24-WHETHER WE TOGETHER IS WRONG?

14 1 0
                                    

Selamat menikmati kisah para pemuda penghuni lantai 2 kos 20 . Semoga kalian bisa terhibur dan tidak merasa sendiri di dunia ini<3

Now playing : 

Aku Milikmu-Dewa 19

Agum, Ken, Dirga dan Tihan sudah kembali ke Jakarta dua hari yang lalu. Mau bagaimana pun mereka harus tetap kembali untuk memenuhi tuntutan pendidikan. Agum masih banyak diam dan masih sering mengurung diri di kamar. Anak-anak lantai 2 memaklumi hal tersebut dengan memberikan ruang untuk Agum menenangkan diri. Bukan hal mudah menerima kematian seseorang yang kita anggap sebagai dunia.

Ken dan Dirga juga sudah kembali masuk kampus. Kost 20 kembali ramai dan mengusung tujuan untuk terus menghibur Agum saat laki-laki itu ikut bergabung. Begitu pun dengan Tihan, yang sudah kembali bersekolah. Ia tidak boleh main-main lagi. Masa putih abu-abunya sudah tersisa 5 bulan lagi.

"Andai saat makan malam waktu itu, kamu mengatakan bahwa sifat Daniel ternyata sangat buruk. Mungkin ayah gak akan se kecewa ini, Han," ucap Tito.

Tihan menoleh ke arah Tito, terkejut. Kedua laki-laki itu tengah berbicara di samping kolam renang. Tito sengaja memilih di sana agar ketiga putrinya dan Tiana, tidak mendengar obrolan mereka.

"Daniel baik—"

"Sejak kapan kamu pandai berbohong, Tihan?" Sanggah Tito. "Bahkan kamu membohongi saya, menyembunyikan semua keburukan sepupu kamu. Itu sama saja kamu membiarkan anak saya terjerumus ke dalam kesedihan."

"Maaf, yah..." Hanya itu yang Tihan dapat katakan. Sepertinya Tito tau sesuatu hal selama Tihan tidak berada di Jakarta.

Tito menghela nafas panjang. "Ayah tau semua perbuatan sepupu kamu. Ayah tidak sengaja melihat dia terlibat dalam tawuran saat ingin mengantar Alin ke kampus. Setelah itu ayah ke kantor, menghubungi rekan yang juga kepala kepolisian."

"Ternyata, banyak kasus yang sudah sepupu mu lakukan tapi tidak pernah di proses lebih lanjut. Kasus tawuran, penganiayaan, bully, bahkan yang paling parah penyalahgunaan narkotika," Tito dengan blak-blakkan membuka semua kejahatan Daniel.

"Kamu pasti tau itu 'kan?"

Tihan mengangguk. "Sayang sekali, hukum di negeri ini hanya mengadili orang-orang yang tidak punya koneksi, tidak punya uang, kekuasaan dan nama besar. Dan Daniel punya semua itu," ucap Tito.

Bara Airlangga. Si ketua dewan dan pebisnis termasuk menjalankan bisnis ayahnya, Airlangga. Kekuasaan berada di tangannya hingga dengan mudah ia menutupi setiap kasus yang menimpa putranya. Bukan tanpa alasan juga ia melakukan hal tersebut. Pamannya itu pasti tidak mau nama baiknya di cap buruk oleh public.

Segala cara pasti ia lakukan. Tihan tahu itu sudah dari lama. Daniel banyak melakukan pelanggaran hukum, namun tidak pernah ada sedikit pun kabarnya terkurung di jeruji besi atau kasusnya terangkat di media.

"Tihan, kamu pasti tau bagaimana ayah begitu menyayangi ketiga putri ayah. Melihat mereka sudah mempunyai laki-laki yang melindungi mereka dan bukan ayah orangnya, itu sudah membuat ayah sedih. Dan di saat ayah melihat mereka menangisi laki-laki yang bukan ayah laki-laki itu—" Tito tidak melanjutkan ucapannya.

Hatinya sangat sakit sekarang. Apalagi beberapa hari yang lalu, ia tidak sengaja memergoki Alin sedang bertengkar hebat dengan Daniel dan menangis semalaman itu membuat Tito marah sekaligus merasa gagal dalam menjaga anaknya.

Tito menepuk pundak Tihan. "Ayah minta maaf. Tidak seharusnya ayah menimpakan semuanya ke kamu."

Tihan menggeleng.

KOS 20Where stories live. Discover now