56. Nama anak

1.1K 183 44
                                    

***

***

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

***

-🐻-

Zidan tersenyum menatap Gia yang tengah terlelap di ranjang kamar sementara mereka di rumah Narendra tepatnya di lantai satu. Sebenarnya Tania sudah mengakhiri masa hukuman nya dan memperbolehkan nya untuk memboyong Gia dan si kembar ke rumah besar mereka di sebrang. Tapi Zidan memilih untuk tetap stay disana saja. Karena kalau di rumah Narendra sudah pasti ada yang memantau Gia. Karena setiap hari akan ada Yuna menjaga cucu nya selama Yasmine mengajar dan juga para asisten rumah tangga di rumah itu yang siap membantu istrinya.

Lalu pertanyaan nya kemana Tania dan Calista? Selaku orang tua mereka.

Pertama, Tania belakangan ini tengah sibuk mempersiapkan produk baru di butiknya. Bahkan secara khusus Tania mempersiapkan produk khusus yang ia dedikasikan kepada para cucu nya, termasuk si kembar yang baru lahir. Tapi meski sibuk dari pagi hingga menjelang malam, ibunda dari Zidan itu masih tetap membantu menantunya untuk mengurus si kembar ketika mereka terbangun saat malam. Bahkan Tania lah yang membantu Gia mandi pagi dan sore. Perempuan parubaya itu juga yang menggantikan dan membersihkan bekas jahitan di perut Gia akibat luka caesar setelah melahirkan si kembar.

Sedangkan Calista tidak bisa membantu Gia karena Kavi ayahanda dari Gia tiba-tiba jatuh sakit yang mengaharuskan untuk Calista menjaga sang suami dengan extra.

"Gak pernah ada bayangan kalau aku punya anak sama kamu, beb. Sumpah gak pernah ada bayangan kalau suatu saat kamu balas perasaan aku." Zidan merapikan rambut istrinya yang menutupi wajah cantik Gia.

"Masih gak percaya kalau kamu mau jadi isteriku. Aku pikir dulu setelah kita keciduk kamu bakal berontak kayak biasanya, tapi kamu malah langsung setuju nikah sama aku. Makasih beb, makasih udah terima segala kekurangan aku."

Masih betah memandangi wajah cantik isterinya, Zidan mengecup dahi Gia dengan lembut. Dan hal itu berhasil membuat Gia terbangun dari tidurnya. "By..."

"Eh aku ganggu kamu bobo ya? Maaf ya, yuk bobo lagi.." Zidan menepuk kepala Gia lembut.

Sedangkan Gia tersenyum seraya menggelengkan kepalanya. "Aku kangen kamu by..." balas Gia manja.

"Sama... lama banget ya rasanya gak tidur bareng kamu. Maafin aku ya, gara-gara sikap ku kemarin malah buat kita kesusahan."

"Minta maaf mulu deh. Lebaran nya juga udah lewat." Kekeh Gia sembari mengusap pipi sang suami yang sedikit tirus. "Kamu jarang makan ya by? Kok pipi kamu makin kecil sih?"

"Lama gak cuddle sama kamu buat aku gak enak makan beb. Sumpah deh. Siang sih bisa nemenin kamu, tapi malam kan kamu tidur sama mama. Kangen istri dan anak-anak ku..."

"Sabar sayang... setelah acara empat puluh hari si kembar kita kan balik lagi ke sebrang." Gia mengecup pipi suaminya.

"Lagi beb."

Pengabdi Istri (The Series)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz