41. Fakta Baru

1.6K 187 74
                                    

***

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Terhitung hari ini adalah hari keempat pasca konferensi pers di laksanakan. Itu artinya Narendra sudah tertidur di dalam koma nya selama lima hari. Tidak ada kemajuan signifikan yang berarti. Tapi kini Narendra sudah di pindahkan ke rumah sakit tempat ia bekerja atas kesepakatan antara Yasmine selaku istri dari Narendra, Pradana yang menjadi wali Narendra dan pihak kepolisian.

Sedangkan kondisi Aji sudah sangat membaik, sudah mulai berjalan dengan lancar walaupun masih terlihat pincang. Gips di tangan nya pun masih terpasang dengan rapi. Danindra bersama Zidan terus scara bergantian menjaga Aji dan Narendra. Bahkan atas kesadaran Zidan, pria itu mengajukan cuti kepada Isyana untuk tidak praktek sampai Narendra sadar. Tapi permintaan itu di tolak oleh Isyana sebagai pemimpin rumah sakit, Zidan tetap harus praktek tapi sebagai keringanan nya pria itu tidak terdaftar sebagai dokter yang ready tindak operasi.

Sekian hari merenungi kesalahan nya, bahkan selalu menangis hingga membuat Gia kewalahan di rumah. Dan itu berhasil membuat Fabian dan Ravi prihatin. Mereka menyangka kalau Zidan terpukul karena melihat ipar nya terluka. Tapi nyata nya lebih dari itu. Konfrontasi yang di lakukan Danindra begitu mengguncang Zidan pada sebuah lubang penyesalan. Sudah empat hari pula Danindra enggan berbicara dengan dirinya, karena Danindra selalu emosi dalam tahap yang meledak-ledak setiap pria itu bertemu dengan Zidan. "Sorry bang, jangan ajak gue ngomong dulu. Liat muka lo, gue selalu inget sama kata-kata lo yang nyalahin Bang Naren kemaren. Dan kalau inget itu bikin gue pengen ngehajar muka lo sekarang juga. Misal lo mau bahas tentang Bang Naren sama yang lain aja deh, karena kita gak bakal satu frekuensi. Gue yang kagum sama dia, dan lo sama temen-temen lo yang iri sama dia. Itu gak akan bisa jadi satu suara pada akhirnya." Ucap Danindra saat kedua nya tidak sengaja bertemu di kafetaria rumah sakit.

Benar kata Danindra...

Iri...

Zidan memang iri dengan semua privilage yang di dapatkan Narendra. Terlahir menjadi anak konglomerat, memiliki wajah yang tampan dan rupawan, dengan manner yang sangat santun, di dukung dengan otak yang cerdas. Hal-hal kesempurnaan itu memang menjadi momok menakutkan sekaligus sumber ketidakpercayaan seorang Zidan selama ia hidup.

Begitu juga pada adik nya sendiri. Yasmine. Zidan selalu iri pada adik nya. Selisih usia yang sangat dekat, membuat Zidan kecil tidak mendapatkan perhatian lebih dari kedua orang tua nya. Karena begitu Yasmine lahir, Bima dan Tania lebih memusatkan perhatian nya pada bayi mereka yang terlahir bblr (berat bayi lahir rendah). Dari sana lah Zidan kecil tumbuh dengan membenci adik nya sendiri. Tidak jarang Zidan melukai Yasmine yang sedang bermain seorang diri di kamar nya, bahkan ada beberapa bekas luka nya yang tidak bisa hilang hingga kini Yasmine sudah memiliki dua anak.

Maka tidak mengherankan ketika Yasmine kecil begitu mengidolakan Narendra, karena gadis manis itu selalu merasa aman di jaga oleh seorang kakak. Meskipun memiliki dua kakak, baik Adimas maupun Zidan tidak ada satu pun diantara mereka yang menyayangi Yasmine. Didikan keras Tania memang mempengaruhi psikis anak-anak mereka. Menurut Zidan dan Adimas dengan lahirnya Yasmine mereka jadi tidak lagi di sayang oleh kedua orang tua nya. Pernah satu kali di acara arisan para sahabat Tania, gadis manis itu di dorong ke tembok hingga benjol oleh Zidan, dan untung nya ada Narendra yang maju membela Yasmine. Bahkan dengan sabar menemani Yasmine sampai suasana hati gadis manis itu membaik.

Pengabdi Istri (The Series)Where stories live. Discover now