Bab 19

14K 1.5K 131
                                    

Hai!! Apa kabar?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai!! Apa kabar?

Boleh minta ombaknya yang banyaaak duluu? 🌊🌊🌊

Happy Reading. Siap-siap sesak nafas lagi yaaa

***

Arum menjauh sejenak, mendorong dada pria itu untuk mempertemukan pandangan mereka berdua. "Pra," bisiknya dengan bibir yang bengkak.

Pra tersenyum senang, mengetahui perbuatannya atas bibir wanita itu. "Hm?" balasnya sambil menyelipkan anak rambut Arum yang menutupi wajah cantik perempuan itu di balik telinga. Sentuhan dan suara berat Pra menggelitik perut Arum. Ia lagi-lagi tersipu.

"Gue... Eum... Apa ini benar?" tanya perempuan itu. Ia menikmati ciuman itu sampai lupa dengan hubungan tak pasti mereka. Bagaimana bisa mereka berciuman padahal mereka sudah bertekad untuk berpisah. Ah... Arum lupa, lagi pula ini hanya untuk riset pribadinya. Namun entah kenapa mengingat alasan itu Arum tak terima.

Pra mencium bibir wanita itu lagi sebelum menjawabnya dengan pertanyaan lain. "What's wrong with this? Lo merasa gak nyaman? Did I hurt you when I bit your lips?" tanya pria itu khawatir.

Pipi Arum terasa panas mendengar pertanyaan pria itu. "B..bukan," elaknya terdengar gugup dan salah tingkah.

Pra terkekeh. "Kenapa?"

Astaga suaranya. Bisa gak sekarang Arum pergi saja dari sini? "Lo... sama gue kan. Kita... eum... gimana ya bilangnya."

"What do you feel?" tanya pria itu.

"Apa?"

"This is your first kiss."

Arum mengangguk ragu. "Iya. Ini, ciuman pertama gue," cicitnya menundukkan pandangan dari tatapan Pra. Dia sepertinya setelah ini tak bisa menatap mata pria itu lama-lama. Tidak. Tidak baik untuk hatinya.

Pra merasa bangga mengetahui fakta itu. Padahal ia tak mau merasa hipokrit menjadi seseorang yang pertama mencium wanita itu. Namun ia tak bisa membohongi perasaannya.

Pra menjadi lelaki pertama yang mencium bibir Arum.

"So tell me. What do you feel?"

Apa Arum harus mengatakannya sekarang? Di sini? Di depan pria itu?

"Apa gue harus ngomong?" tanya Arum polos.

Pra tersenyum. "Hm. Please. Tell me."

Arum tak sedikit tak yakin, namun ia berusaha menggerakkan badannya mencari posisi yang nyaman sebelum bercerita. Pra mengikuti arah gerak wanita itu, memposisikan dirinya berada sedekat mungkin dengan Arum.

"Gue sebenarnya gak yakin, tapi... Apa gue melakukannya dengan benar?"

Pria itu terkekeh ringan. "Almost," balas Pra lembut. Meskipun sebenarnya banyak yang harus dikoreksi. Tapi tidak apa, mereka masih punya banyak waktu untuk memperbaiki.

(un) Match CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang