55. Ronda Core

919 163 46
                                    

***

***-🦁🦊🐻🐰🐬🐹-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***
-🦁🦊🐻🐰🐬🐹-

"Gak lucu rasanya di paksa Ronda karena biar di maafin istri." Keluh Narendra sambil nepok wajah ganteng nya yang lagi-lagi digigit nyamuk sambil bersandar di bale-bale yang menjadi basecamp para bapak-bapak muda berkumpul selain di rumahnya. Di sana selain Narendra ada juga Zidan, Danindra, Ravi, Gavin, bahkan Aji seorange duda baru rasa bujang pun turut ronda malam. Alasan nya karena gabut, padahal mah karena kesepian di rumah sendirian.

"Masih di punggungin Yasmine bang?" Tanya Danindra sembari memakan kacang kupas yang disediakan para istri untuk ronda bapak-bapak malam ini.

"Bukan main. Dia mogok ngomong sama gue coba. Mana gak mau tidur bareng, dia milih nemenin Gia di banding gue lakiknya. Dia gak peka kalau suami nya kangen."

"Mamam tuh. Gue udah mau empat puluh hari masih gak bisa sekamar sama Gia. Biasa aja tuh!"

"Kemarin yang mewek sambil mohon-mohon sama mama siapa?"

"Ck, acting doang itu Ren."

"Gue aduin mama tau rasa!"

"Ah bajingan law, cepu.." dengus Zidan pelan.

"Hadeuuhhhh sama. Rissa juga jutekin gue udah seminggu." Keluh Danindra. "Dia bahkan gak mau gue sentuh bang."

"Kenapa lagi? Pengantin baru ribut mulu dah."

Gavin mengangguk setuju pada ucapan Ravi barusan. "Tau ribut kenapa lagi sih?"

"Ya setelah dia tantrum dan mukulin Bang Naren waktu itu, pas sampe rumah Rissa langsung gue omelin habis-habisan. Eh bukan nya nyesel dia malah balik pundung.."

"Itu sih salah elo. Gue ribut sama Yasmine juga karena elo!"

"Kenapa jadi salah gue sih bang?" Danindra melotot menatap Narendra sebal.

"Ya kalau lo ga ngulah kayak kirim-kirim hadiah gitu dan berakhir bini lo curhat-curhat kan gak mungkin ngerembet jadi gibahin gue. Ujung-ujung nya kan kebongkar gue pernah di hajar mertua sama ipar gue. Salah mulu gue jadinya."

"Gue kok sangsi ya lo pernah di hajar Idan?" Tanya Gavin heran dan tidak percaya. "Idan kan tulang nya lunak kan hahaha."

"Bajingan gini-gini gue petarung ya! Cuma gue yang sekali cetak langsung dua gol.." Zidan mencak-mencak pada Gavin yang tertawa puas. "Tapi bang, si Naren mah asli nya emang serem, lawan preman nya si Sunan aja berani, dan gue yakin waktu itu ni orang cuma pasrah karena ngerasa bersalah aja sama adek gue, semacam ngehukum diri sendiri kali."

"Bahkan lo sayat-sayat telapak tangan lo karena ngerasa bersalah." Kali ini Ravi membuka rahasia-rahasia yang selama ini pria itu ketahui secara diam-diam. Dan hal itu membuat Zidan semakin di rundung rasa bersalahnya yang teramat dalam. "Sorry ya Ren.."

Pengabdi Istri (The Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang