mendapati Kathrina yang sudah berdiri di sampingnya bersama Jessi yang 'masih' menempel pada Kathrina.

Gita menghela nafas, sejak makan malam tadi, Jessi yang mengetahui kalau Kathrina adalah manusia biasa bukan elementer seperti orang di desanya menjadi antusias. Ya dan berakhir gadis itu terus menempel pada Kathrina.

"Ka, latian yuk!" ajak Kathrina.

Gita mengangguk lalu beranjak dari duduknya, melangkahkan kakinya ke dekat kebun yang lebih luas.

Bukannya menjauh, justru Jessi meminta untuk ikut berlatih bersama. Kathrina dan Jessi mengeluarkan pedang mereka, Gita sendiri mengambil twin dagger dari pinggangnya.

"Loh, ka Gita pake senjata juga?" tanya Kathrina kaget.

"Oniel melatihmu dengan tangan kosong?" Kathrina mengangguk. "Kali ini kamu akan melewati latihan yang lebih berat. Tidak perlu takut, percaya sama apa yang kamu pegang. Lagipula, pedang lebih panjang dari belati."

"Ka Gita bener. Ayo kita mulai." ujar Jessi memasang kuda-kudanya.

Kathrina mengikuti Jessi, ia ikut memasang kuda-kudanya. Ketiga gadis itu akhirnya saling menyerang menggunakan senjata masing-masing.

Sesekali mereka berhenti karena Gita akan mengoreksi dan memperbaiki gerakan Kathrina. Jessi, si elementer jahil malah beberapa kali mengeluarkan elemen tanahnya untuk melawan Gita.

Beruntung Gita memiliki ketangkasan yang baik, dia bisa melewati itu tanpa terluka. Ketiga gadis itu terus berlatih bersama hingga suara Jeje memanggil mereka, meminta mereka beristirahat.

"Kemampuan dan stamina kamu makin baik, Kath. Pertahankan." ujar Gita.

Kathrina mengangguk dengan semangat, ia gandeng tangan Jessi memasuki rumah untuk beristirahat. Sedangkan Gita tetap tinggal di luar sembari kembali duduk di tempatnya semula.

The PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang