Bab 5

18.7K 1.7K 203
                                    

Hai!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai!

Apakah kangen nungguin Pra dan Arum?

Ombaknya dulu yang baanyaaakk 🌊🌊🌊

Makasih poll udah nungguin. So LESSSGOOOO!!!

***

Arum tidak punya pilihan lain selain memakai gaun yang Pra belikan untuknya. Bukan berarti dia menuruti apa kata lelaki itu, dia hanya tidak punya pilihan–dan ia tak mau ibunya memarahinya lagi.

Sungguh tidak nyaman, batinnya. Baju yang sehari-hari ia kenakan adalah kaos belel dengan celana tidur panjang. Ia tak merasa perlu mengenakan baju mewah. Untuk apa kalau pekerjaannya hanya duduk di depan laptop.

Kalaupun harus pergi mengenakan baju bagus, ia mungkin akan ke cafe atau kantor penerbitan untuk bertemu dengan editornya. Itupun hanya celana jeans dengan kaos atau kemeja. Intinya pesta ini sangat bukan milik Arum.

"You... look so stunning."

Pria yang sebelumnya berdiri sibuk mengutak-atik hpnya itu mendongak dan cukup terkejut dengan perubahan drastis Arum. Ia berkata setengah sadar. Sebagian dari dirinya menyadari bahwa apa yang ia katakan sebaiknya tak terucapkan, namun itu diluar kendalinya.

Hati Arum mencelos. Entah, mungkin saking ia tak pernah dipuji lelaki selain ayahnya sendiri. Buru-buru dia berdehem menghilangkan kegugupannya, sebelum semburat merah muda muncul di pipinya.

Tidak. Buat apa ia tersipu oleh mulut buaya lelaki ini?

"Halah. Dasar mulut buaya," cibirnya.

Pra terkekeh. "Yah. Gagal bikin lo tersipu."

Pra segera membuka pintu mobil untuk Arum yang langsung disambut dengan kerutan di dahi perempuan itu. "Tumben banget. Kesambet?"

Pra tersenyum tipis sambil menaikkan sebelah alisnya. "Your welcome."

Satu hal yang Arum tidak suka dari lelaki itu adalah perlakuan pria itu yang membingungkan baginya. Oke, anggap saja karena selama hampir dirinya hidup, Arum tidak pernah pacaran. Wajar jika dia mudah bingung dan tersipu.

Awal-awal Arum sangat mudah salah paham. Pria itu bilang ia tak tertarik dengan perjodohan ini, namun ia tak punya pilihan selain mengikutinya. Bukannya seharusnya dia menjauhi Arum? Mengabaikan Arum? Atau apapun lah yang memang seharusnya ia lakukan karena tak menginginkan perjodohan ini.

Tapi beberapa kali pria itu menggandeng tangan Arum dengan tanpa alasan. Membuat Arum bingung sekaligus tak memiliki banyak daya untuk menolaknya. Meski tak pernah pacaran, Arum hanya tak mau bersikap konservatif.

Pernah waktu itu Pra seolah menantangnya. "Kenapa? Lo takut suka sama gue?"

Hah. Menurutmu jika Arum bertemu dengan orang menyebalkan macam Pra dia akan tunduk begitu saja? Tentu saja tidak. Belum lagi saat Pra sering meledek nya tak memiliki pengalaman romantis karena tak pernah pacaran. Jadi, akan Arum buktikan kalau ia tak akan takluk dengan pria menyebalkan dan sok keren seperti Pra.

(un) Match CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang