Bab 2

20.6K 1.8K 116
                                    

Sebelum memulai perjalanan baru kita, boleh minta ombaknya yang baanyaak gakkk 🌊🌊🌊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum memulai perjalanan baru kita, boleh minta ombaknya yang baanyaak gakkk 🌊🌊🌊

LESSSGOOOO

***

Arum memutuskan untuk menyetujui ajakan Pra dalam rangka mencari kado untuk ibunya. Mungkin ia juga akan sekalian beli baju buat ke pesta. Arum sudah pusing mendengar ibunya tanya mana bajunya.

Untuk kado, Arum memberi Ibu Pra syal rajut buatannya sendiri. Syal ini juga sekaligus menjadi limited merchandise untuk buku barunya nanti.

Arum sudah datang sejak pukul empat sore tadi, sedangkan mereka janjian pukul lima sore. Satu jam keluar masuk toko pakaian, namun gak ada satupun yang cocok dengan selaranya. AkuArum sendiri juga tak paham baju seperti apa yang cocok untuk acara itu. Ia menggeram kesal, kenapa sih harus datang di acara seperti ini.

"Kakaknya mau cari model yang seperti apa?" tanya seorang pramuniaga pada perempuan itu.

Arum meringis. "Aku tadi udah muter-muter mbak. Tapi jujur gak tahu model kayak apa."

"Pestanya untuk acara apa kak?"

"Ulang tahun sih, tapi ulang tahunnya ibu-ibu gitu. Jadi mungkin yang agak formal dan tertutup ya mbak."

"Acaranya dimana kak?"

"Rumah mbak."

Arum mengikuti langkah sang pramuniaga, kemudian berhenti di depan etalase besar yang menampilkan gaun berwarna krem yang super mewah. Ia sempat takjub menatap deretan baju yang super mewah. Ia berniat untuk pergi pesta, bukan mau nikahan.

Arum sempat hampir menginterupsi sang pramuniaga, namun ternyata dugaannya salah. Ia menunjukkan padanya dress ketat long sleeve selutut dengan rok penuh glitter berwarna pink peach. Hal yang membuatnya bergidik adalah belahan dadanya yang sangat rendah berbentuk v neck. Oh wow, itu.. bagus. Baju ini sangat bagus. Hanya saja tidak akan cocok dengannya.

Baju kedua yang pramuniaga tunjukkan adalah dress panjang dengan lengan spaghetti berwarna merah maroon. Oh ya, belahan kakinya juga tinggi sekali. Wow. Dress yang sangat cocok untuk menggoda seseorang bukan?

"Yang pink gak cocok sama dia. Dadanya rata, bakal keliatan kedodoran. Yang maroon, saya gak yakin dia kelihatan tinggi pakai baju ini. Pasti tetap tenggelam, apalagi betisnya gak begitu ramping."

Ucapan seseorang yang sangat kasar itu menggema dari balik punggung Arum. Tangannya terulur lewat samping badan Arum sambil menyentuh bahan baju yang ada di depannya. Entah ia muncul dari mana dan dari mana dia tahu posisi Arum sekarang?

Arum menatap matanya bengis. Sialan, batin Arum. Mulut Pradikta memang nyelekit dari dulu.. Seenaknya datang lalu mengatai badan Arum jelek kalau pakai baju mewah seperti ini.

(un) Match CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang