3-KEJUARAAN TAEKWONDO

12 2 0
                                    

Selamat menikmati kisah para pemuda penghuni lantai 2 kos 20.
Semoga kalian bisa terhibur dan tidak merasa sendiri di dunia ini<3

Now playing :
Laskar Pelangi—Nidji

"Lawan lo yang mana nih, Han?" Tanya Sadam, kepalanya sibuk celingak celinguk dan tangan kirinya merangkul pundak Tihan.

"Yang tahun kemarin, bang. Dia masuk final juga," ucap Tihan.

Ke empat laki-laki di sampingnya kaget dengan penuturan Tihan. "Buset berarti dia masih ikut tahun ini. Udah dua kali lo ketemu di final tapi gak pernah menang. Kuat juga mentalnya," balas Eja.

"Mental pejuang itu namanya. Enggak kayak kelen yang mentalnya kayak kerupuk," sindir Agum.

"Bukan mental pejuang, bang. Tapi ego yang bikin dia se ambis itu," lirih Tihan menatap lawannya yang berada di ujung sana dan juga menatapnya dengan tajam.

Bukan hanya anak penghuni lantai 2 kos 20 yang hadir, ke tiga teman sekolah Tihan dan seorang gadis juga turut hadir menyemangati pertandingan Tihan.

"Han, yang semangat, ya!" Ucap gadis tersebut dengan senyuman manisnya.

"Iya, Nin. Terima kasih ya, udah mau datang," balas Tihan. Hanindira Shafa Adinda, yang kerap di panggil Hanin oleh Tihan. Sedangkan yang lainnya memanggil Hanin dengan panggilan Dinda.

Kalau kata Tihan, biar beda.

Para pendukung menuju tribun dan duduk menunggu pertandingan akan di mulai. Hari ini tepatnya pukul 5 sore, Tihan mengikuti kejuaraan taekwondo dan sudah memasuki partai final. Ia akan menghadapi satu orang dari perguruan lain dan sudah menjadi lawannya dua tahun terakhir.

Hampir seluruh tribun penonton terisi. Dikarenakan mereka begitu antusias untuk melihat apakah Tihan berhasil mempertahankan gelar juaranya selama dua tahun berturut-turut atau akan tergeser oleh rivalnya yang juga menjadi lawannya di partai final dua tahun ini.

"Kayaknya persiapan lawannya Tihan, udah matang banget," ujar Zai kepada kedua sahabatnya yang ada di sampingnya.

Alden mengangguk. "Gua setiap hari di kelas selalu dengerin ocehan dia, yang katanya bakalan kalahin Tihan tahun ini. Entah karena malu atau dia punya alasan lain, dia se ambis itu untuk menang."

"Semoga aja kemenangan masih berpihak sama Tihan," ujar Yudha.

"AMIINN!!" Serentak anak-anak kos 20 dan Hanin yang sedari tadi mendengar ucapan ketiga sahabat Tihan itu.

"Selama ini, Tihan udah latihan dengan keras. Dia banyak berkorban untuk pertandingan ini. Jadi kita harus optimis kalau dia bakalan bisa menangin pertandingan ini, tanpa ada luka serius nantinya. Dan kalau pun kalah, setidaknya dia udah punya pengalaman banyak," jelas Eja.

"Tumben otak kau encer," serang Agum.

"Apaan sih, bang. Lo kira otak gua es batu, encer," ucap Eja.

"Lebih ke air got, sih. Udah kotor, bau—"

Plak

Sadam mengusap punggungnya yang terasa panas akibat pukulan Eja. "Kayak cewek aja lo, main pukul-pukul," protes Sadam.

"Lo yang mulai ya, bangsat! Hati gua udah potek gara-gara omongan lo," ucap Eja dramatis.

"Lo berdua gak ada niat daftar juga, nih?" Tanya Dirga dengan wajah datarnya.

Sadam dan Eja langsung menghentikan perdebatan mereka, dan berakhir gelak tawa oleh yang lainnya. Beberapa sambutan dan bincang dari MC akhirnya pertandingan tersebut di mulai. Penghuni kos 20 mulai meneriakkan nama Tihan untuk menyemangati laki-laki tersebut. Tak lupa mereka membawa spanduk berukuran besar dan dibentangkan, yang bertuliskan

KOS 20Where stories live. Discover now