Bab 33

17.8K 1.7K 130
                                    

Halo! 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo! 

Yang rindu sama manis-manis sini merapat. Kita bantai dengan 2500 kata. 

Jangan lupa ombaknya dulu yang banyaakkk 🌊🌊🌊

Happy Reading!!

***

Pria itu tak datang meski sudah 3 hari Arum dirawat di rumah sakit. Tanpa sadar Arum selalu mendongakkan wajahnya setiap kali ada orang yang masuk ke kamarnya. Lalu ia akan langsung menghela nafas jika orang itu adalah perawat, dokter, atau orang lain–selain pra.

Astaga ada apa dengan dirinya sih? Tidak-tidak, Arum harus sadar sesadar-sadarnya. Berkat mimpi aneh itu Arum jadi semakin sering memikirkan Pra–mengharapkan dia datang juga.

Sial! Pikirannya mulai melantur. Setelah ini dia harus banyak meditasi.

"Ibu sama bapak kerja dulu ya? Kamu gak apa-apa to sendirian?"

Arum menggeleng dengan kedua tangannya memangku mangkuk penuh akan semangka potong. Bukan hanya itu, ada jajan ciki-ciki kesukaannya, ice cream, dan gorengan–hal yang sulit ia dapatkan sewaktu kecil. Ia akan menikmati hari-harinya menjadi raja di sini–setidaknya sampai kakinya bisa untuk berjalan.

Arum memencet tombol remot beberapa kali, mencari channel tv yang menurutnya menarik. Meskipun kerjanya lebih banyak di rumah, namun hampir seluruh waktu kerjanya ia habiskan di kamar. Tapi hampir 15 menit berlalu ia tak menemukan satu program tv pun yang menarik. Isinya kebanyakan gosip dan sinetron azab masa kecilnya yang ternyata masih tayang hingga sekarang.

"Yaudah deh gue nonton gosip aja. Itung-itung gue lagi riset kehidupan artis."

Arum bisa saja menghabiskan waktunya di depan laptop tapi ibunya melarang. Arum tak diperbolehkan menyentuh pacarnya itu barang sedikitpun! Setelah peristiwa kemarin, entah mengapa Diana lebih posesif. Ya, Arum tahu ia sebaiknya lebih banyak terbuka dengan keluarganya, tapi ini hanya masalah kaki yang bernanah. Arum masih bisa mengatasinya sendiri.

"Oh ini Vania yang diomongin Aruna dulu, yang selingkuh sama suaminya influencer itu?"

"Ini bukannya yang Aruna bilang dia selingkuh di aplikasi buat nge-game itu ya?"

"Buset ada selingkuh lagi? Ditinggal nikah juga? Nih orang-orang gampang banget selingkuh dah, gue dapat satu aja susah. Heran."

Setelah hampir satu jam di depan tv dan menyerap banyak ilmu tentang dunia selebriti, Arum merasa sangat bosan. Makanan di depannya sudah hampir habis–perutnya pun tak kuat untuk menampungnya lagi. Seketika Arum teringat ada buku-buku yang masih tersegel dan lupa dia baca.

"Apa gue ambil aja ya? Tapi gimana nih jahitan kaki gue masih belum kering," ucapnya bermonolog sambil memandang kakinya yang tertutup perban. "Ah bodo amatlah, nanti di angin-anginin juga kering." Lalu Arum dengan lihai memapah dirinya sendiri duduk di kursi roda. Mendorong roda yang berada di samping dengan tangannya.

(un) Match CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang