6-PAGI HARI AGUM TERGANGGU

10 2 0
                                    

Selamat menikmati kisah para pemuda penghuni lantai 2 kos 20. Semoga kalian bisa terhibur dan tidak merasa sendiri di dunia ini<3

Now Playing :
Sahabat Sejati-Sheila On 7

Agum terpaksa bangun di pagi hari karena teriakan serta gedoran pintu wc ulah Alif dan Tihan yang tidak santai. Pagi ini kedua remaja SMA itu dihadapkan dengan masalah air yang tidak mengalir di kamar mandi kamar mereka. Akhirnya kamar mandi luar yang berposisi dekat kamar Agum menjadi rebutan kedua bocah tersebut.

"Lo gak kuliah bang?" Tanya Tihan yang menunggu giliran untuk mandi.

"Aku libur. Bising kali kau pagi-pagi, ah. Ganggu orang tidur saja!" Sinis Agum lalu dibalas cengiran oleh Tihan.

Dirga, Deden serta Sadam keluar secara bersamaan dari kamar masing-masing. Nampaknya ketiga cowok tersebut ada jadwal kuliah pada pagi hari ini. Tampilan mereka sudah sangat rapi serempak mengenakan kemeja.

Sadam melirik ke arah kamar Eja yang sama sekali tidak ada tanda-tanda kehidupan. "Belum keluar juga, bang?" Tanya Sadam.

"Semalam dia keluar. Tapi cuman buat beli stok makanan dan keperluan untuk kamarnya," jawab Agum.

"Apa gak coba kita ketuk aja, bang? Ajak dia buat keluar," usul Dirga terlihat khawatir.

"Iya bang. Takutnya di dalam, dia lakuin hal yang aneh-aneh," sahut Deden.

Agum menggeleng. "Kita kasih dia waktu dulu untuk sendiri. Kelen berangkat lah cepat! Biar ini yang jadi urusan ku. Aku yakin pemikiran Eja tidak sependek itu."

Mendengar hal itu ketiga laki-laki tersebut mengangguk setuju. Mereka berpamitan lalu berangkat ke tujuan masing-masing. Begitu pun dengan Tihan yang sudah mendapat gilirannya untuk mandi. Terlihat Alif keluar dari kamar mandi bertelanjang dada dengan handuk yang menutupi bagian bawahnya. Agum tersenyum licik melihat bocah tersebut.

"Lif!" Panggil Agum. Laki-laki yang di panggil namanya itu langsung menoleh.

"Kenapa bang?"

"Kalau handuk mu ku tarik, kau marah tidak?"

"JANGAN BANG, AAAKKK!!!" Alif berlari sekuat tenaga sambil berteriak.

Laki-laki itu memasuki kamarnya dan menguncinya rapat-rapat. Sedangkan Agum menggaruk kepalanya bingung. Padahal ia belum bergerak sama sekali. Ah, memang ada-ada saja bocah kematian tersebut.

Agum yang masih belum beranjak dari tempatnya berdiri menoleh ke arah pintu kamar Eja. Sudah terhitung 3 hari laki-laki itu berdiam diri di kamar dan tidak ikut bergabung dengan yang lainnya. Biasanya laki-laki itu yang paling semangat untuk mengajak anak-anak kos untuk nongkrong di rooftop ataupun gazebo depan kos.

Agum menghela nafas panjang. Semoga saja Eja tidak melakukan hal-hal buruk di dalam sana.

****

"Sudah, Han. Sudah gua revisi dan disetujui sama bu Indah. Ini rundown sama nama-nama pembagian divisinya," ujar Alan—sekretaris 1 Osis yang duduk di samping kanan Tihan.

Tihan langsung berdiri dan menatap peserta rapat sore hari ini. "Lembar kertas penempatan divisi kalian akan dibagikan. Setelah mendapatkan nya cari nama kalian dan divisi mana kalian di tempatkan," perintah Tihan.

Vana—sekretaris 2 Osis, Jihan—bendahara 1 Osis dan juga Rio—bendahara 2 Osis, bergerak cepat membagikan kertas tersebut kepada peserta rapat yang tak lain adalah anggota Osis itu sendiri.

"Kalau ada yang merasa kurang cocok atau tidak setuju dengan divisinya, silahkan angkat tangan. Kemudian jelaskan alasan kalian," sambung Tihan.

Salah satu gadis tampak mengangkat tangannya. Vana segera memberikan mic untuk gadis tersebut agar suaranya terdengar dengan jelas. Tihan mengangguk tanda mempersilahkan gadis itu berbicara.

KOS 20Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang