19-ANAK-ANAK LANTAI 2 LIBURAN

11 2 0
                                    

Selamat menikmati kisah para pemuda penghuni lantai 2 kos 20. Semoga kalian bisa terhibur dan tidak merasa sendiri di dunia ini<3

Now playing:
Semua Tentang Kita-Peterpan

Pukul setengah tujuh lantai 2 sudah bising dengan sepuluh pemuda yang sibuk dengan barang masing-masing. Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Mereka bangun lebih awal tepatnya karena bantuan Agum yang membangunkan mereka semua. Satu persatu barang mulai dimasukkan ke dalam bagasi mobil.

Kinan juga sudah hadir di kost tersebut. Gadis itu membawa sebuah tas ransel dan dijemput menggunakan motor oleh Sadam. Ia hanya menunggu di gazebo sampai para pemuda tersebut selesai dengan persiapannya.

Sekarang ke sepuluh pemuda tersebut serta Kinan ikut berkumpul untuk melakukan briefing terlebih dahulu. Mereka berdiri melingkar dan siap mendengarkan arahan.

"Oke jadi sekarang, gua bakalan bagi kelompok untuk perjalanan kali ini. Pertama, mobil Dirga bakalan diisi sama, Galang, Deden, Dirga dan gua juga. Biar Dirga yang nyetir," ujar Eros mulai membagi kelompok.

"Yeuh, elu lagi elu lagi. Bosen gua liat muka lo," maki Galang terhadap Deden.

"Lo pikir gua juga enggak muak liat muka lo, bang. Berasa mimpi buruk tiap hari," balas Galang tidak mau kalah, hingga kelakuan mereka mengundang tawa.

"Berhubung mobil Ken hanya muat beberapa orang maka yang isi mobil itu hanya Ken, Alif, Sadam," lanjut Eros.

Mobil BMW Seri 3 berwarna putih milik Ken terparkir rapi di samping mobil Tihan. Dari jauh saja mereka bisa melihat mobil tersebut begitu mewah dan tentu saja dengan harga yang membuat kantong mereka menangis. Namun mungkin bagi Ken, Dirga dan juga Tihan bukan lagi hal yang luar biasa. Sebab di kost an ini, mereka dijuluki sultan gabut yang memilih untuk kost. Padahal mereka bisa saja membeli sebuah apartement untuk tinggal dengan nyaman.

Sadam menghela nafas panjang. "Siap-siap aja, perjalanan bakalan lebih lambat. Tiap ada cewek cantik, nih buaya pasti bakalan singgah dulu buat minta nomor telepon," sindir Sadam yang ia tujukan kepada Ken.

"Itu namanya rezeki, bang. Gak boleh di tolak," ucap Ken membela diri.

"Idih, entar kalau beneran lu kayak gitu, gua buka aib lo, bang. Aib yang lo pernah ambil sempak gua di jemuran," sungut Alif.

Mata Ken melotot. "Weh, itu gak sengaja ke ambil, Lif. Lagian warna sama motifnya sama. Jadi siapa yang tau."

"Ya salah lu sendiri, bang. Udah gede, kuliah semester 2, tapi sempaknya masih motif Tayo. Malu bang, malu." Gelak tawa pecah begitu saja melihat perdebatan dua laki-laki tersebut.

Bisa-bisanya dikeadaan seperti ini mereka membicarakan tentang dalaman. Entahlah, pagi ini cukup mengocok perut Kinan. Sedikit hiburan baginya sebelum mengawali hari.

Eros meredakan ketawanya sambil memegang perutnya. "Tihan, bang Agum, Kinan, Eja, itu yang bakalan isi mobilnya Tihan dan biar bang Agum yang nyetir. Oh iya, Han, mobil lo kan lumayan gede nih, jadi mungkin barang-barang perlengkapan bakalan di simpan di mobil lo."

"Siap, abangku...." Ucap Tihan mengangkat kedua jempolnya.

"Jadi sebelum berangkat, ada baiknya kita berdoa terlebih dahulu agar setiap langkah kita bisa terjaga oleh Tuhan yang maha Esa. Mari menundukkan kepala sejenak, berdoa sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Berdoa dimulai," intruksi Eros.

Beberapa dari mereka langsung mengadahkan tangannya untuk berdoa, kecuali Eros, Agum, Ken dan juga Deden. Mereka berempat menyatukan kedua tangannya, menggenggamnya dengan erat dan berdoa dengan khusyuk.

KOS 20Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang