25. Bersamamu

60 7 30
                                    

❄️

❄️
H

olaaa cinta balik lagi nihh. Cerita Kali ini panjang banget karna  cinta nulis nya cukup rajin ya bund, sampe 8rbuan hehe. Semoga suka sama cerita nya yaaa recin....jangan lupa vote dan komen yaa sayangku😊

❄️

Pagi ini seperti biasa, Anya dan para sahabat nya berkumpul di dalam kelas XI IPA 3 sebelum bel masuk berbunyi.

Suasana kelas sangat ramai, mereka duduk berkelompok-kelompok dan bercerita ria bahkan ada yang bermain game online di bangku belakang dan ada juga yang tengah menulis, lebih tepatnya membuat pr di sekolah.

Tidak jauh berbeda dengan yang lain, di tempat mereka heboh dengan celotehan Anya di depan teman-temannya.

Dia bercerita dengan semangat 45 tentang kejadian semalam, mulai dari kejadian di malam proom night waktu itu hingga Angkasa yang datang ke rumah nya sampai ketika Angkasa mengungkapkan perasaan nya.

"Jadi itu alasan lo teriak kaya orang gila kemarin malam?" Jayden mengangkat sebelah alisnya.

Anya mengangguk. "Kedengeran ya sampe rumah lo?" Anya cengengesan.

"Jangankan rumah Jay, ke rumah gue pun kedengeran bjir, gue kira tu anak kerasukan eh ternyata ini penyebabnya" ketus Aiden.

Jevan dan Devano tertawa mendengar penjelasan Aiden. Mereka sudah tidak heran lagi dengan tingkah Anya, dia kalau teriak memang tidak tau tempat.

"Gak kaget lagi gue mah kalau itu Anya hahaha." Jevan tertawa renyah.

"Namanya gue juga seneng. Siapa yang ga seneng coba Angkasa bersikap manis gitu ke gue? Nyamuk aja keknya bakalan seneng juga."

"Jadi maksud lo nyamuk seneng kalau bisa nyium Angkasa gitu? beda konsep lah Nya! lo kan gak di cium Angkasa," Celetuk Aiden tiba-tiba.

Semua orang terdiam dan mengerjap cepat. Mereka kompak menatap Aiden yang bingung dengan reaksi mereka.

"Kalian kenapa natep gue kaya gitu?" Cicit Aiden.

"Gue saranin otak lo di cuci deh Ai," ujar Jevan.

"Pake apa?"

"Pake kasih sayang--YA PAKE MESIN CUCILAH GOBLOK!"

"LO YANG GOBLOK!! MANA BISA MESIN CUCI NYUCI OTAK! CUCI SENDIRI NOH OTAK LO DI SANA!" nafas Aiden tersengal-sengal setelah berteriak di depan wajah Jevan.

"Kalian yang goblok, teriak-teriak gak jelas," ketus Devano sambil melirik tajam kedua sahabatnya itu dan tangannya menutupi kedua telinga Salma.

Salma sendiri bingung dengan perlakuan Devano tapi dia memilih diam saja dan membiarkan pacarnya itu melakukan apa yang dia mau.

"Ya gue emosi sama tu anak, goblok bener!" Jevan dan Aiden saling melemparkan tatapan sinis.

"Tapi gak harus teriak, bisa kan?"

"Gak bisa gue," jawab Jevan ngasal.

"Suara lo mengganggu tau ga?!"

"Enggak tuh."

"JEVANN!" bentak Devano emosi.

"Nah loh lo teriak juga noh Van," celetuk Jevan santai.

Bukk

"Awwww," ringis Aiden, Jayden, Anya dan Salma serempak. Mereka menatap Jevan iba, dia terduduk di lantai sambil memegang pipinya dan menatap Devano kesal.

My Angkasaحيث تعيش القصص. اكتشف الآن